Hasil Kawin Campur Manusia dan Spesies Lain Diungkap Peneliti Israel

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
19 September 2025 12:15
Paleoanthropologist and National Geographic Explorer-in-Residence, Professor Lee Rogers Berger holds a replica of the skull of "NEO" a new skeleton fossil findings of the Homo Naledi Hominin species at the cradle of Human Kind in Maropeng near Johannesburg on May, 9 2017 in South Africa. Primitive hominids may have lived in Africa at the same time as humans, researchers said Tuesday, in new findings that could change the understanding of human evolution. Fossils found deep in South Africa's Rising Star cave complex in 2013 have been dated by several expert teams with their findings suggesting the hominids, called Homo naledi, may have lived alongside Homo sapiens. It had previously been thought that the hominids were millions of years old. A team of 20 scientists from laboratories and institutions around the world, including in South Africa and Australia, established the age of the fossils which suggests that Homo naledi may well have lived at the same time as humans. (Photo by GULSHAN KHAN / AFP)
Foto: AFP/GULSHAN KHAN

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah fosil anak berusia lima tahun ditemukan dan jadi bukti perkawinan campur antar dua spesies manusia. Fosil itu jadi bukti bahwa persilangan itu terjadi 100 ribu tahun lebih awal dari yang dipercaya sebelumnya.

Fosil itu ditemukan oleh Universitas Tel Aviv dan National Centre for Scientific Research Perancis pada 90 tahun di Gua Skhul, Gunung Carmel. Karakteristik dari fosil tersebut berasal dari Homo Sapiens dengan Neanderthal.

Menurut peneliti, fosil itu memiliki karakteristik unik seperti bentuk tengkorak bulat menyerupai manusia modern. Sementara rahang dan struktur telinga persis seperti dari Neanderthal.

Dari hasil penelitian disebutkan migrasi nenek moyang manusia modern pergi dari Afrika lebih awal dari yang diperkirakan. Migrasi yang dilakukan sering terjadi dan bukan sebuah peristiwa yang besar.

Sementara pada studi yang diterbitkan pada 2024, Neaderthal ditemukan pada DNA Homo Sapiens selama 50 ribu tahun terakhir. Jadi fosil anak lima tahun yang ditemukan di Israel bukanlah nenek moyang yang ada di dunia.

"Studi genetika dalam satu dekade terakhir menunjukkan bahwa kedua kelompok bertukar gen," kata Israel Hershkovitz dari Universitas Tel Aviv.

"Sampai hari ini, 40.000 tahun setelah Neanderthal terakhir punah, bagian dari genom kita, 2 hingga 6 persen, berasal dari Neanderthal. Namun, pertukaran ini terjadi jauh setelahnya, antara 60.000 hingga 40.000 tahun silam. Fosil ini, usianya 140.000 tahun," imbuhnya.

Pertemuan kedua spesies disebutkan berada di Nesher Ramla, yakni situs arkeologi di Israel pada 200 ribu tahun. Hasil perkawinan silang berkembang biak dengan spesies lainnya.

"Fosil yang kami pelajari adalah bukti paling awal perkawinan antara Neanderthal dan Homo sapiens," kata Hershkovitz.

Sebagai informasi, Neanderthal adalah spesies homonin berevolusi di Eropa. Spesies itu ditemukan melakukan migrasi ke wilayah yang diklaim Israel pada 70 ribu tahun lalu.

Sebelumnya juga pernah ditemukan anak hasil campur antara manusia modern dan Neanderthal pada 1998 di Portugal. Fosil bernama anak Lembah Lapedo ini berusia 28 ribu atau 100 ribu tahun lebih muda dari anak di gua Skhul.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fakta Hasil Perkawinan Silang Manusia Purba Terungkap, Ini Kata Pakar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular