Update Banjir Sumatra: 82 Tewas, 80 Hektar Lahan Perkebunan Lenyap
Daftar Isi
Jakarta, CNBC Indoensia - Banjir dan longsor di wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat tak hanya menyebabkan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi lumpuh. Bencana hidrometeorologi ini juga memakan korban jiwa, merusak rumah warga, hingga melahap lahan perkebunan.
Dikutip dari laman resmi BNPB, Jumat (28/11/2025), lahan perkebunan seluas 80 hektare dan lahan hortikultura seluas 60 hektare di Kabupaten Sedang Bedagai, Sumatra Utara, terendam banjir. Selain itu, lahan pertanian seluas 55 hektare juga terendam banjir di wilayah Aceh.
BNPB mengatakan kejadian banjir pertama yang tercatat pada Rabu (26/11) pukul 18.00 waktu setempat, di Kota Binjai, Sumatra utara. Peristiwa ini dipicu oleh hujan dengan intensitas yang lebat menyebabkan meluapnya tiga sungai di Kota Binjau, yakni Sungai Bingai, Mencirim, dan Bangkatan.
Luapan air itu lantas menyebabkan tergenangnya pemukiman warga. Setidaknya ada 5.818 Kepala Keluarga (KK) atau 19.349 jiwa terdampak di 21 kelurahan dari lima kecamatan, yakni Kecamatan Binjai Selatan, Binjai Kota, Binjai Timur, Binjai Utara, dan Binjai Barat.
Hingga Kamis (27/11), BPBD Kota Binjai telah merespons dengan mendirikan dapur umum untuk warga terdampak dan terus melakukan pengkinian data dari lokasi-lokasi terdampak. BPBD setempat juga telah mendirikan pos pengungsian di Jalan T. Imam Bonjol, Kelurahan Setia. Selain itu, pelayanan kesehatan juga diberikan serta menyiagakan personel apabila ada warga yang masih membutuhkan evakuasi.
Masih di Sumatera Utara, kejadian bencana terbaru juga terjadi di Kota Tebing Tinggi, pada Kamis (27/11) pukul 06.00 WIB. Banjir ini disebabkan kenaikan debit air sungai Padang dan Bahilang yang dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi di wilayah hulu, yakni Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Serdang sehingga air di wilayah hilir meluapnya.
Sebanyak 26 kelurahan di lima kecamatan terdampak dengan jumlah warga yang terdampak mencapai 5.054 KK atau sejumlah 13.337 jiwa. BPBD setempat juga mencatat kerugian materil berjumlah 4.080 unit rumah terendam banjir.
Guna merespons peristiwa ini, BPBD Kota Tebing Tinggi telah mengerahkan personel untuk melakukan pengkinian data dan memantau lokasi terdampak. Koordinasi dengan pihak terkait yakni BWSS II juga dilakukan serta melakukan evakuasi warga terdampak.
Peristiwa selanjutnya terjadi di Kabupaten Sedang Bedagai yang dilanda banjir dengan ketinggian 10 hingga 60 sentimeter pada Kamis (27/11) pukul 05.50 WIB. Data yang dihimpun mencatat sebanyak empat kecamatan terdampak dengan warga yang terdampak berjumlah 186 KK atau sekira 575 jiwa.
Banjir Aceh
Selain Sumatra Utara, banjir juga terjadi di Kabupaten Aceh Selatan yang menyebabkan delapan kecamatan dan 24 gampong terdampak dengan ketinggian air mulai dari 10 hingga 40 sentimeter. Kejadian yang dipicu oleh cuaca ekstrem ini telah berdampak pada 878 KK atau sejumlah 3.106 jiwa.
Hingga Kamis (27/11), kondisi genangan berangsur surut di beberapa wilayah, seperti Gampong Labuhan Tarok II Kecamatan Meukek, Gampong Mutiara Jalan Nasional Gunung Alue Kriet Kecamatan Sawang, Gampong Batu Itam Lintas Nasonal, Kecamatan Kota Bahagia, Bakongan, Sawang dan Trumon.
BPBD setempat juga telah melakukan sejumlah upaya penanganan dengan berkoordinasi bersama pihak-pihak terkait melalui unsur Forkopimda dan unsur perangkat daerah lainnya.
Di wilayah lain, banjir dilaporkan juga terjadi di Kabupaten Pidie, pada Kamis (27/11), yang dipicu oleh hujan di sebagian wilayah Kabupaten Pidie dengan intensitas tinggi.
Peristiwa ini mengakibatkan 24 gampong di delapan kecamatan tergenang air dengan jumlah warga terdampak mencapai 726 KK atau sejumlah 2.547 jiwa di Kecamatan Muara Tiga, Kecamatan Pidie, dan Kecamatan Mutiara Timur.
