Banyak Warga RI Baru Pakai Internet, Cuma Butuh 5 Mbps
Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam beberapa laporan, internet Indonesia terbilang lebih lelet dibandingkan negara lain. Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) meminta untuk ada parameter pengukuran kecepatan.
"Usulan sih pengukuran parameter pada speed test atau kecepatan hendaknya diklasifikasi untuk pemula, untuk medium, mobile brand dan big broadband," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Marwan O. Baasir, Senin (29/9/2025).
Menurutnya kecepatan internet daerah-daerah yang diupayakan anggota ATSI sudah sangat tinggi. Termasuk beberapa kota pendukung Jakarta yang mencapai 100 Mbps.
Namun yang terjadi beberapa laporan menyebutkan kecepatan internet Indonesia masih lambat jauh di bawah 100 Mbps. Jadi, Marwan mengatakan perlu adanya klasifikasi.
"Speed kita kelihatannya seperti jelek, ya kan? Padahal di daerah-daerah yang sudah diupayakan anggota ATSI speednya sudah sangat tinggi. Misalnya di beberapa kota yang berdekatan dengan kota pendukung Jakarta, itu ada yang sudah sampai 100 Mbps sangat tinggi," jelas Marwan.
"Untuk itu klasifikasi perlu dilakukan karena pengguna Indonesia banyak pengguna pemula," dia menambahkan.
Ditemui sebelumnya pada Sabtu (27/9/2025), Marwan mengatakan standar harus diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Khusus untuk pemula, dia mengatakan banyak yang kecepatan internetnya hanya 5, 10, dan 15 Mbps saja.
Dia mengatakan tak bisa membandingkan kecepatan internet suatu wilayah jika klasifikasi berbeda dan tidak bisa disamaratakan. Sebab pengguna baru akan berbeda penggunaannya dengan mereka yang menggunakan internet lebih cepat ataupun masyarakat luar negeri.
Jadi sebaiknya memang dikelompokkan, diharapkan dengan begitu bisa membuat Indonesia naik kelas.
"Jadi kita berharap misalnya broadband pemula, broadband mobile, broadband, fixed broadband. Nah ini jangan diukur yang ini, dimasukkan ke sini, kita akan rendah terus," ucapnya.
(dem/dem)