Buka-bukaan Grup Sinarmas Saat Dihantam Covid-19

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
11 June 2020 10:59
Managing Director Sinarmas Grup, Gandi Sulistiyanto.Doc Youtube Sinarmas
Foto: Managing Director Sinarmas Grup, Gandi Sulistiyanto.Doc Youtube Sinarmas

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah DKI Jakarta akan mulai membolehkan kembali aktivitas di pusat perbelanjaan beroperasi mulai 15 Juni 2020 seiring dengan berlakunya tatanan kenormalan baru.

Terkait dengan ini, Managing Director Sinarmas Grup, Gandi Sulistiyanto menuturkan, perseroan saat ini membawahi 12 ITC dan di seluruh Indonesia dan sejumlah mal lifestyle akan bersiap menghadapi tatanan kenormalan baru dengan mulai dilonggarkannya PSBB (pembatasan sosial berskala besar) mulai 15 Juni.

Namun, protokol kesehatan tetap harus dilakukan baik manajemen gedung, penyewa hingga pengunjung mal.

"Persiapan kami menjelang dibukanya kembali PSBB, ada beberapa tahap, pertama tentu saja dari management gedung, kita akan melakukan pencegahan semaksimal mungkin penyebaran Covid-19 dengan cara tidak boleh ada kerumunan dan kepadatan pengunjung," tutur Gandi, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Rabu (10/6/2020).

Ada sejumlah tantangan yang dihadapi Grup Sinarmas dalam menghadapi tatanan kenormalan baru, di antaranya tertekannya arus kas yang terjadi karena banyak penyewa pusat belanja kehilangan pendapatan semenjak berlakunya kebijakan PSBB.

Kondisi tersebut menyebabkan perseroan harus lebih mengencangkan ikat pinggang dengan melakukan efisiensi dan menahan ekspansi yang agresif pada tahun ini. Tak hanya itu, Sinarmas juga meminta agar perbankan memberikan restrukturisasi kredit.

"Efisiensi satu satunya jalan agar perusahaan tetap sustain dan laporan keuangan tetap sehat. Kalau ada kebijakan yang lebih longgar dari perbankan akan menyehatkan lagi lebih baik untuk tahun yang akan datang,

Berikut ini petikan wawancara Managing Director Sinarmas Grup, Gandi Sulistiyanto bersama CNBC Indonesia terkait pembukaan kembali ekonomi usai pelonggaran PSBB:

Mengenai re-opening economy, kita tahu Grup Sinarmas, ada pusat perbelanjaan di sana, apa yang perlu kita pahami dan perlu update terkait jumlah unit pusat perbelanjaan di bawah Grup?

Jadi, saat ini Sinarmas membawahi 12 ITC di seluruh Indonesia, paling besar ada di Jakarta, 8 mal. ITC ini kelasnya untuk masyarakat lebih banyak, lebih ramai, mall adalah kelas atas. Jadi, peraturan atau kembalinya bisnis itu berbeda, sesuai dengan kelasnya.

Saat ini ITC memiliki segmentasi paling besar, ketika PSBB dimulai, seberapa jauh 12 ITC ini terpukul?

Sebagian kami tutup waktu PSBB, ada kewajiban untuk melayani beberapa yang diperlukan seperti apotek, makanan, supermarket dan beberapa restoran kecil UMKM, kami menyarankan mereka untuk buka namun lebih banyak melayani dalam bentuk online, karena di depan kita sudah tutup sama sekali, masyarakat tidak boleh masuk.

Persiapan kami menjelang dibukanya kembali PSBB, ada beberapa tahap, pertama tentu saja dari manajemen gedung, kita akan melakukan pencegahan semaksimal mungkin penyebaran Covid-19 dengan cara tidak boleh ada kerumunan dan kepadatan pengunjung.

Kemudian, membuatkan rambu-rambu untuk memberi tanda dan jarak physical distancing, kemudian memasang sekat di daerah yang sempit untuk membatasi persinggungan fisik, menerapkan protokol jaga jarak saat menggunakan eskalator, sehingga dibatasi maksimal 5 orang saja. Dari sisi penyewa dan pengunjung kita buat peraturan tertentu dalam rangka mencegah Corona ini.

Apa yang perlu tenant persiapkan dan mereka pahami di new normal?

Lima hal harus mereka perhatikan, pertama tenant melakukan pemeriksaan beberapa fasilitas di dalam unit agar berfungsi sebelum memulai perdagangan. Memberikan informasi protokol kesehatan yang harus dipatuhi baik oleh tenant maupun karyawan dan pengunjung yang berbelanja.

Kemudian wajib memakai masker dan memeriksa suhu tubuh karyawan. Kalau tidak pakai masker tidak boleh bekerja di lokasi kami. Kemudian juga membatasi jumlah pembeli yang masuk dengan memperhatikan ketentuan.

Dari sisi pengunjung, harus melakukan physical distancing, pengunjung yang masuk diukur suhu tubuhnya, yang tidak memenuhi syarat tentu saja ditolak untuk masuk mall. Mereka juga wajib memakai masker, tanpa menggunakan masker kami akan tolak untuk masuk. Pembatasan jarak antrean saat menggunakan lift dan elevator mutlak.

Seberapa besar kerugiannya?

Sangat signifikan sekali, tentu saja karena pada saat PSBB pertama semua total diberhentikan, jadi mereka tidak ada income sama sekali. Total yang boleh beroperasi untuk sektor yang dikecualikan, tidak kurang dari 20%, jadi praktis 80% off seperti fesyen tidak ada lagi.

Dengan PSBB mulai dibuka, kami perkirakan pengunjung juga tidak akan seramai seperti biasanya, apalagi dengan peraturan tersebut mungkin sepertiga atau 40% kita harapkan pengunjung masih bisa datang.

Apakah melalui online shopping bisa cukup menutup pendatapan para tenant di tengah PSBB?

Ya praktis yang tenant yang melakukan perdagangan online masih ada revenue, tapi tidak bisa 100% seperti orang datang ke toko, mereka mengandalkan aplikasi dan transportasi seperti ojek online, itu tidak bisa 100%, itu sekitar 50% masih bisa dapat.


[Gambas:Video CNBC]

New normal dimulai, 12 ITC bisa dibuka, apa strategi kalau tidak akan bisa normal sebelum PSBB?

Tentu saja kami ke depan bersiap-siap memperbaiki perusahaan dalam arti manajemen keuangan dengan tidak terlalu agresif melakukan ekspansi, kami juga mulai meminta untuk bisa ada restrukturisasi di beberapa perbankan karena cashflow ini menentukan. Sebagian besar income kami adalah menerima sewa dari penyewa yang ada di mall, dengan penyewa ini pendapatannya turun, tentu saja mereka membayar kepada kami agak kesulitan.

Masalah cashflow ini masalah utama buat perusahaan, kami sedang berusaha melakukan pendekatan kepada perbankan, walaupun ITC ini sudah cukup lama, kondisi kami mungkin tidak sesulit yang lain, tetapi tetap saja ini akan susah secara industri.

Banyak penyewa mengeluhkan biaya sewa masih berjalan padahal nihil pemasukan meskipun nanti ada re-opening economy, apa respons Sinarmas?

Kami berusaha menyesuaikan atau mendengar kesulitan mereka yang notabene sama kesulitannya dengan kita. Kita memberikan relaksasi berupa keringanan membayar sewa dan service charge sampai 50%, tergantung kondisi tempat, ramai atau tidaknya. Kemudian memberikan perpanjangan cicilan, serta grace period selama masa pemulihan.

Untuk itu kami memohon dari pihak perbankan bisa memberikan solusi yang secara holistik bisa membantu semua pihak.

Bagaimana kabar mal-mal besar di bawah Sinarmas, terutama untuk lifestyle mall?

Kalau untuk lifestyle mall lebih berat lagi, karena totally ditutup, pada masa penutupan ini barang fashion harus ada pemeliharaan khusus pada saat dibuka kembali, perlu banyak kebijakan yang perlu dipertimbangkan untuk membantu pengusaha yang menjadi penyewa.

Seperti apa keluhan mereka, apakah insentif yang diberikan akan tetap sama?

