Tutup di RI, Nasib Ecommerce China Makin Memprihatinkan

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
Jumat, 14/11/2025 15:15 WIB
Foto: Pabrik garmen untuk Shein di Guangzhou, provinsi Guangdong, China. (REUTERS/Casey Hall)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib platform e-commerce asal China kian suram, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kawasan Eropa. Setelah geliat e-commerce China di RI meredup akibat pengetatan aturan, kini giliran Uni Eropa (UE) yang mengambil langkah tegas terhadap banjir barang murah dari Negeri Tirai Bambu.

Para menteri ekonomi dari 27 negara anggota UE sepakat menghapus pengecualian bea masuk sebesar 150 euro untuk paket kecil yang dikirim dari negara non-Uni Eropa.


Keputusan ini akan berdampak pada platform e-commerce asal China seperti Shein dan Temu, yang membanjiri pasar Eropa dengan paket berukuran kecil. Di Prancis, Shein juga tengah menghadapi skandal dan proses hukum terkait penjualan boneka seks menyerupai anak di platformnya.

"Ini adalah momen penting," kata Komisaris Perdagangan Eropa Maroš Šefčovič setelah pertemuan, seraya menambahkan bahwa langkah ini mengirimkan sinyal kuat bahwa Eropa serius tentang persaingan yang adil dan membela kepentingan bisnis, demikian dikutip dari EuroNews, Jumat (14/11/2025).

Langkah ini menjadi pukulan besar karena 91% paket kecil yang masuk ke Eropa berasal dari China. UE mencatat banjir impor sebanyak 4,6 miliar paket pada 2024, sebuah tren yang disebut meningkat drastis oleh Komisaris Ekonomi Valdis Dombrovskis.

Keputusan untuk mencabut pengecualian bea masuk pada paket kecil ini merupakan bagian dari reformasi besar-besaran aturan kepabeanan UE yang kemungkinan memerlukan waktu untuk diimplementasikan.

Ke-27 negara anggota diperkirakan akan kembali bertemu pada Desember untuk menyetujui sistem sementara yang memungkinkan penerapan langkah tersebut.

Komisaris Perdagangan UE Šefčovič mengatakan bahwa UE akan siap bergerak secepatnya pada 2026.

"Mengakhiri pengecualian ini akan menutup celah yang telah lama dimanfaatkan untuk menghindari pembayaran bea masuk," kata seorang diplomat Eropa.

Kesepakatan yang dicapai berarti bea masuk akan dikenakan mulai "euro pertama" untuk semua barang yang masuk ke UE, sama seperti pajak pertambahan nilai, menurut pejabat tersebut.

Langkah terbaru ini menjadi sinyal bahwa dominasi platform e-commerce China yang agresif masuk ke pasar Eropa mulai menghadapi titik balik.

Sementara itu, usulan pungutan sebesar 2 euro untuk paket kecil yang diajukan Komisi Eropa pada Juli sudah mulai dibahas oleh 27 negara anggota.

Sejumlah negara anggota juga menerapkan langkah nasional. Italia tengah menyiapkan pajak untuk melindungi industri fesyennya dari gelombang pesanan murah dari China yang membuat produsen lokal tidak mampu bersaing dalam hal harga.

"Kami puas dengan langkah pengenaan pajak pada paket kecil dari negara non-Uni Eropa, sebuah fenomena yang menghancurkan perdagangan ritel," kata Menteri Ekonomi Italia Giancarlo Giorgetti .

EuroCommerce, yang mewakili peritel UE di Brussels, sebelumnya telah memperingatkan lonjakan pesanan dari platform China bulan lalu dan mendesak otoritas Eropa untuk bertindak secara terkoordinasi.

"Solusi UE yang cepat dan harmonis sangat penting, karena usulan tidak selaras berisiko menimbulkan fragmentasi dan merusak kesetaraan persaingan," ujar Christel Delberghe, direktur jenderal EuroCommerce.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Fintech Lending Perluas Pinjaman Bagi Nasabah Individu