Ramai-ramai Tanam Chip Otak, Pendaftaran Resmi Dibuka

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
Selasa, 14/10/2025 14:55 WIB
Foto: Neuralink buka-bukaan masalah pada proyek implan chip otak ke manusia. Startup milik Elon Musk tersebut mengaku ada kabel kecil yang salah posisi di dalam otak pasien pertamanya. (X @Neuralink)

Jakarta, CNBC Indonesia - Startup chip otak milik Elon Musk, Neuralink, mengumumkan telah menerima lebih dari 10.000 pendaftar dari berbagai negara. Program pendaftaran ini dilakukan melalui "Patient Registry" yang dibuka di situs resmi Neuralink mulai awal tahun ini.

Melalui skema tersebut, siapa pun dapat mendaftarkan diri untuk menjadi calon peserta uji coba implan chip otak buatan perusahaan.


Hingga kini, Neuralink telah menanamkan chip pada 12 pasien dalam uji klinis yang memungkinkan mereka mengendalikan komputer hanya dengan pikiran. Sebanyak 13 pasien tambahan dijadwalkan menjalani implan sebelum akhir tahun 2025.

Meski demikian, saat ini uji coba masih dibatasi untuk penderita kelumpuhan akibat penyakit saraf motorik atau cedera tulang belakang. Namun, Elon Musk menyebut di masa depan teknologi ini akan dikembangkan agar dapat digunakan juga oleh orang tanpa disabilitas.

Menurut Musk, versi berikutnya dari chip otak Neuralink dapat memungkinkan manusia mencapai simbiosis dengan kecerdasan buatan (AI).

Ia bahkan menyebut chip tersebut berpotensi digunakan untuk memutar musik langsung ke otak, mengembalikan penglihatan bagi penyandang tunanetra, hingga memungkinkan komunikasi melalui telepati.

"Teknologi ini bahkan bisa mencapai titik di mana Anda dapat mengunggah memori dan pada dasarnya menyimpan versi diri Anda, lalu mengunduhnya ke dalam tubuh robot atau kloning dari diri Anda sendiri," kata Musk dalam sebuah siaran langsung pada Juli lalu, dikutip dari The Independent, Selasa (14/10/2025).

Presiden sekaligus salah satu pendiri Neuralink, DJ Seo, mengungkapkan angka pendaftar tersebut dalam laporan riset Morgan Stanley pekan ini. Laporan itu juga menyoroti isu etika dan hukum yang mungkin timbul akibat kemajuan teknologi antarmuka otak-komputer.

"Meskipun selama ini menjadi topik banyak buku dan film fiksi ilmiah, antarmuka otak-komputer merupakan frontier baru bagi umat manusia yang akan melibatkan beragam pertimbangan moral, etika, serta hukum dan regulasi," tulis laporan tersebut.

Versi chip Neuralink yang digunakan saat ini, N1, terhubung ke komputer melalui Bluetooth dan telah memungkinkan pasien untuk menggerakkan lengan robot, menjelajahi internet, hingga bermain game seperti Mario Kart hanya dengan kekuatan pikiran.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Fintech Perluas Layanan Hingga Pelosok, Kendala Ini Jadi PR