Maling Curi Uang Rp 67 Triliun, Google-Apple Diminta Tanggung Jawab

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
25 September 2025 17:05
Cover Fokus S&P, Panjang, Dalam, Isi, Penipuan Online
Foto: Cover Topik/Penipuan Online/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah perusahaan teknologi dimintai pertanggungjawaban soal langkah pencegahan terhadap penipuan keuangan yang marak dalam platform mereka. Regulator teknologi Uni Eropa menanyakan hal itu kepada beberapa raksasa teknologi, termasuk Apple, Google, dan Microsoft.

"Hari ini, kami mengirimkan permintaan informasi, terkait DSA (Digital Services Act), kepada Apple, Booking.com, Google dan Microsoft soal cara mereka mengindetifikasi dan mengelola risiko soal penipuan keuangan," kata kepala teknologi Eropa, Henna Virkkunen pada akun X, dikutip dari Reuters, Kamis (25/9/2025).

Ia mengatakan penipuan online kerap dilakukan dengan cara yang mudah. Namun, dampaknya membuat kerugian keuangan bagi para konsumen.

Kerugian warga Eropa dari kejahatan ini mencapai lebih dari 4 miliar euro (Rp67 triliun). Virkkunen mengatakan penipuan terjadi dari daftar hotel palsu, aplikasi perbankan palsu dan deepfake tokoh publik.

"Sekarang penipuan daring dimulai dengan sangat mudah dan terlalu sering mengakibatkan kerugian finansial untuk konsumen," jelasnya.

Uni Eropa memiliki aturan khusus layanan digital yang terangkum dalam DSA. Dengan aturan tersebut, perusahaan teknologi harus memperkuat sistem penanganannya, termasuk pada konten ilegal dan berbahaya untuk platform mereka.

Reuters menuliskan DSA juga membuat regulator Eropa meningkatkan pengawasannya pada perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS).

Sebelumnya DSA juga memaksa perusahaan media sosial merombak platformnya. Salah satunya untuk penanganan konten yang bermuatan negatif dan ujaran kebencian.

Sejumlah media sosial besar, seperti Facebook, X, Google, serta Youtube memastikan berkomitmen tunduk pada aturan tersebut.

Penipuan menggunakan Artificial Intelligence (AI), termasuk deepfake, juga jadi perhatian serius regulator di seluruh dunia. Pemerintah mengungkapkan kekhawatirannya teknologi itu membuat masyarakat lebih rentan pada penipuan, seperti phishing dan skema investasi palsu.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Google Ambruk, Sumber Duit Bisa Lenyap Diambil Apple

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular