PT Baru Buka Dikasih Modal Rp 5 Trilliun, Isinya Gak Kaleng-Kaleng

Redaksi, CNBC Indonesia
Rabu, 01/10/2025 16:40 WIB
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Eks karyawan Google, OpenAI, dan Meta ramai-ramai resign kemudian bekerja sama membuat perusahaan baru. Tidak tanggung-tanggung, perusahaan kecerdasan buatan (AI) yang mereka rintis sudah mengantongi modal US$ 300 juta (Rp 5 triliun).

Ekin Dogus Cubuk dan Liam Fedus mendirikan Periodic Labs, perusahaan yang bermisi menciptakan program AI yang bisa bekerja seperti "ilmuwan." Caranya adalah dengan membangun laboratorium yang berisi robot peneliti. Robot-robot tersebut bisa melakukan eksperimen di lab, mengumpulkan data, belajar, mencoba berulang kali, dan mengembangkan sesuatu yang baru dari hasil eksperimen mereka.

Cubuk adalah pemimpin tim penelitian material dan bahan kimia di Google Brain dan Deepmind. Salah satu hasil karyanya adalah program AI bernama GNoME. GNoME terkenal karena berhasil menemukan 2 juta kristal baru pada 2023.


Di sisi lain, Fedus adalah salah satu peneliti pencipta ChatGPT. Ia juga menciptakan neural network pertama yang mencapai parameter triliunan.

Periodic Labs juga diisi oleh peneliti AI lain yang berpengalaman di OpenAI, Microsoft, hingga Meta. Salah satunya adalah Rishabh Agarwal, eks pegawai Meta.

Agarwal sempat diajak berbicara langsung oleh pendiri Facebook dan CEO Meta, Mark Zuckerberg, untuk bergabung ke "tim super" AI milik Meta. Namun, ia menolak tawaran gaji dan saham bernilai puluhan miliar untuk bekerja di Periodic Labs. 

Ambisi Periodic Labs didukung oleh sederet investor ternama seperti Andreessen Horowitz, DST, Nvidia, Accel, Elad Gil, Jeff Dean, Eric Schmidt, dan Jeff Bezos. Total modal yang mereka kumpulkan mencapai US$ 300 juta (Rp 5 triliun).

Pada tahap pertama, Periodic Labs ingin menciptakan superkonduktor yang bisa bekerja lebih baik dan membutuhkan energi lebih sedikit dibanding material yang saat ini digunakan di komputer. Selain itu, mereka ingin mengumpulkan seluruh data tentang seluruh material yang ada. Data tersebut kemudian akan digunakan oleh "ilmuwan AI" untuk mencampur padu untuk menciptakan material baru.

"Hingga kini, kemajuan AI berasal dari model yang dilatih menggunakan informasi di internet. Sumber tersebut sudah diperas habis. Kami ingin membangun ilmuwan AI dan laboratorium otonom tempat mereka bekerja," kata Periodic Labs dalam blog resmi perusahaan.


(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AI Jadi Tren Layanan Kesehatan, Seberapa Siap Rumah Sakit?