Meta Bahas AI: Potensi & Peluang untuk Bisnis di 2026
Jakarta, CNBC Indonesia - Meta mengungkap perkembangan adopsi AI di Asia Tenggara cukup tinggi, di mana Indonesia menduduki peringkat ke dua dengan angka 79%. Hal ini mendorong induk perusahaan dari berbagai platform media sosial itu terus memperluas strategi AI. Salah satunya melalui penyematan berbagai fungsi AI di layanan Meta for Business. Dengan Meta Business AI, pelaku usaha bisa meraih potensi penuh di platform yang dipercaya ribuan bisnis.
Country Director Meta untuk Indonesia, Pieter Lydian mengatakan pertumbuhan adopsi AI tersebut akan terus meningkat. Pasalnya, kini semua bisnis ingin memanfaatkan AI untuk pertumbuhan yang lebih terukur. Untuk itu, Meta menghadirkan solusi bisnis tumbuh secara efisien dengan membuat pemasaran modern lebih sederhana, lebih cerdas, dan lebih efektif.
"AI kami mengotomatiskan tugas operasional, mempersonalisasi pengalaman dalam skala besar, dan memberikan jawaban yang lebih cepat dan lebih terpercaya tentang apa yang akan benar-benar berhasil," ungkap Pieter dikutip Senin (22/12/2025).
Dia juga memastikan solusi yang dibangun oleh Meta dapat dimanfaatkan pemilik bisnis, mulai dari toko kecil milik keluarga hingga ke pengecer, bahkan untuk merek, agensi, dan kreator. Salah satu contoh pemanfaatan AI yang dikembangkan, kata Pieter, misalnya pebisnis bisa memanfaatkan Advantage+ untuk otomatisasi kinerja atau Business AI di Messenger dan WhatsApp untuk perdagangan berbasis percakapan yang lebih efisien.
"Teknologi kami dirancang untuk memberdayakan siapa pun yang ingin mendorong hasil dalam lanskap digital yang cepat berubah," ujarnya.
Selain itu, Pieter mencontohkan bagaimana AI, AI generatif, hingga chatbot dapat mengubah fundamental bisnis periklanan digital. Menurutnya, AI dan Chatbot membuat bisnis periklanan digital lebih relevan, efisien, dan interaktif. AI generatif memungkinkan pembuatan dan pengujian variasi kreatif dengan cepat, memastikan pesan yang tepat sampai kepada orang yang tepat pada waktu yang tepat.
Secara umum, menurutnya, AI dapat menyederhanakan proses riset dalam pemasaran sehingga keputusan berbasis data bisa dibuat secara tepat. Sementara itu, "game-changer" industri lainnya telah muncul melalui AI percakapan dan chatbot.
Keduanya berperan penting dalam menjawab pesan terkait bisnis, dan mengurangi kekeliruan dalam menjawab pertanyaan secara instan. Teknologi ini juga bisa mengarahkan pengguna mulai dari penemuan hingga pembelian, dan mengubah percakapan menjadi konversi.
"Hasilnya adalah keterlibatan yang lebih tinggi, biaya yang lebih rendah, dan lebih banyak waktu bagi tim untuk fokus pada strategi dan pembangunan merek," tegas Pieter.
Di Indonesia, kata Pieter, penggunaan AI untuk membuat komunikasi via aplikasi pesan seperti WhatsApp juga dimanfaatkan oleh regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hasilnya pun sangat baik dan sangat mendorong efektivitas komunikasi.
Untuk diketahui, OJK menggunakan WhatsApp untuk memungkinkan warga memverifikasi lembaga keuangan secara instan dan mengakses informasi penting melalui chatbot, sambil tetap menawarkan dukungan manusia untuk kebutuhan yang kompleks.
Pada awal 2025, dua pertiga pertanyaan OJK terselesaikan melalui platform WhatsApp, setara lima kali lebih banyak daripada saluran lain, dengan 80% pengecekan registrasi diselesaikan oleh chatbot dan produktivitas meningkat empat kali lipat. Hal ini menunjukkan bagaimana otomatisasi dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan membangun kepercayaan publik melalui layanan yang mudah diakses dan andal.
"Otomatisasi dalam pengiriman pesan bisnis bukan hanya tentang efisiensi, tetapi juga tentang memberdayakan organisasi untuk menjadi lebih responsif, transparan, dan dapat diandalkan dalam melayani para pemangku kepentingannya. Ini adalah standar baru untuk layanan pelanggan dan keterlibatan publik di era digital," tegas dia.
Pieter menjelaskan AI telah mengubah alur kinerja tradisional menjadi siklus yang mulus. Dari penemuan, validasi, dan pembelian dalam satu aplikasi kerap terjadi dalam sesi yang sama.
"AI mendeteksi tujuan, memilih materi iklan terbaik, dan memandu pengguna ke langkah selanjutnya, baik itu obrolan, toko, atau formulir prospek. Sistem terus belajar materi iklan yang paling efektif, sehingga iklan selalu dioptimalkan secara real-time. Bagi pemasar, ini berarti lebih sedikit penyesuaian manual dan lebih banyak fokus pada penentuan hasil, memastikan data yang bersih, dan menyediakan variasi materi iklan," jelas Pieter.
Dia juga menjelaskan hasilnya adalah pergerakan yang lebih cepat dan efisien dari kesadaran hingga konversi, dengan ROI yang lebih tinggi dan lebih sedikit upaya yang dikeluarkan. Namun dia juga mengingatkan agar penggunaan AI harus transparan, bertanggung jawab, dan terdokumentasi dengan baik. Tidak lupa, untuk privasi yang terkontrol dan direncanakan sejak awal agar bermakna bagi perusahaan dan juga pengguna.
(rah/rah)