
Diserbu Asing, Indonesia Jangan Cuma Jadi Negara Pasar

Malang, CNBC Indonesia - Di tengah masifnya perkembangan teknologi global, Indonesia belum optimal dalam menangkap peluang. Hingga kini, banyak pihak menilai Indonesia masih sekadar menjadi negara pasar.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Komdigi, Bonifasius Wahyu Pudjianto juga menyinggung terkait hal tersebut. Ia menanyakan apakah sudah ada produk yang berkembang dan memiliki pasar sendiri.
"Pertanyaannya adalah, mana produk-produk kita yang bisa berkembang, menjadi pasar bagi kita sendiri, bahkan mungkin dunia, dan meningkatkan ekonomi kita," kata Boni di kawasan Universitas Brawijaya, Kamis (21/8/2025).
Dia merujuk bahwa ekonomi digital bisa didorong dari pihak kampus. Melalui produk hingga pengembangan temuan sendiri.
Namun sayangnya, kontribusi tersebut belum bisa dikatakan menjadi bagian dari ekonomi digital.
"Oleh karena itu kami mendorong semoga dari UB (Universitas Brawijaya) makin banyak, tidak hanya produk, tapi juga startup-startup yang mengembangkan temuan-temuan tersebut, inovasi tersebut, menjadi nilai bisnis," kata dia.
Jika itu tidak dilakukan, Boni mengatakan Indonesia hanya bertahan pada level penemuan saja.
"Kita mengetahui, kita sendiri saat ini mungkin lebih banyak menjadi pasar. Use case yang kita gunakan untuk memecahkan masalah mostly IT-nya. Intellectual property masih dimiliki oleh korporasi besar ataupun industri dari luar," kata Boni.
Sebelumnya Boni juga pernah mengatakan hal serupa pekan lalu. Dia menjelaskan Komdigi menyiapkan program terkait talenta digital agar tidak menjadi pasar untuk solusi dari luar negeri.
Saat itu dia mengatakan talenta digital belum bisa dipenuhi dari pasokan dalam negeri. Jika hal tersebut terjadi ditakutkan talenta digital luar Indonesia bisa meningkat.
"Yang kita khawatirkan adalah justru diperlukan oleh talenta-talenta dari luar. Nah ini yang menjadi PR," ungkapnya.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Digital Asia Tenggara Bisa Semakin Terbuka Lewat Ini
