Astronaut NASA Mau Terbang ke Bulan Tak Digaji

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Senin, 03/11/2025 07:55 WIB
Foto: Astronot NASA Shane Kimbrough, Megan McArthur, astronot ESA (European Space Agency) Thomas Pesquet, dan astronot Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) Akihiko Hoshide terlihat di kokpit pesawat luar angkasa SpaceX Crew Dragon setelah diangkat. off untuk misi Crew-2 dari Launch Complex 39A, Jumat, 23 April 2021, di Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida (NASA via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - NASA kini tengah menyelesaikan persiapan misi Artemis 2, penerbangan berawak pertama menuju Bulan setelah lebih dari 50 tahun. Jika sesuai rencana, roket akan meluncur sekitar empat bulan lagi.

Namun di balik ambisi besar itu, ada fakta yang mengejutkan. Akibat dampak dari penutupan operasional pemerintahan Amerika Serikat yang belum berakhir, sejumlah pegawai NASA terpaksa tetap bekerja tanpa menerima gaji.

Kondisi ini bahkan dialami oleh para astronaut yang akan ikut dalam misi berisiko tinggi tersebut demi menyukseskan penerbangan bersejarah ke Bulan.


Meski tak dibayar, pejabat NASA mengatakan para staf dan astronaut rela melanjutkan persiapan misi Artemis 2. Hal ini menunjukkan tingginya komitmen para staf dan astronaut NASA.

Para kontraktor yang membantu persiapan misi Artemis 2 saat ini masih mendapat bayaran. Namun, disebutkan anggarannya kian menipis dan bisa habis dalam waktu dekat, dikutip dari Futurism, Senin (3/11/2025).

Beberapa kontraktor juga berbicara terkait dampak dari penutupan operasional pemerintah pada industri mereka.

"Saya rasa kita akan segera mencapai titik di mana dampaknya akan signifikan, dan ini lebih berkaitan dengan infrastruktur secara keseluruhan," ujar Kirk Shireman, Wakil Presiden Lockheed Martin yang mengawasi program pesawat ruang angkasa Orion, kepada Ars Technica.

"Untungnya, saya bekerja untuk perusahaan besar yang bermodal besar, dan kita akan baik-baik saja," kata Shireman.

Namun, ia menekankan ada banyak perusahaan kontrak berskala kecil yang juga bekerja untuk NASA. Jika mereka tidak dibayar, pada akhirnya mereka tidak akan bisa terus bekerja.

Makin lama penutupan operasional pemerintah berlangsung, makin besar dampak yang akan dirasakan di berbagai industri. Bulan lalu, pejabat NASA mengumumkan Artemis 2 akan meluncur pada 5 Februari 2026 mendatang atau 2 bulan lebih awal ketimbang rencana awal.

Hanya ada beberapa hari dalam sebulan ketika Bulan dan Bumi sejajar bagi Orion untuk melakukan perjalanannya, yang berarti misi Artemis 2 dapat ditunda hingga sebulan.

Penutupan operasional pemerintah tidak hanya menghancurkan operasi dan moral NASA, tetapi juga dinilai dapat memberi musuh-musuh AS keuntungan dalam perlombaan mendominasi antariksa.

Para pejabat telah berulang kali memperingatkan bahwa China dapat mengalahkan AS dalam mencapai Bulan, sebuah kemungkinan yang makin besar kemungkinannya seiring berlanjutnya penutupan pemerintah.


(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Era Cashless Buka Peluang Besar, Adaptasi Jadi Kunci