AS "Jinakkan" Raksasa China, Trump di Ambang Kemenangan Besar

luc, CNBC Indonesia
21 September 2025 06:40
Ilustrasi TikTok. (REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)
Foto: Ilustrasi TikTok. (REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan perkembangan baru dalam negosiasi masa depan TikTok, dengan memastikan algoritma aplikasi populer itu akan berada di bawah kendali perusahaan-perusahaan AS, sementara mayoritas kursi dewan pengawas operasional di Amerika akan diisi warga AS.

Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menegaskan bahwa kesepakatan hampir tuntas. "Kami 100% yakin kesepakatan sudah tercapai, sekarang hanya tinggal ditandatangani dan tim presiden sedang bekerja dengan mitra Tiongkok mereka untuk menyelesaikan hal itu," ujarnya dalam acara Saturday in America di Fox News, Sabtu (20/9/2025).

Leavitt menambahkan algoritma juga akan dikendalikan oleh Amerika, menekankan poin utama dari perundingan yang selama ini menjadi pusat tarik-menarik antara Washington dan Beijing.

Leavitt mengatakan perusahaan teknologi raksasa Oracle akan memegang tanggung jawab penuh atas keamanan data dan sistem aplikasi di Amerika. Menurut rencana, tujuh kursi dewan pengawas akan dibentuk untuk mengatur operasi TikTok di AS, di mana enam di antaranya akan dipegang warga Amerika.

Kesepakatan ini muncul setelah percakapan telepon panjang antara Presiden Trump dan Presiden China Xi Jinping pada Jumat (19/9/2025). Trump menyebut Xi sebagai "seorang pria terhormat" dalam menangani isu tersebut. "Semuanya sedang diselesaikan. Kami akan memiliki kendali yang sangat baik," kata Trump.

Meski begitu, pernyataan pemerintah China usai percakapan itu tidak menjelaskan apakah Xi setuju pada pelepasan saham pengendali ByteDance di TikTok demi menghindari larangan operasi di AS.

Trump menegaskan sejumlah investor Amerika sudah siap mengambil bagian dalam kesepakatan ini. Namun, ia masih menghindari detail konkret terkait siapa yang akan benar-benar memegang kendali penuh atas algoritma TikTok.

Leavitt menekankan bahwa Trump "menyadari pentingnya melindungi privasi dan data warga Amerika, sambil tetap memastikan aplikasi ini tetap terbuka." Ia bahkan menyebut TikTok sebagai "bagian vital dari proses demokrasi kita."

Survei terbaru Pew Research Center menunjukkan dukungan publik untuk larangan TikTok di AS menurun. Pada Maret 2023, 50% responden mendukung pelarangan, namun kini hanya sekitar sepertiga warga Amerika yang setuju. Sepertiga lainnya menolak, sementara sisanya masih ragu.

Dari kelompok yang mendukung pelarangan, 8 dari 10 menyebut kekhawatiran tentang keamanan data pengguna sebagai alasan utama mereka.

Sebelumnya, TikTok, yang dimiliki induk perusahaan asal Tiongkok ByteDance, menghadapi ancaman larangan beroperasi di AS sejak Kongres mengesahkan undang-undang yang memberi batas waktu hingga Januari 2025. Namun, Trump berulang kali menandatangani perintah yang memungkinkan aplikasi itu tetap beroperasi sambil menunggu tercapainya kesepakatan penjualan operasional TikTok di AS.

Pertanyaan terbesar selama proses ini adalah apakah ByteDance akan melepaskan kendali atas algoritma TikTok-fitur yang mengatur konten video yang muncul di linimasa pengguna. Pejabat AS menilai algoritma tersebut rawan dimanipulasi otoritas China untuk memengaruhi opini publik dengan cara yang sulit dideteksi.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Trump Perpanjang Batas Waktu ByteDance Divestasi TikTok di AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular