Geger PNS Baku Hantam dengan Karyawan Ecommerce, Puluhan Dipecat
Jakarta, CNBC Indonesia - Insiden baku hantam terjadi antara karyawan e-commerce dengan petugas pemerintahan di China pada awal Desember 2025.. Hal ini berujung pada pemecatan puluhan karyawan di tim hubungan pemerintah (government relations) di kantor PDD Holdings Shanghai.
Dikutip dari The Strait Times, Jumat (19/12/2025), regulator China sedang menjalankan tugas untuk melakukan pengecekan ke PDD Holdings. Kemudian, terjadi pertikaian yang berujung pada insiden baku hantam.
PDD Holdings berupaya mengatasi dampak dari perkelahian fisik tersebut. Namun, upaya itu justru meningkatkan pengawasan pemerintah terhadap raksasa teknologi yang merupakan induk dari e-commerce Temu.
Alhasil, PDD Holdings memutuskan untuk memecat puluhan karyawannya. Ada beberapa tim government relations yang tak terlibat dalam perkelahian tersebut, sehingga tidak terdampak pemecatan.
Setidaknya dua perkelahian terjadi di kantor PDD di Shanghai yang melibatkan staf dan pejabat dari Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar (SAMR), yang sedang menyelidiki laporan pengiriman palsu di platform perusahaan e-commerce tersebut, seperti yang dilaporkan Bloomberg News pekan lalu.
Polisi melakukan beberapa penangkapan setelah kejadian tersebut, termasuk beberapa eksekutif perusahaan, menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini.
Menurut seseorang yang mengetahui masalah ini, regulator telah meminta untuk melihat data transaksi PDD selama inspeksi mereka. Angka-angka tersebut sangat sensitif karena biasanya berisi hal-hal rahasia yang luas tentang pelanggan dan operasi bisnis di luar informasi yang dilaporkan secara publik oleh PDD, kata orang tersebut.
Belum jelas tindakan apa yang mungkin akan diambil SAMR setelah insiden tersebut.
Namun, interaksi antara perusahaan-perusahaan besar China dan regulator yang berujung pada konfrontasi fisik bukanlah hal yang pernah terjadi sebelumnya, meskipun ketegangan seringkali tinggi antara kedua pihak.
PDD dan SAMR tidak menanggapi permintaan komentar.
Media Caixin pertama kali melaporkan bahwa beberapa karyawan government relations di PDD kehilangan pekerjaan mereka karena perselisihan tersebut, tetapi artikel tersebut telah dihapus dari situs webnya. Publikasi laporan tersebut di portal berita NetEase dan Sina juga telah dihapus.
Hal ini menggarisbawahi sensitivitas situasi dan menambah kekhawatiran bahwa PDD akan menghadapi pengawasan lebih lanjut dari SAMR, yang memiliki wewenang luas dan memimpin penyelidikan antimonopoli tingkat tinggi terhadap Alibaba Group Holding pada 2020 yang berujung pada penindakan di seluruh sektor.
Hubungan Alibaba dan pemerintah China baru mencair pada Februari 2025, ketika Presiden Xi Jinping bertemu dengan para pengusaha termasuk Jack Ma yang merupakan pendiri Alibaba.
Potensi dampak buruk ini muncul pada saat yang sulit bagi PDD, yang pada November lalu memperingatkan tentang perlambatan dalam lingkungan konsumen China yang sangat kompetitif yang telah membuat para pesaingnya, Alibaba dan JD.com, meningkatkan persaingan.
PDD paling dikenal sebagai pencipta Temu dan platform e-commerce China Pinduoduo, tetapi memiliki ambisi untuk menjadi pemain utama di AS dan Eropa. PDD juga kerap disorot media global karena model bisnisnya yang menarik perhatian regulator di luar negeri.
Pada minggu yang sama ketika para pejabat SAMR mengunjungi kantor PDD di Shanghai, kantor pusat Eropa Temu di Dublin digerebek oleh pengawas persaingan Eropa, seperti yang dilaporkan Bloomberg News, di tengah kecurigaan bahwa raksasa e-commerce China tersebut mungkin telah menerima subsidi yang tidak adil dari Beijing.
(fab/fab)