Peristiwa Langka Bayi Ikan Raksasa Muncul di Wilayah RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Untuk pertama kalinya di Indonesia, peneliti mengonfirmasi temuan bayi baru lahir (neonatal) hiu paus di alam liar. Penemuan yang dipublikasikan dalam jurnal ini terjadi di Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat.
Bayi hiu paus yang ditemukan berukuran sekitar 135-145 sentimeter, jauh di bawah ukuran hiu paus dewasa yang dikenal sebagai ikan terbesar di dunia.
Selama lebih dari satu abad penelitian global, catatan kemunculan bayi hiu paus di bawah 1,5 meter baru terjadi 33 kali dan belum pernah mengonfirmasi lokasi melahirkan secara pasti.
Di Teluk Saleh, nelayan melaporkan sedikitnya lima kali kemunculan hiu paus kecil sepanjang Agustus-September 2024 di sekitar bagan.
Salah satu individu bahkan sempat terjaring tak sengaja dan dilepas kembali, memungkinkan peneliti memperkirakan ukuran tubuhnya secara presisi.
Berdasarkan kurva pertumbuhan ilmiah, bayi tersebut diperkirakan berusia sekitar empat bulan, menandakan fase kehidupan yang sangat dini dan langka teramati.
"Secara ilmiah, ini adalah sinyal yang sangat kuat dan mengindikasikan bahwa Teluk Saleh kemungkinan besar memiliki fungsi ekologis sebagai area melahirkan dan pengasuhan anakan hiu paus," ujar Mochamad Iqbal Herwata Putra, Focal Species Conservation Senior Manager Konservasi Indonesia, dikutip dari laman resmi Konservasi Indonesia, Selasa (23/11/2025).
"Jika nantinya terbukti sebagai lokasi melahirkan, Teluk Saleh akan menjadi lokasi pertama di dunia yang pernah teridentifikasi secara pasti," imbuhnya.
Peneliti lain menilai temuan ini sebagai terobosan penting dalam riset hiu paus global. Meski demikian, Teluk Saleh saat ini masih berstatus strong potential pupping ground.
Bukti lanjutan masih dibutuhkan, mulai dari kemunculan bayi secara reguler, keberadaan induk betina hamil, hingga konfirmasi biologis bahwa bayi benar-benar lahir di perairan tersebut.
Konservasi Indonesia bersama mitra dan pemerintah kini mendorong pembentukan kawasan konservasi perairan (Marine Protected Area/MPA) berbasis hiu paus pertama di Indonesia di Teluk Saleh.
Kawasan ini dinilai ideal karena perairannya relatif tenang, kaya plankton, dan mendapat suplai nutrien dari mangrove, lamun, serta terumbu karang.
Namun, bayi hiu paus juga menghadapi ancaman nyata, seperti jerat jaring nelayan, penurunan kualitas air, dan lalu lintas kapal. Peneliti menegaskan, tingkat kelangsungan hidup pada fase awal ini akan sangat menentukan masa depan populasi hiu paus global.
Temuan ini juga menegaskan peran penting nelayan lokal dalam riset konservasi berbasis masyarakat.
"Nelayan adalah mata para peneliti di laut. Mereka menangkap momen yang hampir mustahil terdeteksi oleh survei ilmiah konvensional," ujar Ismail Syakurachman, Lead Studi First Evidence of Neonatal Whale Sharks in Saleh Bay ini.
"Tanpa keterlibatan mereka, tahap paling awal kehidupan hiu paus kemungkinan besar akan tetap tersembunyi dari sains," kata dia.
(dem/dem)