BMKG Ingatkan Warga RI Waspada, Aktivitas Sesar Lembang Meningkat

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
21 August 2025 15:20
BMKG ingatkan aktivitas di Sesar Lembang meningkat, Selasa (19/8/2025). (Dok. BMKG)
Foto: BMKG ingatkan aktivitas di Sesar Lembang meningkat, Selasa (19/8/2025). (Dok. BMKG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul meningkatnya aktivitas Sesar Lembang dalam beberapa bulan terakhir.

Berdasarkan data BMKG, rangkaian gempa akibat pergerakan Sesar Lembang tercatat sejak Juni, Juli, hingga Agustus 2025 di wilayah Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Bandung.

Paling baru, gempa dengan kekuatan M1,7 terjadi pada Rabu (20/8) pukul 12.28 WIB, berpusat di darat pada jarak 3 km barat laut Bandung Barat dengan kedalaman 10 km.

Selanjutnya yang bikin geger adalah gempa berkekuatan M4,7 di Karawang, Bekasi, Jawa Barat pada Rabu (20/8) pukul 19:54. Lalu ada beberapa kali lagi gempa susulan setelahnya dengan kekuatan lebih lemah. BMKG menyebut gempa ini berjenis dangkal dan pemicunya adalah sumber sesar naik busur belakang Jawa Barat (West Java back arc thrust).

Dampak gempa Karawang, Bekasi malam kemarin terasa meluas hingga ke Purwakarta, Cikarang, Depok, Bandung, Jakarta, Tangerang Selatan, Bekasi Timur, Tangerang, Pandegalang, Cianjur, Pelabuhanratu, dan Lebak. 

"Berdasarkan monitoring BMKG Bandung saat ini Sesar Lembang mengalami peningkatan aktivitas kegempaan. Imbauannya agar masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat mitigasi," ujar Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu, dikutip dari Detikcom, Kamis (21/8/2025).

Direktur Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono, juga menyoroti potensi ancaman dari peningkatan aktivitas seismik Sesar Lembang. Ia menyebut, fenomena tersebut bisa memicu gempa pembuka (foreshock), meskipun prediksi soal gempa besar belum dapat dipastikan.

"Fenomena seperti ini yang dikhawatirkan adalah gempa pembuka. Saya tidak katakan peningkatan aktivitas ini akan memicu gempa kuat, karena belum dapat diprediksi kapan gempa besar akan terjadi," ucap Daryono.

Ia menambahkan, dari tiga tipe gempa, salah satunya adalah gempa kuat yang biasanya diawali oleh aktivitas gempa pembuka. Daryono juga mengingatkan peristiwa gempa akibat Sesar Lembang pada 2011 lalu dengan magnitudo 3,3 yang merusak lebih dari 100 rumah di Bandung Barat.

"Pada 2011, cuma dengan magnitudo 3,3 bisa merusak 103 rumah di Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua. Itu karena hiposenternya dangkal, tanahnya lunak, dan bangunan tidak kuat. Jadi dampaknya bisa besar meskipun magnitudo kecil," jelasnya.

Sementara itu, Penyelidik Bumi Ahli Madya Badan Geologi, Supartoyo, menilai rentetan gempa kecil akibat aktivitas Sesar Lembang saat ini bisa menjadi fase pelepasan energi secara bertahap.

"Tren pelepasan energi ini pelan-pelan, cukup positif dibanding langsung melepaskan energi besar seperti di Cianjur," kata Supartoyo.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Dibayangi Megathrust, Cek Zona Merahnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular