Robot Pengganti Manusia Segera Tiba, Tandanya Makin Jelas Terlihat

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
Senin, 22/09/2025 17:30 WIB
Foto: REUTERS/Florence Lo

Jakarta, CNBC Indonesia - Era robot humanoid atau yang menyerupai manusia semakin nyata. OpenAI, perusahaan pengembang ChatGPT, mulai serius menggarap riset robotika dengan merekrut sejumlah peneliti berpengalaman di bidang kecerdasan buatan (AI) dan sistem humanoid.

Sumber yang mengetahui langkah perusahaan menyebutkan OpenAI kini tengah membentuk tim khusus untuk mengembangkan algoritma AI yang mampu mengendalikan robot humanoid maupun jenis robot lain. Sistem ini nantinya dilatih melalui teleoperasi dan simulasi.


Bahkan, OpenAI dikabarkan telah mulai melatih algoritma AI agar lebih mampu memahami dunia fisik, sehingga robot bisa bernavigasi dan melakukan berbagai tugas layaknya manusia.

Sejumlah perekrutan terbaru menegaskan keseriusan OpenAI. Chengshu Li, peneliti dari Stanford University yang fokus pada tolok ukur kemampuan robot humanoid dalam pekerjaan rumah tangga, resmi bergabung pada Juni 2025.

Selain itu, beberapa peneliti lain dari laboratorium robotika juga telah direkrut, menurut informasi dari profil LinkedIn mereka.

Meski menolak berkomentar langsung mengenai rencana robotikanya, OpenAI belakangan memasang banyak lowongan kerja terkait posisi tersebut.

Beberapa posisi menuntut keahlian teleoperasi, simulasi dengan Nvidia Isaac, hingga perancangan sistem mekanik untuk produksi massal.

Hal ini memunculkan spekulasi bahwa OpenAI bisa jadi sedang menyiapkan robot buatan sendiri atau mengembangkan sistem pelatihan robot berskala besar.

Dalam keterangan lowongan tersebut, OpenAI menegaskan tim robotikanya berfokus pada pengembangan robot serbaguna dan mendorong pencapaian kecerdasan buatan umum (AGI) di dunia nyata.

Langkah ini menandai kembalinya OpenAI ke riset robotika setelah sempat menghentikannya pada 2021. Sebelumnya, perusahaan pernah mencuri perhatian dengan algoritma yang mampu menyelesaikan Rubik's cube menggunakan tangan robot mirip manusia.

Stefanie Tellex, seorang ahli robotika dari Universitas Brown, mengatakan membangun robot yang lebih efektif akan membutuhkan perancangan dan pelatihan model AI yang mampu memproses input persepsi berdimensi tinggi dengan kecepatan tinggi, serta menghasilkan output fisik berdimensi tinggi dengan kecepatan tinggi.

"Artinya model yang dapat melihat dan bertindak dengan ketepatan tinggi. Meski begitu, Tellex tidak mengetahui secara spesifik rencana OpenAI," ujar dia, dikutip dari Wired, Senin (22/9/2025).

OpenAI tidak sendirian, persaingan di bidang humanoid kian ketat dengan hadirnya startup seperti Figure, Agility, dan Apptronik. Perusahaan besar seperti Tesla dan Google juga sudah berinvestasi besar-besaran untuk mengembangkan robot mirip manusia.

"Saya tidak melihat mereka memiliki keunggulan ajaib dibanding pihak lain," kata Tellex.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perkuat Layanan, Operator Seluler Minta Izin Dipermudah & Murah