Big Stories 2025

Meteor Jatuh Dekat Cirebon, NASA Ungkap Asal-usulnya

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
Minggu, 28/12/2025 19:00 WIB
Foto: Penampakan benda jatuh yang dinarasikan bola api di Cirebon. (Dok. Istimewa via Detikcom)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mendekati akhir tahun ini dunia dikejutkan dengan bola api yang melintas di langit Cirebon. Munculnya benda langit itu dibenarkan oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

BRIN mengatakana, bola api yang terlihat di langit Cirebon pada Minggu 5 Oktober 2025 adalah meteor.

"Saya menyimpulkan itu adalah meteor cukup besar yang melintas memasuki wilayah Kuningan-Kabupaten Cirebon dari arah barat daya sekitar pukul 18.35-18.39 WIB," kata Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin, dalam unggahan di akun Instagramnya.


Analisis Thomas didasari pemantauan berbagai tangkapan gambar dan sejumlah data, termasuk data BMKG Cirebon.

"Analisis berdasarkan kesaksian adanya dentuman yang terdengar di wilayah Kuningan dan Kabupaten Cirebon, terdeteksi adanya getaran oleh BMKG Cirebon [ACJM] pada pukul 18:39:12 WIB pada azimut 221, ada yang menyaksikan bola api yang meluncur dan ada rekaman CCTV pukul 18.35 WIB," ujarnya.

NASA Beberkan Asal Usul Meteor

Meteor sendiri merupakan benda langit yang jatuh ke Bumi. NASA menjelaskan bahwa ada tiga kata yang sering digunakan untuk menyebut benda ini, yaitu meteoroid, meteor, dan meteorit. Tiga kata itu merujuk kepada benda yang sama dalam situasi yang berbeda.

Meteoroid adalah bebatuan luar angkasa yang ukurannya bervariasi antara sekecil debu hingga asteroid berukuran kecil. Istilah ini digunakan selama batu tersebut masih melayang di antariksa.

Kebanyakan meteoroid adalah serpihan dari benda langit lebih besar yang patah atau meledak. Meteoroid ada yang berasal dari komet, asteroid, hingga Bulan dan planet lain. Elemen pembentuk meteoroid beragam, mulai dari batu hingga logam.

Sementara itu, meteor adalah meteoroid yang memasuki atmosfer Bumi atau planet lainnya yang jatuh dalam kecepatan tinggi kemudian terbakar. Fenemona ini yang membuat meteor sering juga disebut sebagai "bintang jatuh." Meteor kadang tampak lebih terang dibanding Venus sehingga disebut sebagai "bola api."

Ilmuwan memperkirakan material meteor yang jatuh tiap hari ke Bumi total beratnya bisa mencapai 48,5 juta ton.

Meteoroid yang tersisa dari gesekan di atmosfer dan jatuh di permukaan Bumi, diberi nama meteorit. Meteorit bisa berukuran sebesar kerikil hingga sebesar kepalan tangan manusia.

Kebanyakan batu luar angkasa yang tertarik gravitasi Bumi ukurannya setara dengan lapangan sepak bola, tetapi sebagian besar hancur di atmosfer. Kecepatan yang sangat tinggi saat jatuh ke Bumi membuat batu tersebut dihantam tekanan yang sangat tinggi sehingga terurai dalam bentuk kobaran api terang. Biasanya, hanya sekitar 5 persen dari volume meteoroid yang "selamat" hingga menyentuh permukaan Bumi.

Istilah lain terkait meteor adalah "hujan meteor" yang biasanya terlihat di langit yang cerah pada malam hari. Meskipun namanya "hujan", fenomena ini sebetulnya terjadi saat Bumi melewati "reruntuhan" bekas komet atau asteroid. Oleh karena itu, hujan meteor bisa diprediksi dengan akurat.

Hujan meteor biasanya diberi nama dari konstelasi bintang atau bintang yang paling dekat dengan asal meteor, relatif dari pengamat di Bumi. Perseid adalah hujan meteor yang paling terkenal dan bisa diamati tiap 12 Agustus.

Meteorid yang menyebabkan hujan meteor Persied adalah material yang ditinggalkan oleh komet Swift-Tuttle yang melewati Matahari tiap 135 tahun. Ukuran bebatuan yang ditinggalkan hanya sebesar biji hingga pasir, sehingga selalu terbakar habis di atmosfer Bumi.

Meteorit dan batu Bumi sulit dibedakan. Satu-satunya lokasi tempat meteorit tampak jelas dan mencolok adalah di padang pasir, karena warna meteorit yang gelap.


(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tiktok di Amerika Serikat Resmi Diakuisisi!