Banyak Warga RI Jadi Korban Penipuan Online di 2025, Cek Faktanya
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas masyarakat Indonesia disebut merasa percaya diri mengenali penipuan. Namun di sisi lain, tak sedikit juga yang masih jadi korban penipuan.
Dalam laporan Global Anti-scam Alliance (GASA) dan Indosat Ooredoo Hutchison, State of Scams in Indonesia 2025, disebutkan 86% orang mengaku percaya diri bisa mengenali penipuan. Dari angka tersebut 18% subjek menyebutkan selalu bisa mengenali penipuan.
Laporan yang sama juga menyebutkan 8% responden mengatakan tak percaya diri mengenali penipuan, dengan 1% menilai tak percaya diri sama sekali.
Meski mayoritas percaya diri mengenali penipuan, sebanyak 35% orang dewasa menyebutkan mengalami penipuan pada 12 bulan terakhir.
Laporan mengungkapkan 12% orang pernah mengalami tiga penipuan dalam setahun dan 10% masing-masing mengalami sekali dan dua kali penipuan.
Namun masih ada beberapa orang yang terkena penipuan beberapa kali. Terdapat 1% orang terkenal 10 kali dan lebih dari 11 kali sebanyak 4%.
Dari jumlah tersebut, 63% adalah penipuan terkait investasi. Berikutnya adalah penipuan belanja (62%) dan terkait hadiah (55%).
Penipuan juga menyasar hampir ke seluruh kalangan usia. Termasuk anak-anak menjadi korban.
Hal ini diungkapkan dalam laporan, yakni satu dari lima orang tua mengatakan anak-anak mereka pernah mengalami penipuan setidaknya sekali.
Sebagai informasi, laporan ini berdasarkan survei yang digelar pada 26 Februari hingga 14 Maret 2025. Ada 1.000 responden yang merupakan orang dewasa berusia 18 tahun ke atas yang tinggal di Indonesia.
(fab/fab)