Siang Cuaca Panas Mendidih-Malam Hujan Lebat, Ini Penjelasan BMKG

Redaksi, CNBC Indonesia
17 October 2025 11:10
Warga berjalan di sekitar Halte Tosari saat Hari Kulminasi Utama yang jatuh pada pukul 11.40 WIB di Jakarta, Senin (9/10/2023). Hari Kulminasi Utama atau fenomena Hari Tanpa Bayang merupakan posisi dimana matahari berada di posisi tertinggi. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Warga berjalan di sekitar Halte Tosari saat Hari Kulminasi Utama yang jatuh pada pukul 11.40 WIB di Jakarta, Senin (9/10/2023). Hari Kulminasi Utama atau fenomena Hari Tanpa Bayang merupakan posisi dimana matahari berada di posisi tertinggi. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Cuaca panas mendidih menerjang wilayah Indonesia, terutama di wilayah perkotaan besar. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan ada beberapa faktor utama yang membuat suhu di beberapa wilayah mencapai 34-37 derajat Celsius.

Bahkan, ada wilayah yang mencapai suhu panas ekstrem dengan nilai maksimum mencapai 37,6 derajat Celsius, yakni Majalengka dan Boven Digoel.

BMKG menekankan bahwa fenomena ini bukan akibat Gelombang Panas (Heatwave) seperti yang terjadi di negara-negara subtropis. Menurut BMKG, suhu Indonesia masih dalam batas wajar, walaupun terasa tidak nyaman.

Kemungkinan kondisi panas ini masih berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November 2025, tergantung waktu mulai masuknya musim hujan di masing-masing wilayah.

Ada beberapa penyebab utama cuaca panas saat ini. Pertama, posisi semu Matahari optimum. Saat ini, BMKG mengatakan gerak semu Matahari sudah berada sedikit di selatan ekuator.

Selanjutnya, ada juga faktor angin dari Australia. Angin timuran yang bertiup dari Benua Australia membawa massa udara kering. Hal ini membuat awan sulit terbentuk, sehingga Matahari terasa lebih terik di permukaan.

Terakhir, minimnya tutupan awan. Meski sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan, pembentukan awan hujan di beberapa wilayah masih minim.

Hujan Masih Mengintai

Kendati panas menyengat menghampiri di siang hari, tetapi masih ditemui hujan lebat pada sore menjelang malam hari. BMKG mengatakan hal ini akibat aktivitas konvektif.

"Meski panas dominan, BMKG memprakirakan potensi hujan lokal akibat aktivitas konvektif masih dapat terjadi pada sore hingga malam hari di sejumlah wilayah," tulis BMKG dalam akun Instagram resminya, dikutip Jumat (17/9/2025).

Berikut peringatan dini cuaca hujan dari BMKG untuk periode 3 hari ke depan, yakni 17-19 Oktober 2025:

17 Oktober 2025

Waspada Hujan Sedang-Lebat: Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumsel, Lampung, Kep. Babel, Banten, Jakarta, Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, NTB, NTT, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulbar, Sultra, Malut, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah.

Siaga Hujan Lebat-Sangat Lebat: Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu.

Peringatan Dini Angin Kencang: NTT, Sulsel.

18 Oktober 2025

Waspada Hujan Sedang-Lebat: Aceh, Sumbar, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumsel, Kep. Babel, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, NTB, NTT, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kalut, Kalsel, Sulteng, Sulbar, Sultra, Malut, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah.

Siaga Hujan Lebat-Sangat Lebat: Sumut, Bengkulu, Maluku, Papua

Peringatan Dini Angin Kencang: NTT, Sumut.

19 Oktober 2025

Waspada Hujan Sedang-Lebat: Sumut, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumsel, Kep. Babel, Bengkulu, Lampung, Jabar, Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kaltim, Sulteng, Sulsel, Sultra, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Selatan.

Siaga Hujan Lebat-Sangat Lebat: Aceh, Sumbar, Sulbar, Malut, Maluku, Papua Tengah, Papua.

Peringatan Dini Angin Kencang: NTT.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Peringatan Terbaru BMKG, Awas Hujan Lebat-Angin Kencang Hantam RI!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular