
Trump Sebut Paracetamol Penyebab Autisme, Ini Fakta Penelitiannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat heboh. Kali ini, Trump menyebut konsumsi acetaminophen oleh wanita hamil meningkatkan risiko autisme pada bayi yang dikandung.
Acetaminophen yang di Indonesia lebih dikenal sebagai paracetamol, adalah bahan baku obat yang berfungsi sebagai pereda rasa sakit. Bahan baku obat ini adalah kandungan utama di berbagai obat flu dan demam di seluruh dunia.
Dalam konferensi pers Senin (23/9/2025) di Gedung Putih, waktu setempat, Trump bersama Menteri Kesehatan AS Robert Kennedy, mengumumkan perubahan kebijakan terkait autisme.
Trump bakal mewajibkan pemasangan label di obat tentang kaitan antara konsumsi paracetamol dengan autisme. Pemerintah federal juga akan menganjurkan pengguna leucovorin, bentuk vitamin B yang biasanya digunakan untuk perawatan kanker, untuk perawatan autisme.
Di AS, obat mengandung paracetamol dikenal dengan nama mereknya, yaitu Tylenol.
"Konsumsi Tylenol tak baik. Saya katakan sekali lagi, tak baik," kata Trump. Dia kemudian menyatakan bahwa di komunitas yang tidak memiliki akses terhadap obat tersebut, tidak ditemukan kasus autisme. Di komunitas lainnya, kasus autisme ditemukan pada 1 dari 12 anak laki-laki.
Namun, menurut Wall Street Journal, tidak ada bukti sains yang mengaitkan paracetamol adalah penyebab autisme. Komunitas medis, termasuk Society for Maternal-Fetal Medicine yang terdiri dari dokter kandungan, menyatakan paracetamol atau acetaminophen aman dan disarankan untuk digunakan selama masa kehamilan.
"Demam yang tidak diobati, terutama pada trimester pertama, meningkatkan risiko keguguran, cacat di kandungan, kelahiran prematur, dan rasa sakit terkait depresi pasca-hamil, gelisah, dan tekanan darah tinggi," kata asosiasi tersebut.
Chief Science Officer Yayasan Sains Autisme Alycia Halladay menyatakan autisme tidak bisa dikaitkan kepada satu hal. Menurutnya, ada ratusan gen yang telah ditemukan terkait dengan autisme. Belum lagi, ada banyak sekali faktor lingkungan.
"Kaitan antara acetaminophen dengan autisme didasari dari sains yang tak konsisten, berlawanan satu sama lain, dan terbatas serta prematur," kata Halladay.
Beberapa penelitian skala kecil menunjukkan asosiasi antara eksposur acetaminophen dan risiko ASD (autism spectrum disorder) dan ADHD (attention-deficit hyperactivity disorder. Namun, penelitian skala besar, yaitu kolaborasi antara peneliti Swedia dan AS menunjukkan tidak ada peningkatan risiko.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perintah Trump Tak Dianggap Gara-Gara Sekrup
