2,5 Miliar Akun Gmail Terancam, Google Beberkan Cara Cegah

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Rabu, 27/08/2025 08:40 WIB
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekitar 2,5 miliar pengguna Gmail terancam jadi target phishing. Ini terjadi setelah kelompok hacker ShinyHuntyers diketahui membobol sistem basis data Salesforce Google.

Forbes melaporkan kejadian tersebut. Pengguna Reddit juga melaporkan kemungkinan terjadi kebocoran data karena karyawan Google menghubungi mereka soal adanya pelanggaran keamanan.

Pelaku akan mencoba mengambilalih akun Gmail. Cara ini akan memicu pengaturan ulang akun dan mencegat password untuk mengunci pemegang akun.


Sementara metode lainnya adalah menggunakan serangan bernama dangling buckets. Serangan dengan alamat akses usang akan mencuri data atau mengirimkan malware ke Google Cloud, dikutip dari PC World, Selasa (26/8/2025).

Google telah mengonfirmasi kejadian ini. Menurut perusahaan data password tidak bocor, tetapi nama pelanggan dan perusahaan bocor.

PC World menuliskan 2,4 miliar pengguna Gmail dan Google Cloud terancam jadi korban peretasan karena masalah ini.

Untuk menghindari hal ini, Anda bisa melakukan beberapa langkah pencegahan. Google menyediakan sejumlah langkah keamanan, berikut daftarnya:

  1. Pakai Pemeriksaan Keamanan Google untuk mengidentifikasi kerentanan keamanan secara otomatis. Selain itu juga mendapatkan rekomendasi untuk mengamankan akun.
  2. Aktifkan Program Perlindungan Lanjutan Google, jadi akan mendapatkan perlindungan tambahan untuk memblokir pengundugan file yang berbahaya serta membatasi aplikasi non-Google mengakses data pada Gmail.
  3. Pakai kunci sandi bukan password. Dengan begitu bisa terlindungi menjadi korban serangan peretasan maupun phishing.
  4. Tetap waspada dan skeptis saat dihubungi seseorang yang mengaku staf pendukung Google. Sebab karyawan perusahaan tak akan menghubungi melalui telepon atau email untuk melakukan perubahan, termasuk mengatur ulang password.

(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ancaman Siber Jadi Bom Waktu Transformasi Teknologi, Solusinya?