Tanda Harga Komputer dan Laptop Lompat Sudah Muncul di Jepang

Novina Putri Bestari,  CNBC Indonesia
29 December 2025 15:55
Pengunjung melihat barang elektronik di Toko Hartono Elektronik, Jakarta, Selasa (24/4). Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar dalam beberapa pekan terakhir ini berdampak pada kenaikan harga jual produk elektronik. Pelemahan nilai rupiah berdampak pada harga elektronik. Sebab, beberapa komponen elektronik, khususnya komputer, merupakan barang impor, seperti dari Jepang. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah toko di Jepang dilaporkan membatasi pembelian kartu grafis. Ini terjadi di tengah kekurangan memori global dan berdampak pada industri di luar produk DRAM dan NAND, yang terjadi karena pemintaan tinggi dari pusat data AI.

Salah satunya adalah Tsukomo eX. Toko PC di Akihabara membatasi satu GeForce RTX 5060 Ti 16 GB atau lebih tinggi, atau seri Radeon RX 9000 atau lebih tinggi per pembelian.

Pihak toko mengatakan masih memiliki stok. Namun tidak diketahui kapan stok itu akan bertambah lagi.

"Kartu grafis dengan memori berkapasitas tinggi sulit didapatkan. Sekarang kami masih memiliki stok, namun kami ada dalam situasi saat kami tidak tahu kapan pengiriman berikutnya datang, atau apakah akan tiba," kata pihak toko dikutip dari Toms Hardware, Senin (29/12/2025).

Bukan hanya Tsukomo eX, banyak toko memiliki kekhawatiran serupa. Sekarang stok GPU dengan VRAM 8GB dilaporkan makin sulit didapatkan.

Keadaan kemungkinan juga tidak akan membaik tahun depan. Karena produsen memori yang tengah berjanga pada gelembung AI dan tidak akan memperluas produksi.

Dampak kejadian ini pertama kali terasa pada kit RAM dan SSD. Harga modul melompat lebih dari 246% pada 2025.

Masalah tersebut membuat perakit PC kustom terpuruk. Produsen Framework tidak lagi menjual RAM secara terpisah hingga sejumlah toko di Jepang menyetop pesana PC desktop hingga 2026.

Selain itu, GPU dilaporkan mulai terdampak GPU. Kartu grafis membutuhkan VRAM, yang masih berbasis pada teknologi semikonduktor DRAM tipe DRAM yang sama.

Toms Hardware menuliskan saat tiga produsen chip besar memangkas produksi DRAM, maka dampaknya akan membuat GDDR menipis. Pada akhirnya pengurangan produksi terjadi di raksasa seperti AMD, Intel dan Nvidia.

(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Ekonomi, Ini Ciri-Ciri Negara Maju Zaman Sekarang


Most Popular
Features