China Makin Ngeri, Pasang Ribuan CCTV Awasi Gerak-gerik Negara Lain
Jakarta, CNBC Indonesia - Ribuan kamera CCTV milik China dilaporkan terpasang di Nepal untuk memata-matai wilayah itu. CCTV tersebut dikatakan mengawasi gerak-gerik pengungsi Tibet dan telah membungkam gerakan Tibet Merdeka.
Informasi itu berasal dari investigasi AP pada ribuan dokumen pengadaan pemerintah setempat. Selain itu juga dari materi pemasaran perusahaan, dokumen pemerintah dan perusahaan yang bocor serta melakukan wawancara pada lebih dari 40 orang dari berbagai pihak.
Jumlah pengungsi Tibet ke Nepal dilaporkan terus mengalami penurunan, disebut pemerintah Tibet karena pengawasan yang terjadi. Alasan lainnya juga terkait kontrol perbatasan yang ketat serta hubungan China dan Nepal yang membaik.
AP News melaporkan China memang memasok teknologi pengawasan ke 150 negara lain. Bukan hanya Nepal, namun juga menuju Vietnam untuk kamera, sensor firewall di Pakistan dan sistem pemantauan kota di Kenya.
Laporan yang sama mengatakan teknologi yang dikirimkan China itu meniru dari apa yang dikembangkan Amerika Serikat (AS) sebagai negara pesaing terbesar, dikutip Senin (22/12/2025).
Fenomena ini terjadi saat China menuntut perusahaan asal Sillicon Valley untuk memberikan teknologinya pada negara tersebut untuk bisa masuk ke pasar terbesar dunia itu.
Perusahaan teknologi asal China menawarkan rangkaian layanan. Dari telekomunikais, pengawasan hingga infrastruktur digital.
Namun layanan tersebut tidak memiliki batasan pengguna. Mereka dapat menjualnya kepada siapapun dan dapat digunakan untuk alasan apapun.
Ilmuwan politik di Universitas Texas, Sheena Greitens menjelaskan China menjadikan dirinya sebagai model keamanan global dengan tingkat kejahatan rendah. Ini berbanding dengan yang dilakukan AS.
Dia juga mencatat, klien yang dilayani China bisa siapa saja. Termasuk mengekspor alat dan teknik pada pemerintahan otoriter.
"Rezim ini punya serangkaian solusi yang dibagikan kepada dunia, solusi yang tidak bisa ditawarkan pada pihak lain. Tentu mereka mengekspor alat dan teknik yang penting untuk pemerintahan otoriter," jelasnya.
(fab/fab)[Gambas:Video CNBC]