Daftar 5 Pendeteksi Teks Buatan AI Terbaik 2025, Akurasi 100 Persen

Dany Gibran, CNBC Indonesia
Selasa, 07/10/2025 15:36 WIB
Foto: Ilustrasi chatGPT. (AP Photo/Richard Drew, File)
Dafar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah maraknya penggunaan kecerdasan buatan untuk menulis artikel, esai, hingga laporan, kemampuan membedakan teks buatan manusia dan AI kini menjadi semakin penting. Sebuah pengujian terbaru dari ZDNet menemukan bahwa hanya ada lima alat pendeteksi AI yang mampu mengidentifikasi teks buatan ChatGPT dengan akurasi 100 persen.

10 Alat Pendeteksi Konten AI

Dalam pengujian ini, peneliti mencoba 10 alat deteksi populer, yaitu BrandWell, Copyleaks, GPT-2 Output Detector, GPTZero, Grammarly, Monica, Originality.ai, QuillBot, Undetectable.ai, Writer.com, dan ZeroGPT.

Setiap alat diminta menganalisis lima contoh teks - dua ditulis oleh manusia dan tiga dihasilkan oleh ChatGPT. Hasilnya kemudian dibandingkan untuk melihat mana yang paling akurat dalam mengenali asal teks.


Untuk mengukur hasil, peneliti menetapkan bahwa jika alat memberikan probabilitas di atas 70%, maka teks dianggap "kemungkinan kuat" berasal dari manusia atau AI.

Lima Alat dengan Akurasi Sempurna

Dari sepuluh alat yang diuji, hanya lima di antaranya yang berhasil mendeteksi semua teks dengan benar, baik teks manusia maupun teks AI. Kelimanya adalah:

  1. Monica

  2. Originality.ai

  3. QuillBot

  4. Undetectable.ai

  5. ZeroGPT

Kelima alat tersebut secara konsisten mampu mengenali perbedaan antara tulisan manusia dan hasil generatif AI tanpa membuat kesalahan dalam semua contoh uji.

Alat Lain Belum Konsisten

Beberapa alat lain seperti BrandWell, Grammarly, Copyleaks, dan Writer.com menunjukkan hasil yang kurang stabil. Dalam beberapa kasus, teks manusia justru dikira sebagai buatan AI, sementara teks buatan ChatGPT dianggap sebagai tulisan alami.

Hati-Hati dalam Menafsirkan Hasil

Meski hasil uji menunjukkan lima alat dengan akurasi sempurna, peneliti ZDNet mengingatkan agar publik tidak sepenuhnya bergantung pada pendeteksi AI.

Alasannya, akurasi bisa menurun jika teks yang diuji berasal dari penulis non-penutur asli bahasa Inggris, atau menggunakan gaya dan struktur bahasa yang tidak umum.

Selain itu, setiap alat deteksi AI memiliki algoritme yang berbeda, sehingga hasilnya bisa bervariasi tergantung pada panjang teks, topik, dan gaya penulisan.

Pentingnya Literasi AI

Temuan ini menjadi pengingat bahwa di era kecerdasan buatan, literasi digital dan etika penggunaan AI semakin penting. Alat deteksi memang membantu, tetapi pemahaman manusia tetap menjadi faktor utama dalam menilai keaslian sebuah karya tulis.


(dag/dag)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AI Jadi Tren Layanan Kesehatan, Seberapa Siap Rumah Sakit?