Kiamat Sudah Dekat, Monyet Mati Massal, Kelelawar Berjatuhan
Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena kematian massal satwa akibat gelombang panas ekstrem menjadi tanda betapa krisis iklim sudah berada di tahap mengkhawatirkan.
Salah satu tanda "kiamat" pemanasan global akibat perubahan iklim ini tampak di Tecolutilla, Meksiko, ketika puluhan monyet howler jatuh bergelimpangan dari pepohonan akibat dehidrasi dan kelelahan.
Tahun lalu, suhu di kawasan tersebut tembus 43 °C. Sedikitnya 83 ekor monyet ditemukan mati di Tabasco, sedangkan ratusan lainnya diperkirakan ikut tewas. Mereka yang selamat hanya bisa bertahan berkat bantuan tim penyelamat yang memberi es dan cairan infus.
Kasus ini bukan yang pertama. Di berbagai belahan dunia, hewan lain juga jadi korban. Di Australia, kelelawar berjatuhan dari pohon. Di Kanada, miliaran teritip dan kerang mati terpanggang di kolam pasang surut. Sedangkan di Afrika, riset menunjukkan tikus kecil kehilangan kesuburan akibat paparan panas ekstrem.
Lebih dari sekadar kematian lokal, para ekolog baru mulai memahami ancaman besar gelombang panas ekstrem terhadap populasi satwa liar dunia, serta betapa cepatnya hal itu bisa mendorong spesies menuju kepunahan.
Ilmuwan iklim Maximilian Kotz dari Potsdam Institute for Climate Impact Research menegaskan, tropis menjadi kawasan paling rentan. Penelitiannya menemukan populasi burung tropis anjlok 25%-38% dalam 70 tahun terakhir akibat gelombang panas.
"Frekuensi gelombang panas meningkat jauh lebih cepat di wilayah tropis," katanya, dikutip dari The Guardian, Rabu (20/8/2025).
Dampak perubahan iklim ini sangat serius. Tidak hanya mengancam satwa liar, namun juga memicu kepunahan massal yang setara atau bahkan lebih parah daripada deforestasi.
Gelombang panas juga memengaruhi perilaku hewan hingga membatasi kemampuan bertahan hidup.
"Kalau ada gelombang panas besar, hewan tidak mungkin tetap aktif saat suhu sangat ekstrem," kata PJ Jacobs, ahli biologi evolusi dari University of Pretoria, Afrika Selatan.
"Mereka harus beristirahat di tempat teduh, artinya tidak bisa melakukan aktivitas penting lain seperti mencari makan atau bereproduksi." jelasnya.
(dem/dem)