CNBC Indonesia Economic Update
Mendag Lutfi Bicara Commodity Supercycles Hingga Tren Kripto

Jakarta, CNBC Indonesia - PandemiĀ Covid-19 telah berdampak kepada seluruh sektor perekonomian, termasuk sektor perdagangan. Kendati demikian, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, meyakini prospek perdagangan ke depan akan positif.
Dalam CNBC Indonesia Economic Update pada, Rabu (21/7/2021), dia juga bicara soal tren commodity supercycles yang diproyeksikan berlanjut 24-30 bulan ke depan. Lutfi pun menyebut peraturan terkait perdagangan mata uang kripto di Indonesia sedang dipersiapkan.
Berikut adalah petikan lengkap wawancara Lutfi:
Bisa diceritakan seperti apa potensi berlanjutnya surplus perdagangan di masa pandemi?
Saya kalau melihat dari pada item-item pertumbuhan ekspor, saya yakin bahwa, meskipun pandemi sepertinya belum berujung, tetapi saya yakin dengan prospek produk kita yang naik secara baik. Misalnya minyak nabati, batu bara dan barang industri dengan teknologi seperti besi dan produk baja, juga otomotif akan mengikuti surplus ini sampai di masa datang.
Dengan adanya fenomena commodity supercycles, apa yang dilakukan?
Jadi kita akan mengantisipasi commodity supercycles sekitar 24-30 bulan ke depan. Jadi kita juga ingin mempermudah, memperbaiki struktur ekspor kita, memastikan bahwa nilai tambah bisa kita kerjakan pada saat penting saat ini. Jadi kadang-kadang meskipun harga tinggi, kalau kita banyak stubling blocks dalam negeri itu juga tidak menguntungkan bagi Indonesia.
Oleh sebab itu, policy-policy ini sedang kita laksanakan untuk memastikan komoditas Indonesia, terutama ketika harga tinggi bisa diantisipasi dan memanfaatkan harga sangat baik. Seperti contoh misalkan untuk kepala sawit dalam enam bulan terakhir kenaikan 30%. Bahkan satu titik di bulan Mei lalu harga bisa US$ 1.200 per ton.
Oleh sebab itu, untuk valued added atau value chain untuk kelapa sawit pastikan memperbaiki struktur fiskalnya, memastikan bahwa produser Indonesia bisa mendapatkan harga yang terbaik dari harga luar biasa baik ini dan yang terbaik dalam masa 10 tahun terakhir.
Ada kalkulasi sendiri dari Kementerian Perdagangan commodity supercycles bisa berlanjut berapa lama kira-kira?
Perhitungan kita 24-30 bulan ke depan super cycles terus kita nikmati. Tetapi pada saat bersamaan ada komoditas yang impor, harganya sedang tinggi seperti kacang kedelai, gula, pada posisi sangat tinggi.
Tetapi memang saat ini Indonesia sangat diuntungkan oleh kondisi commodity supercycles tersebut. Tetapi pada saat bersamaan kita juga memperbaiki struktur industri kita, ekspor kita dari industri teknologi tinggi yang seperi kita lihat besi baja. Meskipun kita mengalami beberapa permasalahan ekspor karena ada threat major di beberapa negara, tetapi pertumbuhan Januari sampai Juni 2021 pertumbuhan lebih 92%. Ini juga jadi rujukan Indonesia sedang berevolusi, bukan hanya menjual barang mentah dan barang setengah jadi, tetapi juga barang industri.
Jadi ini merupakan kombinasi luar biasa dan ini akan diikuti dengan investasi di struktur hulu pertambangan, akan mengakibatkan menjadikan super power untuk barang hilir berbasiskan komoditi pertambangan.
Posisi barang ekspor Indonesia dengan negara Asia lainnya seperti apa?
Kalau dibandingkan seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia, kita masih menjual barang yang dianggap barang setengah jadi dan barang mentah. Tetapi dalam lima tahun ke depan, saya berkeyakinan bahwa industri, kalau kita lihat lima tahun lalu menjadi produsen besi dan besi baja ini tidak pernah terdengar. Tetapi karena struktur kita bidang pertambangan baik sekali menyebabkan Indonesia sangat kompetitif. Bisa dibayangkan pertumbuhan 92%.
Kita juga bisa lihat dari sektor otomotif. Sektor otomotif kita tumbuh luar biasa setidaknya 34% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tahun lalu terjadi kontraksi sektor otomotif kita, tetapi pertumbuhan di dalam negeri baik menyebabkan industri berjalan dengan baik.
Kemudian bisa lihat juga sektor lain yang antisipasi akan baik. Contohnya ada produksi metal alumunium, nikel diciptakan baterai, lithium dan juga electric vehicle, yang mungkin lima tahun ke depan akan masuk ke dalam pilar struktur ekspor. Menjadikan Indonesia sebagai penjual industri dengan teknologi tinggi, ini akan antisipasi terus dan kita akan melihat terjadi transisi barang mentah barang setengah jadi menjadi barang industri dan industri berteknologi tinggi.
Barang produk andalan ekspor Indonesia sering terbentur atau sengaja dibenturkan dengan masalah lingkungan. Misalnya CPO. Tanggapan Anda?Jadi memang masalah CPO ini adalah masalah yang sensitif, tetapi pada ujungnya adalah national interest atau kepentingan nasional untuk menjaga struktur dari perdagangan negara-negara tujuan ekspor, terutama tujuan ekspor kita. Jadi kalau di negara Eropa, dianggapnya kita ini tidak ramah lingkungan industri CPO kita.
Kalau kita lihat, sekarang bandingkan apple to apple dengan apa yang diproduksi oleh Eropa, saingan dari kelapa sawit misalnya minyak kacang kedelai, sebenarnya Indonesia terlihat kita sebenarnya sama atau lebih baik atau environmental friendly. Karena memang produktivitas daripada kelapa sawit sangat baik.
Kalau saya menganalogikan seperti bermain bola, kita ini 11 kali dari rapeseed yang dihasilkan Eropa, setidaknya 3-4 sampai 7 kali minyak kedelai. Tetapi, oleh sebab itu, banyak sekali negara yang merasa terancam produktivitas dengan harga baik dari pada hasil Indonesia. Oleh sebab itu mengadakan macam-macam menjatuhkan produk kita.
Kita sedang lawan satu persatu, kita luruskan. Bahkan dengan negara Eropa sedang berarbitrase, suatu tata cara penyelesaian yang bermartabat. Akan kita hadapi sebagai negara hukum untuk memastikan Indonesia bisa bersaing seimbang dan sejajar untuk menciptakan perdagangan yang bermanfaat bagi negara pengekspor Indonesia dan negara tujuan impor dengan contohnya Uni Eropa. Memastikan konsumen di Eropa bisa menikmati minyak yang bersih, sustainable, ramah lingkungan sesuai dengan standar yang kita camkan antara kedua belah pihak.
Anda baru saja melakukan kunjungan ke Amerika Serikat, oleh-oleh bagi Indonesia apa saja?
Ada beberapa hal yang sebenarnya kita bicarakan dengan Amerika Serikat. Pertama, permasalahan Covid-19 sendiri. Karena tanpa ada penyelesaian mata rantai Covid-19 tersebut maka pertumbuhan ekonomi sulit. Ada beberapa yang kita bicara di sana, adalah yang pertama penanganan Covid-19 dengan vaksin dan obat.
Bagaimana negara mengenyampingkan intelectual property right, terutama permasalahan atau pemotongan penularan rantai Covid-19. Bagaimana negara-negara bisa dapat menciptakan obat tersebut tanpa mendapatkan aprroval principal atas nama human lives. Sedang kita bicarakan, salah satu yang dibicarakan penyelesaian di sana.
Kita juga bisa melihat pandemi di masa datang berakhir. Ini yang sedang dibicarakan dengan AS. Seperti kita ketahui AS merupakan negara adidaya dan dapat menyelesaikan masalah dunia terutama memotong mata rantai Covid-19.
Kedua adalah pembicara trade and investment facilitation atau TIFA, yang sudah dua tahun tidak kita kerjakan. Seperti kita ketahui, AS mitra perdagangan penting Indonesia nomor dua setelah China. Tetapi negara penghasil surplus bagi Indonesia tahun 2020 sudah US$10 miliar atau surplus terbesar. Januari-Juni 2021 surplus dengan AS mencapai 65% dibandingkan seluruh tahun 2020. Artinya artinya Juli-Desember nilai tetap sama kita akan melewati US$13 miliar atau pertumbuhan lebib dari 30%.
AS sangat penting dan saya memastikan ekspor barang Indonesia ke AS bisa terjaga dengan baik. Dalam hal itu juga kita berjanji dengan AS, memastikan barang AS di Indonesia bisa bersaing dengan baik. For us to sell more, membuka market kita supaya AS bisa memasarkan barangnya di market yang menjanjikan ini.
Progres diskusi kesepakatan perdagangan Indonesia dengan negara lain?
Menunjukkan evolusi Indonesia ke depan. Kali pertama saya di Kementerian Perdagangan di tahun 2014, Indonesia hanya punya dua kesepakatan dagang. Yang pertama dengan Jepang dan dengan Pakistan. Hari ini sudah menandatangani lebih dari 23 kesepakatan dagang untuk memastikan barang industri dan industri teknologi tinggi ini bisa kita jual dan berkompetisi di berbagai macam negara.
Sebagai contoh, kita mengekspor US$ 8,2 miliar produk emas dan perhiasan kita ekspor tahun 2020. Sebanyak 37% pergi ke Singapura hampir 40%. Ternyata Singapura mempunyai perjanjian perdagangan dengan Uni Emirat Arab, bisa menjual 5% lebih murah Indonesia menjual langsung.
Kita sedang bernegosiasi dengan Uni Emirat Arab, berjanji bulan Agustus. Memastikan supaya produk emas dan perhiasan emas tidak melalui negara transit seperti Singapura tapi kita jual dengan harga lebih baik. Memastikan pedagang atau perusahaan Indonesia bisa memanfaatkan perjanjian perdagangan. Jadi akan ada terobosan yang kita ikuti di mancanegara memastikan produk di Indonesia mendapatkan harga terbaik tanpa melewati negara transit Singapura dan Hongkong.
Sejauh mana efek RCEP bagi kinerja perdagangan?
RCEP kita tanda tangani tahun lalu dan sekarang proses ratifikasi, Indonesia sendiri sudah memasukan ke DPR. Dari parlemen akan diselesaikan, kita berjanji menyelesaikan Oktober. Sudah enam negara deposit dokumen perjanjian tersebut di Sekretariat Asean.
Ini menunjukkan RCEP, perjanjian perdagangan terbesar di dunia saat ini yang paling agresif lebih dari 94% sudah menuju 0. Paling penting memastikan perdagangan negara ASEAN yang 10 dan mitra dagang di RCEP tambah lima-enam menjadikan negara yang dinamis untuk perdagangan, memastikan trade facilitaion antara negara ini lebih kencang lagi. Mudah-mudahan mendapatkan keuntungan berganda dari perdagangan terutama trade facilitation dari yang didapatkan RCEP.
Terkait regulasi aset kripto, apa yang bisa disampaikan?
Saya sedang merampungkan. Pertama memastikan aset kripto suatu bagian dari komoditas dan kita sedang selesaikan bursanya. Penyelesaian bursanya dan beberapa peraturan pendukung memastikan aset kripto komoditas baik, aman, menjanjikan bagian dari investasi negara di masa depan.
Kalau kita lihat pertumbuhan berkali lipat. Oleh sebab itu diatur secara baik. Mudah-mudahan kita keluarkan bursa, seluruh aturan sebelum kalender 2021 ini berakhir.
Visi dan target Kementerian Perdagangan paling tidak lima tahun dari sekarang?
Secara kuantitas pertumbuhan akan baik, seperti tahun ini dengan adanya commodity supercycles menembus level tertinggi baik tahun 2021 surplus dan jumlah ekspor. Kita juga melihat 2021 impor berkualitas, artinya struktur dari industrialisasi Indonesia berjalan dengan baik.
Tetapi yang paling penting lima tahun ke depan evolusi indonesia menjual barang mentah, barang setengah jadi menjadi barang industri dan industri berteknologi tinggi. Lima tahun ini akan ada pertumbuhan drastis. Kita akan melihat industri besi yang menjadi pioneer daripada pertumbuhan tersebut, diikuti otomotif dan metal lain terutama barang sustainable tinggi dan merupakan ramah lingkungan.
Indonesia akan jadi power house untuk industri tersebut dan perdagangan Indonesia jadi lebih bermakna kepada dunia. Bukan hanya penting untuk dunia dengan harga terbaik, tetapi barang-barang berteknologi tinggi dan ramah lingkungan.
Untuk itu saya bersiap melakukan perjanjian perdagangan memastikan barang Indonesia menembus mancanegara dengan baik berkompetisi sehat menciptakan perdagangan yang adil dan bermanfaat.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq)