Penipuan Sudah Banyak Makan Korban, Awas Kenali Modus Wangiri

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
Rabu, 24/12/2025 19:50 WIB
Foto: Handphone dan barang elektronik bekas di pasar loak Jatinegara, Jakarta Timur. (CNBC Indonesia/Intan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Modus penipuan online semakin banyak ragamnya. Untuk itu masyarakat harus tetap waspada dengan hal-hal semacam ini.

Salah satu modus penipuan adalah Wangiri Fraud. Penipuan ini dikenal tahun 2000-an di Jepang dan pernah viral di tanah air pada 2018 lalu.

Wangiri merupakan penipuan yang akan membuat panggilan missed call untuk calon korbannya. Ini dilakukan agar mereka mau menelepon kembali si penipu.


Sebuah artikel dari Global Telco Consult menjelaskan penipuan ini menggunakan jaringan dan perangkat keras yakni pemanggil otomatis serta nomor layanan tarif premium (RPS). Alat pemanggil itu akan bisa membuat panggilan telepon hingga ribuan secara bersamaan.

Namun panggilan yang dilakukan otomatis didesain hanya untuk sekejap. Agar calon korban mau melakukan menelepon kembali nomor penipuan.

Biasanya nomor yang digunakan berasal dari luar negeri. Namun nomor telepon itu bukan nomor yang disediakan dan akan dibuat seperti berasal dari nomor asli.

Salah satu dampak penipuan Wangiri terkait finansial. Biasanya para penipu akan menyedot habis pulsa milik korban yang melakukan panggilan kembali.

Berikut skema penipuan itu yang dirangkum Global Telco Consult:

Para penipu akan melakukan panggilan telepon pada banyak nomor di berbagai wilayah. Untuk menarik perhatian, mereka akan menggunakan SMS yang meminta agar pemilik nomor menghubungi kembali.

Penerima telepon yang penasaran akan melakukan panggilan ke nomor telepon asing tersebut. Namun mereka tidak menyadari melakukan dengan tarif premium atau nomor internasional dengan biaya yang mahal per menitnya.

Korban akan tersambung dalam waktu yang lama. Para pelaku akan memutar rekaman pesan atau musik yang memberi kesan panggilan telepon akan segera tersambung. Biaya yang dibebankan kepada korban karena panggilan tersebut akan menguntungkan penipu.

Mereka membagi pendapatan dengan operator yang memiliki nomor tarif premium. Biasanya korban baru akan menyadari panggilan tersebut penipuan saat pulsa telah habis.


(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Langkah Serius Komdigi Dorong Inovasi & Mitigasi Risiko Era AI