Petakan Tantangan Industri Marketplace, BELI Siapkan Jurus Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Tantangan terbesar industri e-commerce dewasa ini diyakini tidak berasal dari kompetisi yang semakin ketat dengan berbagai program promosi. Melainkan dari kemampun untuk memberikan layanan terbaik dan terandal bagi para mitra dan pelanggan.
Dalam pengalaman digital saat ini, tantangan terbesar seringkali bukan saat memilih atau membayar. Tantangan justru muncul setelah keputusan dibuat. Ketidakpastian soal produk, perubahan informasi, pengiriman yang tertunda, hingga proses penyelesaian yang berbelit kerap membuat pengalaman digital terasa melelahkan.
Salah satu emiten e-commerce di Indonesia, PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), mengaku telah menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi situasi dan tantangan tersebut.
"Kami melihat bahwa tantangan konsumen hari ini bukan lagi soal banyaknya pilihan, tetapi soal apa yang terjadi setelah transaksi selesai. Konsumen membutuhkan kepastian, kejelasan, dan rasa aman sepanjang proses. Bagi kami, pengalaman digital yang baik bukan hanya soal kecepatan, tetapi tentang bagaimana kepercayaan dijaga sampai akhir," ujar Head of PR Blibli, Nazrya Octora dalam keterangan resmi dikutip Minggu (21/12/2025).
Berangkat dari pemahaman tersebut, Blibli terus memperkuat pondasi omnichannel-nya sepanjang 2025 untuk menjaga konsistensi pengalaman pelanggan di setiap titik.
Hingga September 2025, Blibli mengoperasikan 236 toko elektronik konsumen, 58 gerai supermarket premium Ranch Market, dan 38 experience center Dekoruma. Ekosistem ini didukung oleh lebih dari 7.600 toko yang mengadopsi fitur Blibli InStore dan lebih dari 8.800 toko yang mengadopsi fitur Click & Collect, serta kapabilitas rantai pasok dan logistik yang diperkuat melalui gudang baru di Marunda.
Nazrya menjelaskan, jika menoleh ke belakang, sepanjang 2025 Blibli terus berevolusi bersama tiket.com, Ranch Market, dan Dekoruma dalam satu ekosistem omnichannel terintegrasi. Evolusi ini menjadi komitmen ekosistem Blibli Tiket untuk terus bertumbuh sambil melayani pelanggan dengan lebih baik serta menjawab perubahan perilaku dan ekspektasi konsumen yang semakin matang.
"Pemahaman ini selaras dengan temuan survei Kumparan pada Juli-Agustus. Dari berbagai kategori e-commerce, 6 dari 10 konsumen mengaku pernah mengalami kendala saat berbelanja," tutur Nazrya.
Di beberapa kategori, angkanya bahkan lebih tinggi, marketplace mencapai 91%, supermarket online 84%, Home & Living 81%, dan online travel agent 78%.
Yang menarik, sebagian besar kendala tersebut justru muncul setelah pembayaran dilakukan. Sekitar 64% masalah terjadi di fase post-purchase, mulai dari barang yang tidak sesuai, pengiriman terlambat, produk rusak, hingga proses pengembalian yang tidak sederhana.
Data ini menegaskan satu hal, di tengah banyaknya pilihan dan kemudahan transaksi, konsumen semakin membutuhkan kepastian setelah keputusan dibuat.
Berangkat dari realitas tersebut, Nazrya menambahkan, Blibli menghadirkan semangat #NoBlablaDiBlibli dengan empat jaminan utama, yakni Pasti Ori, Jaminan Tepat Waktu, Gratis Perlindungan Lengkap, dan Retur Alasan Apa Pun. Fokusnya bukan sekadar mendorong transaksi, melainkan memastikan konsumen tetap merasa aman dan tenang hingga barang benar-benar diterima.
[Gambas:Video CNBC]