
Daftar Teknologi Baterai Terbaru Mobil Listrik, Tak Butuh RI-China

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan di seluruh dunia, termasuk startup, berlomba mengembangkan baterai jenis baru untuk motor dan mobil listrik. Hasilnya, variasi baterai yang lebih efisien dengan komponen baru terus bertambah.
China saat ini menguasai 85 persen dari sel baterai yang diproduksi di seluruh dunia dan mengendalikan 90 persen dari bahan baku baterai yang digunakan oleh baterai yang mendominasi pasar mobil listrik.
Oleh karena itu, pelaku industri berusaha mengembangkan jenis baterai baru yang mengurangi ketergantungan atas logam tanah jarang asal China.
Menurut Reuters, teknologi baterai berkembang sangat cepat. Namun, apa pun teknologinya, tiap baterai terdiri dari tiga komponen utama yaitu katoda, anoda, dan elektrolit.
Berikut adalah teknologi baterai yang sedang dikembangkan di seluruh dunia:
1. Timbal (lead)
Digunakan untuk menyalakan mobil dengan kapasitas 6 sampai 12 volt.
- Kelebihan: Murah, bisa berfungsi di kondisi ekstrem
- Kekurangan: Berat dengan kapasitas energi rendah
2. Nikel-Cadmium (Ni-Cd)
Baterai yang bisa diisi ulang
3. Nikel-Metal-Hydrida (Ni-Mh)
Teknologi yang digunakan di Toyota Prius, mobil produksi Toyota yang memelopori teknologi hibrida.
4. Sodium Nikel Klorida
Digunakan oleh Venturi Automobiles yang menyediakan armada layanan pos Prancis.
- Kelebihan: Kecil, bisa diselipkan ke dalam mobil produksi saat ini tanpa proses konversi
- Kekurangan: Kecepatan terbatas di 100 km per jam dan jarak hanya 100 km
5. Lithium Metal Polimer (LMP)
Digunakan oleh BlueCar produksi Bollore Pininfarina dan perusahaan berbagi kendaraan Autolib. Kedua model kini sudah berhenti diproduksi. Teknologi ini kini banyak digunakan untuk sumber tenaga tempat penyimpanan dingin, bus, dan trem.
- Kelebihan: Teknologi kering berdasarkan prinsip kapasitor, proses produksinya sederhana
- Kekurangan: Harus lewat proses pra-pemanasan dan harus dijaga di suhu tertentu
6. Lithium-Ion
Teknologi yang paling banyak digunakan saat ini di HP, laptop, mobil listrik dan perangkat lainnya. Pertama kali dikomersialisasi oleh Sony pada 1991.
- Kelebihan: Lithium adalah logam dengan hasil energi terbesar kedua setelah uranium. Kecepatan tertinggi dan jarak terjauh terus bertambah. Bisa diisi cepat ataupun lambat. Tidak memiliki "charge memory", yaitu kapasitas berkurang jika terus-terusan diisi pada kapasitas yang lebih rendah.
-
Kekurangan: Berat dan sensitif terhadap lingkungan eksternal, termasuk suhu rendah dan getaran. Baterai "basah" sehingga ada risiko kepanasan.
NMC dan LFP adalah baterai Li-Ion yang sekarang mendominasi industri.
NMC atau Nickel Manganese Cobalt, memiliki kepadatan energi tinggi sehingga pas digunakan untuk kendaraan besar. Sumber pasokan kobalt terbesar adalah Republik Demokratis Kongo. Penambangan di Kongo memiliki risiko politik, keamanan, dan sosial.
LFP atau Lithium Iron Phosphate:
- Kelebihan: Tidak membutuhkan kobalt dengan teknologi yang lebih murah untuk kendaraan kecil.
- Kekurangan: Kapasitas lebih kecil dibanding NMC.
7. Sodium-Ion
- Kelebihan: Tidak membutuhkan bahan baku logam tanah jarang yaitu lithium, atau nikel dan kobalt. Bahan penggantinya adalah aluminium, besi, dan mangan. Sodium komponen utama garam, adalah sumber daya yang melimpah. Tidak mudah terbakar, bisa bertahan hingga 50.000 pengisian ulang atau 10 kali lebih banyak dari li-ion.
- Kekurangan: Kapasitas energi rendah. Produksi baterai sangat sedikit, bergantung kepada harga lithium.
8. Lithium Nikel Mangan Oksida (LNMO)
Dikembangkan oleh Renault dengan target pengiriman pertama pada 2028.
- Kelebihan: Tidak membutuhkan kobalt. Menggabungkan densitas energi NMC tetapi semurah dan seaman LFP, bisa diisi ulang kurang dari 15 menit.
- Kekurangan: Masih dalam pengembangan.
9. Lithium-Sulfur
Dikembangkan oleh Lyten, startup yang didanai oleh Stellantis, lewat akuisisi atas aset Northvolt, startup asal Swedia yang kini sudah bangkrut.
- Kelebihan: Densitas energi dua kali lipitas lithium-ion. Tidak membutuhkan nikel, kobalt, dan mangan yang semuanya bisa ditambang di Amerika Utara dan Eropa.
- Kekurangan: Target produksi, paling lambat 2028.
10. Baterai padat (Solid-state)
Baterai yang menggunakan elektrolit padat, menggantikan elektrolit cair yang digunakan di teknologi li-ion.
- Kelebihan: Densitas energi tinggi, ringan, tidak mudah terbakar
- Kelebihan: Masih dalam pengembangan tanpa produksi skala besar.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mobil Bensin Bisa Mati Cepat Gara-Gara Ini