Mereka sama juga, kita mencoba sedang berunding kepada mereka, semuanya adalah cashflow karena tidak ada pemasukan, mereka harus memiliki kewajiban membayar cicilan, dan cicilan tersebut biasanya dari income mereka dari sehari-sehari pada saat penjualan. Dengan kondisi seperti ini, cashflow mereka stop sama sekali sehingga kesulitan mencicil.

Demikian juga bagi kami sebagai pengembang, kami juga harus melakukan pembayaran kepada perbankan, dengan mereka kesulitan, kita tentu saja akan kesulitan.

Apakah sudah ada gambaran, berapa banyak tenant yang tidak akan memperpanjang kontrak, baik di ITC maupun lifestyle mall?

Kami belum memiliki angka yang pasti, tetapi mereka rata rata semuanya suaranya sama, masalah cashflow.

Untuk bisnis Grup Sinarmas di luar pusat belanja, posisi mereka secara bisnis seperti apa?

Seluruh lini bisnis, properti, hospital, tidak bisa mencapai income seperti sebelum terjadinya pandemi, semuanya menurun dan penurunannya cukup signifikan.

Seperti apa hal baru yang akan dilakukan Sinarmas dalam menjaga kekuatan keuangan?

Tentu saja ekspansi kita kurangi. Kita mengubah strategi bisnis, untuk mall pengembangan sudah tidak mungkin yang direncanakan, kita shifting ke project baru, ke perumahan, pembangunan perumahan dan perkantoran yang mendekati perumahan kita lakukan dengan gencar. Penguatan di industrial estate ke depan. Jadi mall hanya jadi pelengkap saja di dalam sebuah kawasan, bukan berdiri sendiri.

Efisiensi yang dilakukan seperti apa?

Sampai hari ini kita belum melakukan PHK, kami masih membayar penuh THR, efisiensi dalam rangka mengurangi perjalanan dinas, rapat-rapat, mengurangi operasional kantor, ini pengetatan ikat pinggang kantor sambil menunggu kondisi normal. Kami masih tetap bertahan dengan karyawan yang ada, tapi tentu saja sebagian yang outsourcing, dari pengamanan, cleaning services, driver karena jam kerja berkurang, sebagian dari perusahaan outsourcing ada pengurangan jam kerja, tapi untuk karyawan langsung masih tetap.

Regulasi pemerintah yang ada sudah cukup mengakomodasi?

Kami bersyukur, pemerintah terus mengajak kami berdialog, kami memberikan masukan kepada pemerintah agar kebijakan tepat sasaran dan tidak berdampak lebih dalam lagi, kami menghimbau kecepatan dan ketepatan.

Ada insentif pajak dari Kementerian Keuangan, seberapa besar persentasenya agar perusahaan di masih bisa sustain?

Perpajakan cukup signifikan persentasenya dalam pengeluaran sebuah perusahaan, kami apresiasi dari insentif yang dikeluarkan Kementerian Keuangan sangat membantu, namun yang saat ini kita sangat kita perlukan adalah arus kas untuk perusahaan besar, karena selama ini kebijakan yang dikeluarkan untuk pelaku UMKM, tapi pelaku usaha besar juga perlu, karena kita juga menciptakan demand dan daya beli dari produk yang dihasilkan pelaku usaha besar.

Biaya operasional terus berjalan selama PSBB, apakah ini akan jadi beban untuk laporan keuangan tahun buku 2020?

Efisiensi satu satunya jalan agar perusahaan tetap sustain dan laporan keuangan tetap sehat. Kalau ada kebijakan yang lebih longgar dari perbankan akan menyehatkan lagi lebih baik untuk tahun yang akan datang, dan segera vaksinnya segera ditemukan sehingga bisnis kami bisa normal kembali.

Sudah ada yang dibicarakan dengan perbankan terkait restukturisasi Sinarmas?

Saat ini perundingan terus berlangsung dengan banker kami agar ada kesepakatan yang pas, namun tentu saja perbankan menunggu kebijakan dari pemerintah karena perbankan saat ini kami juga bisa memahami betapa mereka juga mengalami hal yang sama dalam mengatur arus kas.

Akahkan ada revisi target tahun ini?

Tentu saja akan banyak adjustment-adjustment dalam business plan yang kita buat tahun lalu dan baru berjalan kuartal pertama ini, angkanya akan diumumkan dalam waktu yang tepat.


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular