Harga Spotify Naik, Aplikasi Tiba-tiba Berubah Mirip WhatsApp

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
Rabu, 27/08/2025 16:20 WIB
Foto: Spotify. (AP Photo/Patrick Semansky, File)

Jakarta, CNBC Indonesia - Spotify akan meluncurkan fitur pengiriman pesan untuk seluruh pengguna, baik gratis maupun premium.

Fitur pesan memungkinkan pengguna mengobrol sekaligus berbagi musik dengan orang yang pernah berinteraksi di Spotify, menjadikan aplikasi streaming tersebut terasa mirip WhatsApp.


Langkah ini diambil guna menarik lebih banyak pengguna serta menghadapi persaingan ketat di industri musik digital.

Perusahaan asal Swedia itu menyebutkan, fitur pesan akan tersedia mulai pekan ini di sejumlah pasar untuk pengguna berusia 16 tahun ke atas melalui perangkat seluler, demikian dikutip dari Reuters, Rabu (27/8/2025).

Spotify sejatinya pernah menghadirkan layanan serupa, namun dihentikan pada 2017 karena tingkat keterlibatan yang rendah. Kini, perusahaan kembali mengaktifkan fitur itu dengan mengandalkan pertumbuhan pesat jumlah pelanggan dalam beberapa tahun terakhir.

Selama ini, Spotify fokus meningkatkan margin melalui penyesuaian harga, sembari menjaga pertumbuhan pengguna di tengah persaingan dengan Apple Music, Amazon Music, dan YouTube.

Menurut laporan Financial Times, Spotify mencatat 696 juta pengguna aktif bulanan pada kuartal II 2025 dan menargetkan bisa mencapai 1 miliar pengguna.

Selain itu, perusahaan juga terus memperluas konten video, termasuk melalui program mitra yang memberi opsi monetisasi bagi kreator podcast.

Harga Langganan Spotify Naik

Di saat bersamaan, Spotify mengumumkan akan menaikkan harga langganan streaming musik. Perusahaan Swedia tersebut mengumumkan bahwa kenaikan harga adalah sebagai upaya meningkatkan margin keuntungan.

Di pasar Indonesia, harga langganan Spotify Premium individual naik dari Rp54.990 per bulan menjadi Rp59.900 per bulan. Kenaikan ini akan efektif per tanggal tagihan bulan Oktober 2025.

Kenaikan juga terjadi di sejumlah negara termasuk di Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, Eropa, Amerika Latin, dan Asia Pasifik.

"Kenaikan harga, penyesuaian harga, dan sebagainya, merupakan bagian dari strategi bisnis kami dan kami akan melakukannya ketika sudah tepat," ujar Co-President dan Chief Business Officer Spotify, Alex Norstrom, kepada The Financial Times.

Kenaikan harga yang dikombinasikan dengan upaya penghematan biaya dalam beberapa tahun terakhir telah membantu Spotify meraih laba tahunan pertamanya tahun lalu.

Kenaikan harga tersebut akan disertai dengan rencana layanan dan fitur baru, menurut FT mengutip pernyataan Norstrom dalam sebuah wawancara.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Transaksi AI Asia Pasifik Diramal Rp520 Triliun, RI Dapat Cuan?