Bank Mandiri Menjawab Tantangan Investasi di 2019

Entrepreneur - Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
01 February 2019 17:42
Direktur Keuangan Bank Mandiri Pandji Irawan menjawab seputar sejumlah tantangan yang akan dihadapi Indonesia dari sisi investasi di 2019, Foto: Direktur Keuangan Bank Mandiri Panji Irawan (dok. Bank Mandiri)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terus berupaya mendorong masuknya investasi ke Tanah Air untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi. Bank Mandiri kembali menyelenggarakan forum investasi internasional bertajuk Mandiri Investment Forum (MIF) 2019 yang dihadiri oleh lebih dari 700 investor, termasuk 90 investor asing serta sekitar 200 nasabah korporasi Bank Mandiri.

Di sela acara Mandiri Investment Forum, Direktur Keuangan Bank Mandiri Pandji Irawan menjawab seputar sejumlah tantangan yang akan dihadapi Indonesia dari sisi investasi di 2019, arah kebijakan Bank Mandiri hingga proyeksi kurs, Rabu (30/1/2019) di Hotel Fairmont, Jakarta.

Berikut nukilan wawancaranya:

Bisa dielaborasi lebih lanjut tujuan Mandiri Investment Forum 2019?

Jadi Mandiri Investment Forum (MIF) pada tahun 2019 ini mengambil tema Indonesia Invest Now! Memang pada awal tahun kami memiliki gagasan agar supaya investor dari dalam negeri maupun luar negeri itu melihat Indonesia dari framework yang berbeda.

Jadi kami akan melanjutkan para investor untuk lebih menambah investasinya di bidang infrastruktur dan juga perusahaan-perusahaan terbuka yang bergerak di infrastruktur tapi juga kami mengantarkan para investor dari dalam dan luar negeri untuk melihat bahwasanya Indonesia di masa depan itu tidak hanya infrastruktur tapi juga ada human capital development, di mana di dalamnya ada milenial yang tumbuh berkembang dan juga memiliki banyak kebutuhan, konsumsinya meningkat, tingkat pendapatannya juga meningkat ini adalah potensi bisnis di ritel dan juga di anak muda buat para investor.

Kita melihat ada sumber pertumbuhan lain di Indonesia yang berupa pariwisata, dan industri kreatif. Kami antarkan di dalam MIF yang terdiri dari tiga bagian, yaitu pre-conference tanggal 29 Januari 2018 kemarin sudah dimulai, lalu yang macro day hari ini dan tanggal 30 Januari yang corporate day Kamis sampai Jumat. Di press conference kami mengundang para investor untuk melihat langsung dan merasakan bagaimana jalan tol yang selesai di bangun di Jawa Tengah, bangun di Yogyakarta, Solo dan juga mengunjungi Jakarta.

Lalu selain melihat jalan tol dan menikmati bersama, kita mengunjungi hotel cafe di mana anak-anak muda yang membangun, juga kita tunjukkan bahwasannya ada industri digital yang juga sedang berkembang di indonesia yaitu adanya Go-Jek, Bukapalak, Traveloka di mana isinya anak milenial. Dan kami perkenalkan juga milenial Bank Mandiri. Betapa Indonesia dalam wide spectrum tidak hanya infrastruktur tapi juga kami melihat potensi yang besar para investor untuk masuk.

Paparan Ibu Menteri Keuangan mengatakan, bahwasanya pertumbuhan human capital itu diarahkan kepada pembangunan pendidikan-pendidikan vokasional, jadi menimbang tadi buat industri kreatif dilengkapi dengan pendidikan vokasional itu akan mengembangkan industri kita, seperti di film, lagu, juga digital itu akan sangat berkelanjutan, karena ini engineer-nya anak-anak muda.

Jadi MIF pada tahun ini memang betul-betul mengajak dan membuka mata para investor dalam dan luar negeri, kita ini adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara, US$1.110 triliun mungkin juga akan tumbuh lagi, kalau investor tidak ikutan mungkin akan ketinggalan, karena itu kami mengingatkan kepada para investor dunia untuk sebagian dari capital yang akan ditanamkan itu sebagian tolong ditanamkan di Indonesia yang sudah ada bisa dilihat hasilnya tadi, kita sudah lihat sama-sama hasilnya.

Memang ada potensi-potensi yang bisa berkembang, itu akan membuat mereka para investor akan menambah jumlah investasi dan bahkan memilih sektor-sektor baru di Indonesia, jadi memang ini merupakan gagasan yang sengaja kami launching dari tahun ke tahun dalam rangka spirit kami membangun negeri, spirit Bank Mandiri.

Apa tantangan investasi di 2019?

Ya tadi di pembicaraan dari apa nanya otoritas moneter pak Gubernur BI Perry [Warjiyo], lalu otoritas fiskal Ibu Sri Mulyani Indrawati [Menteri Keuangan] telah mengatakan, yang namanya kemungkinan trade war berimpact lalu juga kemungkinan suku bunga Fed Fund Rate yang mungkin masih akan naik satu atau dua kali, lebih kurangnya pasti akan berdampak juga kepada suku bunga maupun juga akan pengaruh kepada mengetat, atau melebar atau biasa saja tingkat likuiditasnya, ini adalah suatu hal yang perlu dijaga.

Lalu yang paling penting otoritas fiskal dan moneter telah meyakini memiliki framework yang sangat kuat dan memiliki disiplin dalam mengelola fiskal dan moneter dan juga kita memiliki lembaga keuangan yang sangat kuat dengan equity (saham) yang bagus dengan tingkat NPL yang turun, sehingga kita meyakini tantangan selalu ada, tapi kita sudah memiliki experience dan expertise dalam rangka bagaimana melakukan perubahan terhaap strategi menyesuaikan dengan tantangan yang muncul di 2019.

