Raja Ecommerce Tutup di RI, Nasibnya Makin Memprihatinkan

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Senin, 08/12/2025 19:00 WIB
Foto: Orang-orang berjalan melewati logo pengecer mode cepat China Shein yang terpampang di jendela etalase Bazar de l'Hotel de Ville, department store Le BHV Marais, menjelang pembukaan toko permanen pertama mode cepat Shein di Paris, Prancis, 3 November 2025. (REUTERS/Abdul Saboor)

Jakarta, CNBC Indonesia - Belum lama ini Perancis menemukan banyak barang terlarang di platform e-commerce asal China, Shein. Termasuk senjata hingga boneka seks yang menyerupai anak-anak.

Hal ini membuat platformnya ditangguhkan pada hari pembukaan toko pertama di Perancis. Namun, Shein berupaya membela diri pada tudingan-tudingan pada e-commerce tersebut.


Pada sidang pengadilan soal tindakan keras pada produk ilegal di Shein, para pengacara yang mewakili perusahaan e-commerce menuding Perancis melakukan 'perang salib' atau crusade pada kliennya. Negara itu dinilai melakukan perlakuan diskriminatif pada Shein.

"Klien kami merupakan subjek komplotan rahasia, media, politik dan saya akan mengatakan perlakuan diskriminatif," jelas salah satu pengacara, Julia Bombardier, dikutip dari Reuters, Senin (8/12/2025).

Sementara itu, pengacara negara Perancis, Renaud Le Gunehec menuntur serangkaian tindakan Shein. Termasuk meminta platform menerapkan kontrol, seperti verifikasi usia dan filter.

Hal tersebut dilakukan agar memastikan anak-anak di bawah umur tidak bisa mengakses konten pornografi. Penangguhan akses Shein juga diminta tetap dilakukan hingga dilakukan kontrol dalam platformnya.

Perancis menerapkan pasal 6,3 undang-undang ekonomi digital untuk mencegah kerugian karena konten online.

Negara itu juga mengklaim telah memeriksa 200 ribu paket Shein di bandara Charles de Gaulle Paris dalam 24 jam. Setidaknya 80% produk disebut tidak memenuhi syarat yang berlaku.

Bombardier meragukan temuan Perancis. Sebab dia menilai tak mungkin bisa menemukan paket sebanyak itu hanya dalam waktu singkat.

Sebagai informasi, Shein pernah beroperasi di Indonesia pada 2018 silam. Namun, e-commerce yang fokus menjual produk-produk fesyen tersebut tak bertahan lama. Shein menutup operasinya di Tanah Air pada 2021 silam. 'Saudara' sesama e-commerce China yang menawarkan model bisnis serupa, Temu, sempat ingin berekspansi ke Indonesia, tetapi dilarang oleh pemerintah.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Cara Fintech Bantu Perempuan & UMKM Lewat Kredit Produktif