Negara Diserang Maling Internet Kelas Kakap, Segini Kerugiannya
Jakarta, CNBC Indonesia - Insiden serangan siber di Inggris melonjak tajam dalam setahun terakhir. Badan Keamanan Siber Nasional (National Cyber Security Centre/NCSC) Inggris mencatat peningkatan signifikan dalam kasus kejahatan dunia maya, termasuk serangan yang dikategorikan "sangat signifikan" melonjak hingga 50% dibanding tahun lalu.
Lonjakan serangan siber ini menimpa sejumlah perusahaan besar Inggris, seperti Marks & Spencer, Co-op, hingga Jaguar Land Rover (JLR). Akibat serangan tersebut, sebagian operasi bisnis sempat lumpuh hingga beberapa pekan.
Kepala NCSC, Richard Horne, mengatakan bahwa setiap pelaku usaha, dari perusahaan besar hingga individu, wajib memiliki rencana pertahanan digital untuk mengantisipasi kejahatan siber.
"Setiap pemimpin, baik Anda bekerja sendiri di meja dapur maupun memimpin ribuan karyawan, harus punya rencana melawan serangan siber kriminal," ujarnya dalam peluncuran laporan tahunan NCSC di London, dikutip dari Reuters, Selasa (14/10/2025).
Sepanjang 12 bulan hingga Agustus 2025, NCSC menangani 429 insiden siber. Sekitar separuhnya dinilai memiliki dampak nasional, sementara 18 di antaranya dikategorikan "sangat signifikan" karena berpengaruh terhadap pemerintah pusat, layanan penting publik, populasi besar, atau perekonomian Inggris.
Pemerintah Inggris juga telah mengirim surat kepada 350 perusahaan terbesar di Indeks FTSE, mendesak mereka untuk menjadikan ketahanan siber sebagai tanggung jawab tingkat dewan direksi. Langkah tersebut diambil guna memperkuat kesiapan korporasi menghadapi serangan digital yang semakin masif.
Pada laporan yang sama, NCSC mengungkapkan telah menangani 204 serangan dalam tiga kategori paling serius selama setahun terakhir, lebih dari dua kali lipat dibandingkan 89 kasus di tahun sebelumnya.
Kondisi ini memunculkan kekhawatiran terhadap ketahanan bisnis di Inggris, terutama perusahaan kecil yang menjadi bagian dari rantai pasokan perusahaan besar. Jika sistem mereka lumpuh, arus pesanan dan pembayaran bisa terhenti seketika.
Jaguar Land Rover menjadi salah satu korban besar serangan siber tersebut. Produsen mobil mewah itu sempat menghentikan produksi hampir enam minggu, dengan potensi kerugian mencapai 50 juta poundsterling per minggu.
Pada akhir September, pemerintah Inggris turun tangan memberikan jaminan pinjaman sebesar 1,5 miliar poundsterling kepada JLR untuk membantu menjaga kelangsungan pasokan.
"Jika besok infrastruktur IT Anda lumpuh dan semua layar komputer mati, apakah bisnis Anda masih bisa menggaji karyawan, menjalankan mesin, atau mengisi stok di rak?" kata Horne.
"Jika jawabannya tidak, atau bahkan tidak tahu, maka bertindaklah sekarang." pungkasnya.
(fab/fab)