Jadwal Kiamat Maju, Alam Semesta Berakhir Lebih Cepat

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Senin, 04/08/2025 07:10 WIB
Foto: Data inframerah dari Spitzer Space Telescope dan Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) di daerah yang dikenal sebagai daerah pembentuk bintang W3 dan W5 di dalam Galaksi Bima Sakti. (NASA/JPL-Caltech/University of Wisconsin via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah penelitian mencoba memprediksi kapan akhir dari alam semesta. Terbentuk sejak 13,8 miliar tahun lalu, kemungkinan alam semesta berakhir pada 33 miliar tahun lagi.

Salah satu komponen pada alam semesta bernama energi gelap, saat zat hipotetis akan memperluas alam semesta dengan sangat cepat. Zat juga akan masa depan semesta yang berbeda.

Namun banyak yang meragukan soal ekspansi alam semesta. Terdapat skenario lain bernama Big Crunch yang tetap menyebut alam semesta akan mengembang, tetapi pada akhirnya ekspansi melambat dan kembali menyatu.


Sejumlah bukti observasi menujukkan energi gelap bisa berubah. Jika bukan sesuatu yang konstanta, situasi akan berubah di masa depan.

Dalam sebuah makalah baru yang tengah menunggu peer review mencoba mengevaluasi sifat energi gelap. Para peneliti berhasil menemukan sifat yang beragam.

Pertama sebagian adalah konstanta kosmologis. Sementara lainnya adalah energi aksioma.

Bagian menariknya adalah model konstanta kosmologisnya negatif. Jadi meskipun terjadi ekspansi secara cepat, pada akhirnya alam semesta akan berbalik arah, dikutip dari IFL Science, Jumat (1/8/2025).

Dari model yang mereka buat disimpulkan alam semesta akan berakhir 33 miliar tahun lagi. Meski dirasa cukup cepat, untuk saat ini masih ada waktu yang cukup lama hingga terjadi.

Ada beberapa cara untuk alam semesta berakhir. Bukan hanya Big Crunch, melainkan juga ada Big Rip yakni saat energi gelap lebih kuat dari dugaan lalu energi itu akan merobek ruang dan waktu itu sendiri.

Sementara skenario lainnya Big Bounce, adalah saat alam semesta mengalami siklus tanpa akhir. Yakni mengembang, runtuh, hingga mengembang lagi.

Berikutnya adalah False Vacuum Decay. Kondisi ini adalah saat efek kuantum acak yang akan berakhir tanpa peringatan apapun.


(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Regulasi Rumit - Jaminan Keamanan Jadi Kendala Bisnis Telco RI