
Intip Robot Latihan Sepak Bola Jelang Turnamen Dunia di China
Robot T1 latih tendangan di Beijing jelang World Humanoid Robot Games. China pamerkan inovasi, gabungkan teknologi tinggi dan olahraga robotik.

T1, robot humanoid buatan Booster Robotics, berlatih di lapangan sepak bola National Speed Skating Oval, Beijing, Jumat (1/8/2025), jelang World Humanoid Robot Games (WHRG) perdana. Peraih emas di ajang robotika internasional ini tengah mempersiapkan diri tampil di WHRG yang dimulai 15 Agustus. (REUTERS/Florence Lo)

Ajang ini akan mempertemukan lebih dari 20 negara dalam berbagai cabang olahraga unik—dari atletik, tari, bela diri, hingga simulasi tugas industri dan layanan medis—semuanya dilakukan oleh robot humanoid. (REUTERS/Florence Lo)

T1 dan dua rekannya berasal dari tim Hephaestus Universitas Tsinghua, yang bulan lalu mengharumkan nama China dengan merebut emas dalam kategori "Humanoid, ukuran dewasa" di RoboCup Humanoid League ke-28 di Brasil. (REUTERS/Florence Lo)

Walau sebagian orang menganggap pertandingan semacam ini sekadar tontonan futuristik, para pakar dan pelaku industri melihatnya sebagai langkah penting dalam mempercepat penerapan praktis robot di dunia nyata baik di pabrik, rumah sakit, maupun ruang publik. (REUTERS/Florence Lo)

Booster Robotics memandang sepak bola sebagai sarana ideal untuk menguji dan melatih kemampuan robot dalam persepsi visual, pengambilan keputusan, dan kontrol gerak—teknologi inti untuk aplikasi robot di lingkungan manusia. (REUTERS/Florence Lo)

Namun, tantangan tetap ada. Seperti atlet manusia, robot juga sensitif terhadap kondisi lapangan. Chen Penghui dari tim Hephaestus menjelaskan bahwa performa T1 sangat bergantung pada kondisi fisik lapangan, seperti kekerasan permukaan dan kemiringan. Untuk itu, timnya tengah menyempurnakan perangkat lunak navigasi agar robot lebih luwes dalam berbagai medan. (REUTERS/Florence Lo)

China berharap melalui kompetisi ini, ia dapat memantapkan posisinya dalam bidang robotika humanoid global, sekaligus menunjukkan potensi nyata dari kolaborasi antara teknologi tinggi dan olahraga. (REUTERS/Florence Lo)