
Midtrans Ungkap Cara Jitu Halau Ancaman Siber Transaksi Online

Jakarta, CNBC Indonesia - Peningkatan transaksi digital dalam beberapa tahun terakhir turut dibarengi adanya ancaman siber. Berdasarkan laporan dari Badan Siber dan Sandi Negara mengenai lanskap dari keamanan siber di Indonesia, pada tahun 2024 terdapat 330,5 juta anomali trafik jaringan/komunikasi di Indonesia di mana sebanyak 24,5% berjenis serangan siber Malware.
Salah satu ancaman kejahatan siber adalah malware dengan jenis Infostealer yang bisa masuk melalui perangkat. Malware ini masuk karena pengguna mengunduh secara tidak sadar melalui email phishing atau download software dari website-website yang mencurigakan.
Akibatnya data pelanggan dan akun bisnis pelanggan bisa tercuri dan menyebabkan kerugian finansial.
Penyedia layanan pembayaran digital di Indonesia, Midtrans, secara aktif mengajak pelaku usaha untuk selalu waspada terhadap ancaman siber termasuk Infostealer.
Direktur Midtrans, Boan Sianipar mengatakan secara berkelanjutan, Midtrans memberikan edukasi mengenai pentingnya peran setiap individu serta penguatan sistem keamanan sebagai upaya menghalau ancaman siber.
"Sistem perlindungan yang canggih tetap membutuhkan peran pengguna dalam menjaga data mereka. Kami terus memberikan informasi, edukasi, serta panduan agar pelaku usaha memahami risiko siber dan mengetahui langkah-langkah keamanan yang bisa dilakukan untuk mencegahnya," kata dia dikutip Rabu (13/8/2025).
Agar tidak menjadi korban infostealer, Midtrans mengajak para pemilik usaha mengadopsi kebiasaan digital yang aman. Antara lain menginstal anti virus di komputer, memperbarui kata sandi secara berkala dan jangan gunakan kata sandi yang sama di berbagai sistem, menghindari mengklik tautan mencurigakan, terutama dari email yang tidak dikenal, dan menggunakan kata sandi yang kuat, serta berbeda untuk tiap akun.
Kemudian mengaktifkan Two-Factor Authentication (2FA) untuk menambah lapisan pengamanan, menginstal aplikasi hanya dari sumber resmi seperti App Store atau Google Play, rutin memperbaharui browser, dan aktifkan firewall, dan memperbarui sistem operasi perangkat dan aplikasi secara berkala.
Selain itu, Midtrans juga menerapkan fitur keamanan berlapis yang bekerja secara otomatis untuk melindungi akun pengguna dan menghindari potensi penyalahgunaan akun pengguna.
Pertama dengan sistem Two-Factor Authentication (2FA) di profil pengguna. Kemudian auto logout/keluar dari akun setelah 30 menit tidak ada aktivitas.
Lalu penguncian akun otomatis bila terdeteksi tiga upaya login (berhasil atau gagal). Terakhir pengingat berkala untuk mengganti password, sebagai upaya pencegahan kebocoran data
"Fokus terhadap keamanan bertransaksi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan harus dijadikan sebagai bagian dari strategi bisnis. Melalui dukungan teknologi keamanan yang canggih, Midtrans dapat membantu para pemilik usaha menghadapi tantangan siber secara lebih tangguh dan siap menjadi mitra pertumbuhan bisnis pengguna," pungkas Boan.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mantap! Merchant Kini Terima Pembayaran lewat Static QRIS Midtrans