
Solusi Ampuh Bagi Masalah Klasik UMKM Baru

Jakarta, CNBC Indonesia- Pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi sebagian besar pengusaha, khususnya UMKM. Sejak Maret, banyak bisnis-bisnis kecil hingga besar kesulitan dan tidak sedikit yang harus gulung tikar karena berbagai pembatasan yang ada.
Meski demikian ada juga yang melihat peluang di tengah pandemi ini, dan berinovasi memulai usahanya dengan beradaptasi dengan situasi. Memulai bisnis di masa pandemi bukanlah hal yang mudah, tentunya banyak sekali tantangan yang dihadapi.
Digital Banking Business Product Head Bank BTPN, Waasi B. Sumintardja mengatakan setidaknya ada dua persoalan yang kerap dialami oleh pengusaha kecil yang baru memulai bisnis, pertama soal keuangan, kedua soal operasional.
"Kalau dari sisi keuangan yang kita lihat, paling menentukan adalah bagaimana mereka mulai memisahkan uang pribadi dan uang usaha, dan keduanya tidak tercampur, mereka akan mulai bisa melihat progres perkembangan bisnis," kata Digital Banking Business Product Head Bank BTPN, Waasi B. Sumintardja kepada CNBC Indonesia, Jumat (9/10/2020).
Berikut wawancara lengkap dengan CNBC Indonesia.
Mengapa memutuskan membuat fitur Jenius Bisnis dan Bisniskit?
Jenius Bisnis ini sebenarnya sudah ada sejak Maret 2020, dan dites hingga September 2020, karena adanya pandemi Covid-19 kami tertunda peluncurannya. Latar belakangnya, karena berdasarkan masukan dari pengguna dan non pengguna dari kegiatan co-creation, yang dalam satu bulannya diadakan 2-3 kali pertemuan tatap muka . Survei dilakukan sebagai bagian dari kegiatan Co-creation. Awalnya masukannya adalah mereka meminta bantuan mereka yang baru memulai usaha. Kemudian melakukan kegiatan riset lebih dalam, tantangannya apa, kesulitannya apa, dan kami keliling ke berbagai kota dan ketemu dengan berbagai skala pengusaha. Kami mengatakan bisa membantu pengusaha individual yang baru mau memulai usahanya.
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk membuat akun jenius bisnis?
Ketika klik akun bisnis digeser, halaman pertama seperti informasi, akun bisnis itu apa. Geser 3 kali, in total 3 menit. Ketika sudah lanjutkan, bisa membuat cashtag sendiri (berbeda).
Hitungan menit kita sudah bisa punya akun keuangan untuk bisnis. Sementara untuk Bisniskit, ada registrasi sendiri. Nggak ada syarat apapun. Ini khusus untuk mereka yang mulai. Bahkan untuk yang baru kepikiran mau usaha.
Apa bedanya Jenius Bisnis dan Bisniskit?
Kedua aplikasi ini saling melengkapi. Dari hasil Co-creation ada dua masalah utama seorang pengusaha baru, pertama masalah keuangan dan kedua adalah masalah operasional bisnis sehari-hari. Masalah keuangan yang kami temukan, misalnya, bagaimana memisahkan uang pribadi dan usaha. Bagaimana kedua uang itu tidak bercampur, sehingga mereka bisa melihat perkembangan bisnisnya, cashflownya seperti apa dan seterusnya.
Masalah kedua, bagaimana menjalankan aktivitas usaha sehari-hari, di luar mencari pelanggan. Pasti itu sangat diperlukan, selain itu ada operasional bisnis sehari-hari, misalnya disiplin dan konsistensi mencatat transaksi penjualan dan pengeluaran. Banyak pengusaha yang baru mulai mengabaikan betapa pentingnya transaksi dan mereka menganggap itu repot, dan lebih penting mencari pelanggan. Ada juga yang mencatat namun tidak konsisten, ada yang di selembar kertas ada yang memanfaatkan teknologi seperti excel.
Problemnya belum selesai, mereka harus melakukan rekonsiliasi expense-nya berapa dan menghitung, dan mereka menganggap effort atau membutuhkan tenaga terlalu besar, dan mereka cenderung mengabaikan.
Pencatatan inventory diperlukan untuk mengetahui apakah barang saya laku, apakah punya stok. Atau stok itu sudah diam di toko apa gudang tidak laku-laku, dan apakah seharusnya jangan beli lagi stok yang ini karena tidak laku. Berangkat dari dua masalahitu.
Core kami adalah life finance makanya kami membantu masalah keuangannya, kami harus bantu memisahkan keuangan pribadi dan usaha. Kami juga harus memberikan informasi yang cukup terhadap rekening usaha tersebut.
Kalau hanya membantu dari sisi keuangan, rasanya hanya sebagian yang dibantu. Padahal dari sisi operasional juga perlu, makanya kami membuat Bisniskit, sederhana tetapi cukup mumpuni untuk pengusaha individual yang memulai usahanya.
Bisniskit dapat mencatat inventory penjualan kami lengkapi dengan fitur dan nota, sales receipt, sehingga ketika mereka berjualan mereka bisa pakai mesin kasir sederhana dalam apps dan mencetak nota transaksi dari sana.
Jadi kredibilitas usaha yang baik sudah terbentuk, dengan adanya nota kami juga melengkapi dari pencatatan konsumen, mana yang sering order, nomor telepon atau emailnya. Barangkali ke depannya kalau mau melakukan promo ke konsumen tersebut mereka bisa melihat perilaku pembelian dari setiap pembelinya
Kami juga melengkapi dengan pembayaran non tunai dari Jenius Bisnis. Kalau misalnya dia jualan dan saya membeli sesuatu dari sana langsung bisa dicek.
Kami membuat ini berkesinambungan, dia bisa rekonsiliasi catatan penjualan dan yang ada di Bisniskit, karena nanti dikasih tahu yang kirim uang adalah orang tertentu. Inimembantu sekali pada usaha individu, mereka tidak perlu mengeluarkan extra time untuk administrasi usaha.
Kami kerjasama dengan mitra supaya dengan Bisniskit ini mereka bisa menerima pembayaran non tunai dengan kartu kredit dan debit. Selain itu kami juga memberikan kebebasan untuk user, apakah mereka memerlukan akun Jenius Bisnis atau Bisniskit. Yang namanya usaha mikro atau kecil tidak sesederhana itu, jenis usaha menentukan kebutuhan mereka, supaya bisa memilih makanya ada keduanya. Ini selaras dengan riset kami, jadi yang namanya tantangan keuangan harus diselesaikan lebih dahulu.
Berapa pengguna Jenius Bisnis dan Bisniskit sampai saat ini?
Responnya sangat positif, dan memang didesain buat yang mulai usaha. Sampai saat ini penggunanya sudah 90.000. Sampai akhir tahun belum ada target. Kebiasaan kami kalau bikin fitur, evaluasi dulu dalam konsep teknologi digital, kita menganut prinsip minimum viable product. Yang kami buat belum sempurna, menuju sempurnanya mungkin akan banyak retouch berdasarkan masukan para pengguna dan penggunaannya. Kami akan melihat 6-12 bulan. Jadi jujur susah untuk menargetkan, karena secara formal launching-nya September. Tapi kalau pendapat pribadi saya 2x lipat tahun depan sudah bagus.
Sementara untuk Bisniskit sekarang masih 20% dari pengguna Jenius Bisnis.
Sektor UMKM apa yang banyak menggunakan Jenius Bisnis atau Bisniskit?
Kalau data sementara memang lebih banyak yang digunakan bisnis online perdagangan. Kalau dilihat mungkin seperti perdagangan makanan rumahan dan beberapa pakaian atau apparel atau barang-barang hobi. Yang bisnis oflline beberapa yang lebih banyak seperti kafe atau rumah.
Setelah Jenius Bisnis dan Bisniskit, apalagi yang akan dilakukan Jenius untuk mendukung UMKM?
Belum semua tantangan co-creation terjawab oleh Jenius Bisnis, dan kami juga bertahap ke arah sana mencari tahu apa sih fitur-fitur yang paling urgent supaya bermanfaat buat mereka. Misalkan kemampuan menerima wallet, itu juga menjadi salah satu tantangan yang dibantu oleh kami, berikutnya kalau mereka berbisnis online bagaimana menggunakan jasa logistik seperti e-commerce dari perspektif pembeli kan sudah terintegrasi. Mereka memiliki pilihan, coba bayangkan kalau berjualan lewat sosial media kita harus promosi panjang lebar. Kalau kami bisa tambahan solusi pasti akan sangat membantu dan macam-macam sekali tantangan yang belum diselesaikan
Tips atau saran, bagaimana menggunakan fitur ini akan mudah, fleksibel dan efisien bagi bisnis UMKM?
Dari hasil co-kreasi kami bersama ada pengusaha, ada yang sudah besar, ada yang berhasil, ada yang sedang susah-susahnya, dan ada yang baru tutup usahanya.
Kami melihat yang pertama pola pikir sebagai pengusaha penting, terlepas dari pandemi atau tidak. Saya analogikan dengan pola pikir karyawan, 'Karena kita pendapatan secara rutin cenderung merasa aman, sehingga banyak juga yang terjebak pola pikir menghabiskan gaji karena ada rasa aman'. Kalau sebagai pengusaha tidak bisa begitu. Karena di era pandemi ini banyak yang mencari usaha sampingan, pola pikirnya tidak boleh digabung, kalau engga dia nanti terjebak dalam pola pikir karyawan. Mereka harus bisa mengendalikan pendapatan untuk investasi di masa depan dan mengelola keuangannya.
Tapi pengusaha juga tidak boleh pelit, harus tahu kapan harus mengeluarkan uang, perlu memiliki kegigihan dan kesabaran.
Punya usaha sama seperti meniti karir, dari bawah sampai akhirnya di puncak manajemen, bisnis juga begitu. Banyak usaha yang di masa pandemi ini tidak semua turun pendapatannya, ada yang tetap naik, ada yang memulai usaha dan memiliki kebutuhan yang tepat saat pandemi. Dalam memilih produk harus disesuaikan keahlian dan minat kita, jangan sekadar coba-coba.
Kalau mau jualan makanan harus dipastikan kita pandai memasak makanan itu.Misalnya salah seorang rekan mau mencari usahanya, keahlian di bidang usaha media adalah apa, menulis, fotografi sehingga bisa membuat usaha jasa menulis untuk usaha kecil membuat foto untuk para pengusaha. Kalau membuat jasa atau produk disesuaikan dengan keahlian dan minat.
Modal penting tapi tidak semua usaha membutuhkan usaha yang besar, ada yang dengan modal sekian ratus ribu bisa membuat minuman sehat dan bertahap menambah kapasitas produksinya. Berikutnya cari pelanggan, ini susah-sudah gampang di era pandemi mulai shifting ke online dan offline tidak bisa mengandalkan lokasi toko, tapi kita lebih proaktif mencari pelanggan bisa mulai dari keluarga teman atau daftar kontak di buku telepon dan memanfaatkan juga social media untuk e-commerce untuk mencari pelanggan.
Kemudian bekerja cerdas supaya bisa melakukan pengelolaan keuangan dan usaha yang baik, pisahkan rekening pribadi dan usaha, alokasi dana harus tepat. Kami lihat ada juga yang sudah dapat pelanggan bisnis tidak tumbuh uangnya hilang. Jadi alokasi dana harus sangat tepat. Ada pola yg harus diikuti, misalnya kalau dapat penjualan Rp 100.000/hari harus alokasikan kembali untuk modal dan biaya operasional, kedua untuk utang. Seringkali modal yang digunakan berasal dari pinjaman, atau barangkali tabungan kita bisa menganggap tabungan yg dibongkar adalah utang. Kemudian alokasikan cadangan kelanggengan, tergantung jenis usaha yang dilakukan. Misalnya kopi secara online modal dasar membeli mesin kopi.
Lalu gaji kita sendiri dengan akun usaha, kita putuskan berapa. Kalau engga modal kegerus dan keambil, bagaimana bisa tahu kalau ga menggaji diri sendiri?
Selalu gaji diri anda dari awal karena bukan masalah nilainya, tapi bagaimana melatih membentuk pola pikir jangan tercampur dengan uang pribadi.
Setelah 4 pos alokasi kalau ada uang lebih boleh dijadikan penambahan modal. Kalau sudah terima gaji sekian, konsisten evaluasilah. Tidak disarankan menaikan gaji dengan cepat untuk diri kita, tapi sebaiknya buat modal. Ini dilakukan dengan disiplin dan harus berulang kali, semua tadi harus dicatat, sehingga kita tahu kapan mengeluarkan uang, untuk apa dan harus hemat.
Adakah inovasi yang akan dihadirkan Jenius Bisnis berdasarkan masukan pengguna?
Khusus untuk pengusaha online mereka kan sudah bisa menerima pembayaran kartu banyak bertanya belinya pakai kartu gimana. Jika saya jualan barang hobi dan pembelinya mau pake kartu kredit bagaimana. Kami pikir, iya juga ya, kami harus melengkapi supaya secara online pembayaran via kartu kredit.
Akun bisnisnya hanya memisahkan uang pribadi dan usaha. Fiturnya minimum variabel product, mulai melakukan transaksi, menerima uang dan memberikan nomor rekening terpisah, cashtagnya berbeda, kemampuan mengirimkan uang, informasi transaksi in and out kita kalau diperlukan usaha ini bisa lakukan rekonsiliasi yang belum kita luncurkan.
Tetap ada award untuk akun Jenius Bisnis yang menjadi gabungan dengan akun Jenius pribadi, tapi kita melihat balik lagi sebenarnya dengan adanya akun Jenius Bisnis bagi mereka yang belum mendapatkan award Jenius balance mereka lebih tinggi di jenius.
Boleh dijelaskan tentang Bisniskit lebih cocok digunakan untuk jenis usaha apa?
Banyak bilang Bisnis Kit ini cocok untuk mereka yang banyak membuat usaha konten atau jasa. Tetapi ada juga segmen yang cocok Bisniskit mereka perlu memisahkan uang usaha dan pribadi. Ketika ada masalah keuangan dan masalah operasional usaha, sebagai digital bank kita fokus masalah mengatasi masalah keuangan.
Segmen mikro sangat esensial, mereka jumlahnya ada 60 juta dan sedang mengalami kesulitan untuk berkembang, makanya kami mau membantu mereka.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
