China Balas Dendam, Amerika Sekarang Kena Batunya

Redaksi, CNBC Indonesia
Jumat, 01/08/2025 14:00 WIB
Foto: Bendera Amerikas Serikat (AS) dan China. (REUTERS/Florence Lo/Illustration/File)

Jakarta, CNBC Indonesia - China balas dendam menuduh produk Amerika Serikat (AS) berpotensi membawa petaka bagi keamanan nasional. Sebelumnya, AS berkali-kali menuduh produk buatan China berbahaya dan menyisipkan mata-mata.

Badan Regulasi Internet Nasional China (CAC) mengungkapkan kekhawatirannya atas usulan AS agar chip canggih yang dijual di luar negeri dilengkapi dengan fungsi pelacakan dan pendeteksi lokasi.


Langkah CAC menimbulkan ketidakpastian atas prospek penjualan chip canggih buatan AS di China beberapa minggu setelah larangan ekspor dicabut oleh Presiden AS Donald Trump.

Diketahui, Trump sebelumnya melarang chip H20 buatan Nvidia untuk dijual ke China pada April 2025. Padahal, H20 sengaja dirancang Nvidia untuk pasar China. Chip tersebut tak secanggih chip yang dijual ke negara-negara lain.

Namun, baru-baru ini Trump berubah pikiran dan mencabut pembatasan ekspor chip Nvidia ke China. Keputusan ini merupakan bagian dari negosiasi AS-China, agar AS bisa kembali mengakses logam tanah jarang China.

Regulator China mengatakan telah memanggil Nvidia ke sebuah rapat pada Kamis (31/7) untuk menjelaskan apakah chip AI H20 mereka memiliki risiko keamanan pintu belakang (backdoor). Pasalnya, pemerintah khawatir data dan hak privasi pengguna di China akan terpengaruh.

Risiko backdoor mengacu pada metode tersembunyi untuk melewati otentikasi atau kontrol keamanan normal.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Nvidia mengatakan, keamanan siber sangat penting bagi perusahaan mereka.

"Nvidia tidak memiliki backdoor dalam chip kami yang memungkinkan siapa pun mengakses atau mengendalikannya dari jarak jauh," kata juru bicara Nvidia, dikutip dari Reuters, Jumat (1/8/2025).

Gedung Putih dan kedua majelis Kongres AS telah mengusulkan gagasan untuk mewajibkan perusahaan chip AS menyertakan teknologi verifikasi lokasi pada chip mereka.

Tujuannya untuk mencegah pengalihan ke negara-negara yang melarang penjualannya berdasarkan undang-undang ekspor AS. RUU terpisah dan rekomendasi Gedung Putih belum menjadi aturan formal, dan belum ada persyaratan teknis yang ditetapkan.

China Tak Butuh Amerika?

Dalam perang dagang AS-China, Nvidia menjadi salah satu perusahaan yang memegang peran sentral. Berkali-kali aturan pemblokiran chip AS ke China berpengaruh pada bisnisnya.

Kini, setelah AS memberikan lampu hijau, justru China yang ragu dengan keamanan chip Nvidia. Di saat bersamaan, selama pembatasan ekspor digencarkan, pemain lokal di China makin kencang mengembangkan chip pesaing Nvidia untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.

"Chip Nvidia kini tak lagi dibutuhkan China. Chip tersebut dapat dengan mudah diajukan ke meja perundingan," ujar Tilly Zhang, analis di Gavekal Dragonomics.

"China jelas memiliki lebih banyak keberanian dan kemampuan substitusi domestik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya untuk tidak bergantung pada teknologi asing," ia menambahkan.

Bulan ini, CEO Nvidia Jensen Huang memulai kunjungan publik ke China. Ia berusaha menunjukkan komitmennya terhadap pasar China, bertemu dengan pejabat pemerintah, dan memuji kemajuan AI di negara tersebut.

Adapun pernyataan dari CAC tidak menguraikan risiko keamanan backdoor apa yang mungkin ada. CAC juga tidak mengatakan apa yang sedang dipertimbangkan pemerintah China untuk menindaklanjuti kekhawatiran tersebut.

Analis teknologi 86Research, Charlie Chai, mengatakan peringatan dari Beijing merupakan sikap simbolik melawan apa yang selama ini dituduhkan otoritas AS kepada pihaknya.

"Kami tak yakin Beijing akan mengajukan permintaan yang keras atau menetapkan regulasi untuk membuat Nvidia tak bisa jualan chip di China. China masih tetap membutuhkan chip Nvidia untuk aplikasi dan penelitian domestik," ia menjelaskan.

Produk-produk Nvidia sangat diincar oleh perusahaan China, bahkan sampai lembaga militer negara tersebut. China juga membutuhkan chip Nvidia untuk penelitian AI yang dibekingi pemerintah, serta di universitas-universitas.

Pekan lalu, Nvidia dilaporkan memesan 300.000 chip H20 ke rekanan manufakturnya, TSMC. Reuters melaporkan pemesanan tersebut menunjukkan tingginya pesanan chip Nvidia dari China.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Regulasi Rumit - Jaminan Keamanan Jadi Kendala Bisnis Telco RI