Cari Kerja Gaji Tinggi Makin Susah, Profesi Ini Cuan Besar di 2025

Redaksi, CNBC Indonesia
Jumat, 21/11/2025 21:00 WIB
Foto: Infografis/ Survei Kenaikan Gaji Karyawan RI 2021/ Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah badai PHK yang masih berlanjut, ditambah sulitnya mencari pekerjaan dengan gaji layak, ada profesi yang pertumbuhannya pesat dan bisa jadi opsi bagi pejuang pencari kerja.

Profesi itu tak lain adalah kreator konten di platform media sosial. Menurut laporan berjudul 'The 2025 Creator Economy Ad Spend and Strategy' dari Biro Iklan Interaktif, pengeluaran iklan di ekosistem kreator konten diprediksi akan mencapai US$37 miliar (Rp618 triliun) pada tahun ini.


Investasi di industri kreator konten diramal meningkat 26% dari tahun-ke-tahun. Persentase itu lebih tinggi 4 kali lipat ketimbang investasi di industri media secara keseluruhan.

Sebagai perbandingan, pengeluaran iklan di media diprediksi hanya meningkat 5,7% pada 2025. Sementara itu, pengeluaran iklan di ekonomi kreator konten sudah meningkat lebih dari 2 kali lipat dari 2021-2024, yakni dari US$13,9 miliar ke US$29,5 miliar.

Dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (21/11/2025), laporan tersebut juga mengatakan hampir setengah (48%) responden yang disurvei dari pihak pengiklan saat ini mengatakan pengeluaran ke kreator konten adalah keharusan.

Pengeluaran ke kreator konten hanya berada di belakang media sosial dan pencarian berbayar. Survei ini juga mengungkap apa yang diinginkan pengiklan ketika bekerja sama dengan kreator konten.

Membangun pengetahuan soal brand (brand awareness) adalah prioritas teratas, yakni 43%. Kemudian menjangkau audiens baru (41%), meningkatkan reputasi brand (35%), dan meningkatkan penjualan online (32%).

Lebih dari setengah responden (58%) mengatakan reputasi kreator konten menjadi pertimbangan utama untuk memilih kreator konten untuk diajak berkolaborasi. Kategori kedua yang juga penting adalah kesamaan target pasar dengan audiens kreator konten (56%).

"Memanfaatkan ekonomi kreator konten untuk terhubung dengan audiens bukan lagi sekadar eksperimen bagi para pengiklan. Ini sesuatu yang penting," ujar David Cohen, CEO IAB.

"Pertumbuhan signifikan yang kami saksikan mencerminkan komitmen yang makin mendalam dari merek-merek untuk berinvestasi dalam strategi yang berfokus pada kreator," ia menambahkan.

Studi ini juga menyoroti bahwa para brand menuntut pengukuran yang lebih konsisten dan universal terkait kreator konten. Meskipun jumlah pelanggan dan tayangan merupakan informasi publik, metrik seperti tingkat interaksi tidak mudah dideteksi. Padahal, pengiklan menilai tingkat interaksi kini makin penting dibandingkan jumlah pengikut (followers) dan tayangan (views).

Perusahaan pihak ketiga, seperti CreatorIQ, sering melacak statistik ini untuk kreator dan kanal, tetapi mengukur kinerja kampanye tertentu jauh lebih sulit. Secara keseluruhan, IAB menemukan bahwa brand menginginkan atribusi yang lebih baik, pelaporan yang lebih konsisten, dan perangkat operasional yang lebih baik untuk mengukur hasil bisnis yang terkait dengan kampanye kreator konten.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sistem Keamanan AI Bantu Industri Adopsi "Smart Manufacturing"