Kebanyakan Uang, Manusia Rp 2.500 Triliun Tebar Duit

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Jumat, 05/12/2025 12:30 WIB
Foto: CEO NVIDIA Jensen Huang memperkenalkan proyek "Industrial AI Cloud" selama konferensi pers di Berlin, Jerman, 4 November 2025. (REUTERS/Lisi Niesner)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nvidia, perusahaan chip paling bernilai di Amerika Serikat, kini berada dalam posisi yang jarang dimiliki perusahaan teknologi mana pun, yakni kelebihan kas dalam jumlah luar biasa besar.

Dengan saldo kas dan investasi jangka pendek mencapai US$60,6 miliar per Oktober 2024, dan proyeksi arus kas bebas hingga US$576 miliar dalam tiga tahun ke depan, raksasa chip ini tengah mencari tempat untuk "membuang uang".

Selama tahun ini saja, Nvidia telah mengumumkan serangkaian investasi jumbo. Perusahaan membeli saham senilai US$2 miliar di Synopsys, mengambil bagian US$1 miliar di Nokia, menggelontorkan US$5 miliar ke Intel, dan menempatkan US$10 miliar di Anthropic. Total komitmen investasi dari empat transaksi itu saja mencapai US$18 miliar.


Belum termasuk rencana raksasa mereka, sebuah komitmen jangka panjang senilai US$100 miliar (Rp 1.6 kuadriliun) untuk membeli saham OpenAI, meski kesepakatan finalnya belum ditandatangani.

CEO Nvidia Jensen Huang mengakui bahkan dirinya pun heran dengan kecepatan pertumbuhan perusahaan.

"Tidak ada perusahaan yang tumbuh sebesar yang sedang kita bicarakan," kata manusia dengan harta Rp 2.500 triliun itu, ketika ditanya apa rencana Nvidia terhadap kasnya, dalam panggilan pendapatan bulan lalu.

Sementara itu, sejumlah analis mendesak Nvidia meningkatkan buyback saham. Dan memang, perusahaan sudah agresif melakukan itu. Dewan direksi Nvidia telah menggelembungkan otorisasi buyback hingga tambahan US$60 miliar. Sepanjang tiga kuartal pertama tahun ini, Nvidia sudah menghabiskan US$37 miliar untuk buyback dan dividen.

"Kami akan terus melakukan pembelian kembali saham," kata Huang.

Namun buyback hanyalah sebagian kecil dari strategi penggunaan uang Nvidia.

Menurut CFO Nvidia Colette Kress, fokus utama perusahaan adalah memastikan cukup dana untuk menghadirkan produk generasi berikutnya tepat waktu. Rantai pasokan yang membutuhkan dukungan modal, seperti Foxconn dan Dell, membuat Nvidia harus mempersiapkan kas besar untuk mendukung kapasitas manufaktur tambahan.

Di luar itu, investasi strategis Nvidia diarahkan untuk memperluas ekosistem AI global.

Huang menegaskan seluruh investasi, baik ke OpenAI, Anthropic, hingga startup swasta, memiliki satu tujuan, yaitu memperluas penggunaan perangkat lunak CUDA dan meningkatkan konsumsi chip Nvidia.

"Semua investasi yang kami lakukan bertujuan memperluas ekosistem," ujar Huang.

Nvidia sendiri telah menggelontorkan US$8,2 miliar di berbagai perusahaan swasta, menggantikan peran akuisisi besar. Setelah upaya membeli Arm senilai US$40 miliar batal karena regulator AS dan Inggris, Nvidia memilih jalur investasi ketimbang akuisisi raksasa.


(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Persiapkan Talenta Digital RI Adopsi Teknologi AI