Waspada Modus Penipuan Baru Sudah Banyak Korbannya, Rekening Ludes
Jakarta, CNBC Indonesia - Penipuan di internet kian canggih dengan kehadiran AI. FBI menemukan para penipu menggunakan GenAI untuk membuat video deepfake untuk meyakini calon korbannya.
Video itu diambil dari media sosial dan sumber lain terkait target korban kejahatan. Mereka akan mengumpulkan informasi dari sana dan mengubahnya menjadi video palsu berisi orang tersayangnya telah diculik.
Kemudian, video deepfake dikirimkan sebagai bukti dan meminta tebusan agar sandera segera dibebaskan, dikutip dari Tech Radar, Selasa (9/12/2025).
Penipuan yang diumumkan FBI ini sebenarnya sudah pernah diungkap The Guardian dua tahun lalu. Namun perkembangan AI membuat penipuan ini kemungkinan makin sering digunakan.
Sebenarnya korban tak perlu langsung panik. Karena deepfake yang dibuat bisa dibedakan dengan penelusuran pada foto atau video yang dihasilkan, seperti piksel atau hasil yang tidak akurat.
Namun para penipu nampaknya mengetahui kekurangan ini. Jadi mereka juga membuat korban hanya punya waktu terbatas untuk menganalisanya dengan mengirimkan pesan dalam batas waktu tertentu.
"Terkadang pelaku sengaja mengirimkan foto dengan fitur pesan terbatas waktu untuk membatasi korban menganalisa gambar," jelas pengumuman tersebut.
FBI juga membagikan beberapa tips perlindungan dari penipuan semacam itu. Salah satunya memperhatikan privasi saat mengunggah foto secara online atau membagikan informasi pribadi kepada orang asing.
Pengguna layanan di internet juga perlu memperhatikan password yang dibuat dan pastikan hanya mereka yang mengetahuinya.
Terakhir pastikan kebenaran foto atau video yang didapatkan. Coba untuk menghubungi orang-orang terkait sebelum membayar uang yang diminta.
(fab/fab)[Gambas:Video CNBC]