Banjir yang belum surut ini juga mengakibatkan daerah aliran sungai mengalami kerusakan serta 55 hektare lahan pertanian terdampak. BPBD setempat telah melakukan koordinasi dengan pihak terkait dan upaya penanganan serta pengkinian data.
Masih di Aceh, daerah lainnya yang dilanda banjir adalah Kabupaten Aceh Tenggara, pada Rabu (26/11) pukul 15.31 WIB. Sebanyak 71 gampong dari 14 kecamatan terdampak dengan korban jiwa meninggal dunia yang dilaporkan satu orang serta 774 KK dengan 1.879 jiwa terdampak.
Banjir ini juga menyebabkan kerusakan infrastruktur seperti empat unit jembatan terputus, tiga unit tanggul terdampak, dan tiga akses jalan terputus. BPBD Kabupaten Aceh Tenggara telah melakukan kaji cepat dan mengerahkan tim reaksi cepat ke lokasi terdampak.
Pemerintah daerah setempat juga dilaporkan telah mendirikan pos komando dan menurunkan satu unit alat berat ekskavator untuk membantu penanganan darurat di lokasi banjir. Hingga Kamis (27/11) banjir belum surut dan BPBD masih melakukan penanganan.
Jumlah Korban Tewas
BNPB juga menghimpun pengkinian data terkait korban jiwa dari bencana banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah daerah di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh beberapa hari belakangan ini.
Hingga Jumat (28/11) pagi, total korban jiwa meninggal di Aceh berjumlah 6 orang dan 11 orang masih dinyatakan hilang. Adapun perinciannya meliputi Kabupaten Benar Meriah dilaporkan 5 orang meninggal dunia dan 9 dinyatakan hilang. Lalu Kabupaten Gayo Lues ada 1 orang meninggal dan 9 orang masih hilang.
Sementara itu, untuk pengkinian data di wilayah Sumatera Utara, total korban jiwa meninggal dunia berjumlah 55 jiwa dan yang masih dinyatakan hilang berjumlah 41 orang.
Jika diperinci, jumlah tersebut mencakup Kabupaten Tapanuli Tengah 34 jiwa meninggal dunia dan 33 orang masih dinyatakan hilang, Tapanuli Selatan ada 13 orang meninggal dunia dan 3 masih dinyatakan hilang, di Kabupaten Pakpak terdapat 1 orang meninggal dunia dan Tapanuli Utara 3 orang meninggal dunia dan 5 masih dinyatakan hilang. Sementara itu terdapat penyesuaian data di Kabupaten Humbang Hasundutan dari yang sebelumnya 5 orang meninggal dunia terdapat koreksi menjadi 4 orang meninggal dunia.
Selain itu, di wilayah Sumatera Barat dilaporkan korban meninggal dunia sebanyak 21 jiwa. Ini disampaikan Wakil Gubernur Sumbar dalam keterangan pers pagi ini.
Penanganan darurat yang tengah dilakukan pemerintah telah mendirikan posko utama di Taruntung, Tapanuli Utara. Lokasi tersebut terbilang paling memungkinkan dari sisi aksesibilitasnya untuk memobilisasi peralatan, logistik, dan personil dan menjangkau tiga wilayah operasi yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Jika ditotalkan, jumlah korban tewas di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat terkini mencapai 82 orang.Â
Langkah Pemerintah
Pemerintah juga telah menetapkan tiga langkah prioritas dalam penanganan darurat di tiga wilayah tersebut, adapun ketiga prioritas ini di antaranya pemulihan akses jalur darat baik yang tertutup akibat longsoran maupun jembatan terputus.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum telah menyiagakan alat berat dan BNPB juga telah mengerahkan dua unit pesawat untuk mendukung penanganan melalui operasi modifikasi cuaca (OMC).
Kedua, dukungan logistik permakannan juga akan dioptimalkan ke masyarakat melalui jalur udara menggunakan satu pesawat dan satu helikopter. Bahkan jika diperlukan, Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto yang sudah berkantor di Tapanuli Utara akan mengerahkan beberapa unit helikopter tambahan untuk mendistribusikan bantuan dan menjangkau wilayah-wilayah yang sulit diakses.
Seiring dengan tanggap darurat ini pemerintah juga masih terus memperbarui data yang di lokasi terdampak. Selain data korban jiwa, data kerusakan rumah masyarakat dan infrastruktur juga dilakukan termasuk jembatan.
Ketiga, pemulihan akses komunikasi dan jaringan listrik. Pemerintah berharap dan mendorong agar PLN serta pengelola jaringan telekomunikasi dapat memberikan jaringan komunikasi GSM di daerah terdampak. Sehingga masyarakat dapat terhubung dengan kerabat dan keluarga di wilayah terdampak yang sejak beberapa hari terakhir kehilangan kontak.
(fab/fab)[Gambas:Video CNBC]