
Video: Biaya Regulasi Mahal Jadi Beban, Operator Seluler Curhat Begini
Jakarta, CNBC Indonesia- Gejolak ekonomi dan geopolitik global yang berdampak pada pelemahan daya beli dan pertumbuhan ekonomi duni turut berdampak kepada bisnis sektor telekomunikasi.
Director & Chief Business Officer PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT), Muhamamd Danny Buldansyah menyebutkan bisnis telekomunikasi di 2025 cukup berat seiring dengan adanya tekanan global. Meski demikian ISAT masih mampu mencatatkan pertumbuhan positif disepanjang Semester I-2025 dengan laba bersih mencapai Rp2,51 Triliun.
Danny Buldansyah menyebutkan sejumlah aturan turut menjadi beban dan tantangan industri telekomunikasi, salah satunya terkait aturan terkait biaya regulasi atau regulatory fee yang menjadi biaya operasional tahunan perusahaan.
Saat ini regulatory fee Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi di kawasan sehingga menghambat perkembangan industri telekomunikasi. Oleh karena itu pelaku industri menghadapkan adanya peninjauan ulang agar biayanya dapat digunakan untuk peningkatan kualitas layanan telekomunikasi RI.
Di sisi lain, ISAT mendukung kebijakan pemerintah mengembangkan layanan telekomunikasi termasuk melalui implementasi Embedded SIM (eSIM) yang dapat mempermudah masyarakat untuk mendapatkan layanan operator seluler. Di ISAT sudah terdapat 400 ribu pelanggan yang menggunakan eSIM.
Seperti apa prospek dan tantangan bisnis operator seluler? Selengkapnya simak selengkapnya dialog Shinta Zahara dengan Director & Chief Business Officer PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT), Muhamamd Danny Buldansyah dalam Profit, CNBC Indonesia (Senin, 22/09/2025)

-
1.
-
2.
-
3.