Sesar Rawan Gempa Lewat Tengah Kota, BRIN Tunjuk 3 Wilayah di Jawa

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Selasa, 12/08/2025 07:45 WIB
Foto: Ilustrasi gempa (Getty Images/iStockphoto/Petrovich9)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan keberadaan sesar aktif yang membentang di wilayah Semarang dan sekitarnya, termasuk Demak dan Kendal.

Penemuan ini terungkap dalam ekspedisi geologi darat yang dilakukan Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN pada Mei 2025. Fokus utama riset adalah mendokumentasikan struktur sesar naik yang menunjukkan adanya aktivitas seismik di masa lalu.

"Sesar di Semarang ini sudah pasti ada dan sudah pasti aktif karena ditemukan batuan ataupun endapan yang jadi indikatornya," ujar Sonny Aribowo, Periset Bidang Paleoseismologi BRIN, dikutip dari keterangan resmi BRIN, Senin (11/8/2025).


BRIN memetakan tiga zona utama menjadi:

  • Zona Timur (Demak): Ditemukan gawir sesar (fault scrap) setinggi 1 meter di atas endapan aluvial muda. Diperkirakan terbentuk akibat satu kejadian gempa. Lokasi ini dinilai ideal untuk survei geolistrik dan pemetaan LiDAR.
  • Zona Kota (Semarang): Struktur sesar serupa muncul di area Taman Makam Pahlawan, dengan gawir mencapai 4 meter. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan karena kawasan sudah banyak dimodifikasi.
  • Zona Barat (Kendal): Jadi titik paling menjanjikan, dengan gawir setinggi 0,5-3 meter dan singkapan sesar aktif. Beberapa bagian bahkan terangkat hingga 20 meter di atas sungai, menandakan aktivitas tektonik Holosen.

Gawir sesar adalah tebing curam yang terbentuk akibat sesar yang baru yang biasanya disertai pergeseran vertikal.

Lokasi patahan di Semarang memiliki panjang signifikan, yang masih diteliti lebih lanjut untuk memastikan apakah berasal dari satu segmen sesar yang sama atau terdiri dari beberapa segmen berbeda.

Jika terbukti berasal dari satu segmen sesar utuh, potensi magnitudo gempa bisa lebih besar. Bahkan, bagian terpanjangnya berada di utara Semarang dan lebih panjang dari Sesar Lembang di Jawa Barat.

"Kalau dari permukaan, sesarnya terlihat putus-putus, jadi bisa jadi berbeda segmen. Tapi nanti di ekspedisi bulan Agustus/September akan dilakukan trenching di lokasi tersebut, untuk melihat berapa periode ulang gempa yang terjadi," jelas Sonny.

Ekspedisi lanjutan pada Agustus 2025 akan mencakup pengambilan 10 sampel ilmiah, pemetaan tujuh lokasi, dan penyusunan draf publikasi ilmiah.

BRIN berharap hasil riset ini bisa menjadi dasar mitigasi bencana, perencanaan tata ruang, dan edukasi publik terhadap risiko gempa bumi di Semarang dan sekitarnya.


(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jalan Ninja Cari Cuan Dari AI