AI Lenyap dari WhatsApp, ChatGPT dan Microsoft Ditendang
Jakarta, CNBC Indonesia - Meta akhirnya "menendang" chatbot AI pesaing, termasuk ChatGPT milik OpenAI dan Copilot milik Microsoft, dari platform WhatsApp.
Kebijakan ini muncul setelah Meta memperbarui ketentuan layanan WhatsApp Business Solution yang melarang distribusi chatbot AI buatan perusahaan selain Meta. Aturan baru tersebut akan berlaku pada 15 Januari 2026.
OpenAI lebih dulu mengumumkan rencana hengkangnya beberapa minggu lalu, disusul Microsoft pekan ini. Meski begitu, kedua chatbot masih bisa diakses pengguna hingga aturan baru diberlakukan.
Pengguna ChatGPT bahkan diberi opsi untuk menautkan akun mereka ke WhatsApp agar riwayat chat bisa ikut terbawa. Namun, fitur serupa tidak tersedia bagi pengguna Copilot.
Meta memperkenalkan pembaruan ketentuan ini pada Oktober lalu. Inti larangannya adalah perusahaan AI tak lagi boleh memanfaatkan WhatsApp Business API sebagai saluran distribusi produk chatbot AI.
WhatsApp hanya mengizinkan penggunaan API untuk layanan pelanggan atau dukungan bisnis, bukan untuk produk AI yang berdiri sendiri.
"Tujuan WhatsApp Business API adalah membantu bisnis memberikan layanan pelanggan dan mengirim pembaruan yang relevan," ujar seorang juru bicara Meta, dikutip dari TechCrunch, Senin (1/12/2025). "Fokus kami pada puluhan ribu bisnis yang membangun layanan tersebut di WhatsApp."
Dengan kebijakan ini, sejumlah chatbot AI lain seperti Perplexity diperkirakan juga segera menyusul hengkang dari WhatsApp.
Mulai Januari 2026, Meta AI akan menjadi satu-satunya chatbot berbasis kecerdasan buatan yang bisa digunakan secara resmi di platform tersebut.
(dem/dem)