Bagaimana soal nilai tukar, apakah menjadi tantangan juga di 2019?

Kalau di 2019 kita melihat justru nilai tukar menguat, jadi di antara negara-negara yang lain di awal tahun 2019 itu justru Rupiah terjadi penguatan. Bahkan hampir menyentuh ke level Rp 13.900 tapi masih berada di level Rp 14.000-an, tapi ini sudah jauh peningkatannya dibandingkan dengan titik yang waktu sempat tingginya di level Rp 15.600-an. Jadi ini sudah good start, oleh karena itu, buat Bank Mandiri ini juga suatu momentum yang bagus buat kami membantu bangsa untuk bisa mengakselerasi dan memanfaatkan resources yang kita miliki.

Dari peluang itu, bagaimana diturunkan menjadi business plan Bank Mandiri tahun ini?

Di Bank Mandiri, kami memiliki business plan, kami akan tumbuh sebagaimana biasa memiliki kekuatan di sektor korporasi, tapi kami juga sudah membuat framework dan organisasi yang kuat di konsumer maupun ritel, juga digital kami perkuat, dan untuk masuk di sektor Small, Medium, Enterprise (SME/UMKM), KUR juga kami sudah punya, dan kekuatan likuditas juga kami jaga, cost of fund (biaya dana) kami juga stabil dan cenderung turun, ini semua sangat bisa kami eksekusi.

Contoh buat yang digital, kami juga memiliki Mandiri Capital, di mana kami bisa ikutan investasi di perusahaan-perusahaan startup atau fintech. Jadi, ini inline semua dengan tagging kami pada forum MIF ini, Indonesia Invest Now.

Sebagai salah satunya industri yang siap mendukung dunia investasi, sektor perbankan nasional saat ini berada dalam salah satu performa terbaik, dengan rasio pertumbuhan kredit tahunan yang berada di kisaran 12% dan rasio NPL yang stabil di bawah 3% hingga November lalu.

Meski menghadapi tantangan dari pengaruh revolusi industri 4.0, kami meyakini perbankan akan terus berkontribusi optimal dan menjadi motor pertumbuhan ekonomi karena didukung oleh terjaganya kualitas aset, rasio permodalan yang kuat dan efisiensi biaya operasional akibat inovasi pada digital banking dan instrumen keuangan serta kuatnya konsumsi domestik.
Bank Mandiri Menjawab Tantangan Investasi di 2019Foto: Mandiri Investment Forum 2019 (CNBC Indonesia/Donald Banjarnahor)

Bagaimana kesiapan SDM Indonesia ke depan?

Dalam kajian terkini tim ekonom Mandiri Group memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,22% pada tahun 2019, dibandingkan dengan prognosa pertumbuhan PDB 2018 5,16%. Untuk itu, Indonesia perlu mendorong sektor manufaktur agar berkembang pesat untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi agar lebih merata dan stabil serta menyerap tenaga kerja yang lebih besar.

Saat ini, Indonesia diketahui memiliki potensi tenaga kerja terbesar ke empat di dunia. Namun potensi ini belum tergarap optimal mengingat masih terbatasnya SDM dengan kemampuan dan keahlian di bidang teknologi informasi yang sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi perkembangan kebutuhan industri di masa mendatang.

Selain itu ada apa saja di MIF 2019?

Sebagai rangkaian kegiatan MIF, Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas juga mengajak para investor mengunjungi berbagai lokasi potensial untuk penanaman modal seperti kantor pusat perusahaan fintech, rumah sakit serta pasar tradisional dan modern yang telah memanfaatkan digital dan microeconomy pada Senin-Selasa (28-29 Januari 2019).

Selanjutnya, para investor juga melakukan one-on-one meeting serta group meeting dengan pemangku kepentingan dan pelaku usaha guna mengetahui potensi bisnis yang bisa digarap pada Kamis (31 Januari 2019).

Pada tahun ini, MIF kembali bekerjasama dengan Jefferies, perusahaan investment bank global yang berbasis di Amerika Serikat. Sejak tahun 2017, Jefferies telah menjalin aliansi dengan Mandiri Sekuritas yang berperan mendistribusikan laporan riset dan layanan perantara perdagangan efek kepada basis nasabah di luar kawasan Asia. Hal ini membuktikan kredibilitas dan kualitas Tim Research Mandiri Group yang sudah diakui oleh para investor domestik maupun internasional.

Selain mempertemukan investor, dukungan Bank Mandiri dalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi diantaranya dengan membiayai pembangunan infrastruktur Indonesia. Hingga akhir tahun lalu, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit ke sektor infrastruktur sebesar Rp182,3 triliun dari total komitmen Rp 285,4 triliun untuk pembangunan antara lain, pelabuhan laut, bandar udara, pembangkit listrik serta jalan tol.

Sedangkan Mandiri Sekuritas saat ini tercatat sebagai broker terbaik di pasar modal Indonesia setelah membukukan rekor nilai total transaksi saham sebesar Rp 205 triliun sepanjang 2018 dan menempati peringkat pertama di Bloomberg League Table dengan pangsa pasar 5,1% dari total transaksi saham sebesar Rp 4.018 triliun

Artikel Selanjutnya

Mengenal Royke Tumilaar, Dirut Bank Mandiri yang Murah Senyum


(dob/dob)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading