
Belajar dari 'Si Tukang Jahit' Miliuner Pendiri Uniqlo
Wangi Sinintya, CNBC Indonesia
16 June 2019 14:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Para milenial tentu sudah tidak asing lagi dengan merek fesyen asal Jepang, Uniqlo. Modelnya yang unik membuat Uniqlo menjadi salah satu merek yang diminati banyak orang.
Terbukti kini gerai Uniqlo sudah tersebar di seluruh belahan dunia seperti di kawasan Asia, Amerika Serikat hingga Eropa.
Kesuksesan tersebut tak terlepas dari peran sang pendiri yaitu Tadashi Yanai yang harus berjuang keras membesarkan Uniqlo hingga menjadi raksasa seperti sekarang. Bahkan menurut Forbes, Yanai memiliki total kekayaan hingga mencapai US$ 24,5 miliar atau setara dengan Rp 366 triliun. Hal itu membawa Yanai masuk ke dalam jajaran orang terkaya di Negeri Sakura, Jepang.
Tadashi Yanai lahir pada 7 Februari 1949 di Ube, Yamaguchi, Jepang. Sejak kecil Yanai memang dikenal sebagai sosok yang sangat antusias dalam mengejar bisnis, walaupun Yanai merupakan lulusan dari Universitas Waseda yang terletak di Tokyo dengan jurusan Ilmu Politik.
Setelah lulus kuliah, ia memulai usahanya dengan menjual pakaian khusus pria serta peralatan dapur di supermarkert Jusco. Usahanya berjalan selama satu tahun, Yanai memutuskan untuk berhenti dan bergabung dengan toko penjahit pinggir jalan milik ayahnya yang dikenal sebagai Ogori Shoji.
Kemudian pada 1991, Yanai bersama sang ayah menggantinya dengan nama 'Fast Retailing' dan membuka toko pertamanya di Hiroshima pada 1984. Usahanya pun membuahkan hasil hingga dalam waktu 10 tahun, toko pinggiran di kota kecil itu berhasil membuka puluhan toko lain di berbagai kota di kawasan Jepang.
Saat ini Fast Retailing diketahui telah memiliki lebih dari 2000 toko dan bahkan telah menjadi salah satu perusahaan pakaian terbesar di Jepang. Perusahaan tersebut mencakup sejumlah merek seperti Uniqlo, Helmut Lang, Comptoir des Cotonniers, Princesse Tam.Tam, J Brand dan G.U.
Pada 1980-an, perusahaan tersebut memasukkan nama Unique Clothing Warehouse yang disingkat menjadi "Uniclo". Nama saat perusahaan tersebut terdaftar di Hong Kong, namanya salah di mana huruf "C" terganti dengan huruf "Q". Yang tadinya Uniclo menjadi Uniqlo. Namun, Yanai mengaku senang dengan kesalahan tersebut karena huruf "Q" terdengar lebih keren.
Dibalik kesuksesannya hingga saat ini, perusahaan tersebut juga sempat mengalami kemerosotan saham sebesar US$ 1,4 miliar atau sekitar Rp 20,9 miliar di pasar saham hanya dalam kurun waktu satu hari.
Dari keterpurukan tersebut, ia mulai bangkit kembali hingga akhirnya Yanai masuk ke dalam daftar 50 orang paling berpengaruh di dunia menurut majalah Bloomberg Markets. Ayah dua orang anak ini juga telah dianugerahi Internasional Retailer of the Year Award 2010 dari National Retail Federation di Amerika Serikat. Sanno Institute of Management juga memilih Yanai sebagai presiden perusahaan terbaik di tahun 2009.
Kisah suksesnya sebagai seorang pengusaha ini telah ia tuliskan ke dalam sebuah buku yang berjudul 'Throw Away Your Success in a Day' pada tahun 2009.
(dru) Next Article 5 Langkah Bangun Personal Branding untuk Dorong Bisnis
Terbukti kini gerai Uniqlo sudah tersebar di seluruh belahan dunia seperti di kawasan Asia, Amerika Serikat hingga Eropa.
Kesuksesan tersebut tak terlepas dari peran sang pendiri yaitu Tadashi Yanai yang harus berjuang keras membesarkan Uniqlo hingga menjadi raksasa seperti sekarang. Bahkan menurut Forbes, Yanai memiliki total kekayaan hingga mencapai US$ 24,5 miliar atau setara dengan Rp 366 triliun. Hal itu membawa Yanai masuk ke dalam jajaran orang terkaya di Negeri Sakura, Jepang.
![]() |
Setelah lulus kuliah, ia memulai usahanya dengan menjual pakaian khusus pria serta peralatan dapur di supermarkert Jusco. Usahanya berjalan selama satu tahun, Yanai memutuskan untuk berhenti dan bergabung dengan toko penjahit pinggir jalan milik ayahnya yang dikenal sebagai Ogori Shoji.
Kemudian pada 1991, Yanai bersama sang ayah menggantinya dengan nama 'Fast Retailing' dan membuka toko pertamanya di Hiroshima pada 1984. Usahanya pun membuahkan hasil hingga dalam waktu 10 tahun, toko pinggiran di kota kecil itu berhasil membuka puluhan toko lain di berbagai kota di kawasan Jepang.
Saat ini Fast Retailing diketahui telah memiliki lebih dari 2000 toko dan bahkan telah menjadi salah satu perusahaan pakaian terbesar di Jepang. Perusahaan tersebut mencakup sejumlah merek seperti Uniqlo, Helmut Lang, Comptoir des Cotonniers, Princesse Tam.Tam, J Brand dan G.U.
Pada 1980-an, perusahaan tersebut memasukkan nama Unique Clothing Warehouse yang disingkat menjadi "Uniclo". Nama saat perusahaan tersebut terdaftar di Hong Kong, namanya salah di mana huruf "C" terganti dengan huruf "Q". Yang tadinya Uniclo menjadi Uniqlo. Namun, Yanai mengaku senang dengan kesalahan tersebut karena huruf "Q" terdengar lebih keren.
![]() |
Dibalik kesuksesannya hingga saat ini, perusahaan tersebut juga sempat mengalami kemerosotan saham sebesar US$ 1,4 miliar atau sekitar Rp 20,9 miliar di pasar saham hanya dalam kurun waktu satu hari.
Dari keterpurukan tersebut, ia mulai bangkit kembali hingga akhirnya Yanai masuk ke dalam daftar 50 orang paling berpengaruh di dunia menurut majalah Bloomberg Markets. Ayah dua orang anak ini juga telah dianugerahi Internasional Retailer of the Year Award 2010 dari National Retail Federation di Amerika Serikat. Sanno Institute of Management juga memilih Yanai sebagai presiden perusahaan terbaik di tahun 2009.
Kisah suksesnya sebagai seorang pengusaha ini telah ia tuliskan ke dalam sebuah buku yang berjudul 'Throw Away Your Success in a Day' pada tahun 2009.
![]() |
(dru) Next Article 5 Langkah Bangun Personal Branding untuk Dorong Bisnis
Most Popular