MARKET DATA

Warga RI Tinggalkan Judol, 7.000 Akun OVO Diblokir

Intan Rakhmayanti Dewi,  CNBC Indonesia
03 December 2025 15:20
Ilustrasi Judi Online (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Ilustrasi Judi Online (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dompet digital OVO membeberkan upaya mereka untuk memberantas judi online (judol) di platformnya. Upaya tersebut termasuk dalam program Gerakan Bareng Ungkap Judi Online (Gebuk Judol).

Program yang berjalan dalam dua ronde sepanjang 2025 itu diklaim berhasil menekan aktivitas transaksi judol secara signifikan.

Chief Operating Officer OVO, Eddie Martono, menegaskan bahwa persoalan judi online sudah masuk kategori darurat dan menyasar segmen yang paling rentan.

"Kita melihat problem judol itu benar dan sangat problematik. Sampai hari ini saya ingat dimana komentar-komentarnya itu sangat miris dan sangat jelas bahwa itu menyasar segmen yang sebenarnya paling pro, segmen yang benar-benar mungkin kurang memahami resiko dari judol tersebut sehingga mereka sampai terlibat ke judol," ujar Eddie dalam acara Media Luncheon: Catatan Akhir Tahun OVO 2025 di Jakarta, Rabu (3/12/2025).

OVO menegaskan bahwa pemberantasan judi online tidak bisa dilakukan sendirian. Karena itu, perusahaan mendorong kolaborasi masyarakat, pemerintah, dan berbagai mitra strategis untuk memperkuat pengawasan digital.

Program Gebuk Judol digelar dalam dua ronde, ronde 1 pada Februari-Maret 2025 dan ronde 2 pada Juli-Agustus 2025, dan akan dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya. Dampaknya disebut sangat signifikan.

Berdasarkan data internal OVO, terdapat 7.000 akun yang disalahgunakan untuk judi online berhasil diblokir dari ronde pertama.

"Di ronde pertama kita berhasil memblokir lebih dari 7.000," ungkapnya.

Chief Operating Officer OVO, Eddie Martono. (CNBC Indonesia/Intan)Foto: Chief Operating Officer OVO, Eddie Martono. (CNBC Indonesia/Intan)
Chief Operating Officer OVO, Eddie Martono. (CNBC Indonesia/Intan)

Sementara itu, transaksi judi online turun hingga 97% berkat kombinasi program Gebuk Judol, patroli siber, dan sistem monitoring konsumen yang diperkuat. Dan di ronde kedua, OVO melihat tingkat validitas laporan mencapai 91%. Artinya sembilan dari sepuluh laporan terbukti benar dan langsung ditindaklanjuti.

"Transaksi judo melalui program gebuk judo dan juga inisiatif-inisiatif lain yang kita kembangkan, patroli siber, monitoring dari penggunaan, konsumen, dan lainnya, transaksi judo telah dilaporkan turun hingga 97%," tegas Eddie.

Ia menambahkan bahwa kontribusi masyarakat sangat krusial dalam mempersempit ruang gerak jaringan judi online.

"Dan disini kita tahu kita tidak bisa sendiri, kita mengajak masyarakat untuk berpartisipasi," imbuhnya.

Laporan PPATK Transaksi Judol Turun

Terpisah, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana mengungkapkan telah terjadi penurunan signifikan dalam nilai transaksi judi online di Indonesia sepanjang tahun 2025.

Ivan menjelaskan, nilai transaksi judi online sepanjang 2024 tercatat mencapai Rp359 triliun. Namun hingga kuartal ketiga tahun 2025, angka tersebut ditekan menjadi Rp155 triliun.

"Artinya hingga saat ini kami semua dengan kolaborasi yang sangat kuat tentunya di bawah arahan Bapak Presiden, telah terjadi penurunan sampai 57% transaksi terkait dengan judi online," ujar Ivan saat konferensi pers bersama Menteri Komdigi Meutya Hafid di Kantor PPATK, Jakarta Pusat, pada November lalu.

Penurunan juga terjadi pada jumlah dana deposit para pemain judi online. Sepanjang 2024, nilai deposit tercatat mencapai Rp51 triliun. Sementara per kuartal III tahun 2025, jumlah itu turun menjadi Rp24,9 triliun atau turun lebih dari 45%.

Menurut Ivan, capaian tersebut merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak, khususnya Komdigi, dalam menekan akses masyarakat ke platform judi online.

"Ini tentunya berkat kolaborasi kita semua, khususnya Komdigi, ini membuktikan bahwa telah terjadi penurunan akses masyarakat sampai 70% terhadap situs-situs judi online," ujarnya.

(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Lewat GEBUK JUDOL, OVO Gaungkan Perang Lawan Judi Online


Most Popular