14 Zona Merah Megathrust RI Terbaru, Waspada Gempa Dahsyat M 9,2

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Rabu, 26/11/2025 16:20 WIB
Foto: Segmen Megathrust di Indonesia. (Dok. BRIN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Para ahli memetakan 14 zona megathrust yang ada di Indonesia. Data tersebut terdapat dalam laporan Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2024. Jumlah ini berubah dari 13 megathrust dari peta yang diluncurkan 2017.

Beberapa zona megathrust yang masuk dalam daftar peta 2024 seperti Jawa bagian Barat, yang berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9. Dan zona megathrust Aceh-Andaman, yang berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 9,2.


Berikut ini 14 zona megathrust merujuk Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2024:

1. Zona Megathrust Aceh-Andaman berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 9,2.

2. Zona Megathrust Nias-Simelue berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,7.

3. Zona Megathrust Batu berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 7,8.

4. Zona Megathrust Mentawai-Siberut berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.

5. Zona Megathrust Mentawai-Pagai berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.

6. Zona Megathrust Enggano berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.

7. Zona Megathrust Jawa berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 9,1.

8. Zona Megathrust Jawa bagian barat berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.

9. Zona Megathrust Jawa bagian timur berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.

10. Zona Megathrust Sumba berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.

11. Zona Megathrust Sulawesi Utara berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,5.

12. Zona Megathrust Palung Cotobato berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,3.

13. Zona Megathrust Filipina Selatan berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,2.

14. Zona Megathrust Filipina Tengah berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,1

Anggota AIPI dan Guru Besar ITB, Iswandi Imran mengungkapkan perbedaan antara peta 2024 dengan sebelumnya. Disebutkan bahwa terdapat peningkatan peningkatan bahaya gempa di sejumlah wilayah Indonesia dengan temuan tersebut.

"Antara yang sebelumnya 2017 dengan 2024 yang paling atas ya kalau kita lihat kontur lebih rapat ya yang pada 2024 yang mengindikasikan sebenarnya adanya peningkatan bahaya gempa di daerah-daerah tertentu di Indonesia," ujarnya dalam acara Sosialisasi dari Pera Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Terkini ke Ketahanan Indrastruktur, di Jakarta, Selasa (25/11/2025).

Iswandi juga menambahkan peta ini belum bisa langsung digunakan. Sebab masih harus dikembangkan menjadi Peta Gempa Maksimum dan digabung dengan Peta Fragility.

"Untuk mendapatkan nantinya peta gempa maksimum yang dipertimbangkan dengan risiko tertarget atau sering kita kenal dengan sebutan MCER," dia melanjutkan.

Megathrust RI Tinggal Menunggu Waktu

Sebelumnya, BMKG mencatat ada dua zona Megathrust yang menunggu waktu untuk melepas energinya. Masing-masing adalah Megathrust Selat Sunda yang terakhir melepaskan gempa pada 1757 dan Megathrust Mentawai-Siberut yang belum aktif sejak gempa 1797.

"Kondisi ini dikenal sebagai seismic gap, yaitu wilayah yang secara geologis menyimpan potensi besar, karena lama tidak melepaskan energi. Jadi, meskipun belum terjadi, potensi itu nyata dan harus kita waspadai," imbau BMKG, beberapa saat lalu.

Kendati demikian, BMKG menegaskan bahwa tidak ada yang bisa meramal kapan pastinya kedua zona tersebut akan memicu bencana hingga tsunami besar.

"Tinggal menunggu waktu bukan ramalan. Kalimat ini sering disalahartikan. Yang dimaksud adalah zona tersebut menyimpan potensi besar karena sudah lama tidak melepaskan energi. Bukan berarti gempa akan terjadi dalam waktu dekat," tulis BMKG dalam unggahan di akun Instagram resminya beberapa saat lalu.

"Istilah ilmiah ini digunakan sebagai bentuk kewaspadaan berdasarkan data sejarah dan geologi, bukan untuk menimbulkan kepanikan. Dalam Undang-Undang No 31/2009, BMKG bertanggung jawab atas pengamatan, pengelolaan data, pelayanan informasi, termasuk gempa bumi dan tsunami," jelas BMKG.

BMKG mengingatkan pentingnya mengenali potensi megathrust. Jadi semua pihak bisa memahami risiko bencana yang akan datang, sebagai langkah awal dari kesiapsiagaan.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: 3 PR Fintech Dorong Inklusi, Bantu Nasabah Kelola Uang - Kredit