
Raksasa Teknologi Makin Kencang Bakar Uang di 2025, Nilainya Fantastis

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa teknologi tak segan mengeluarkan uang lebih banyak untuk mengembangkan teknologi AI. Namun, langkah ini diklaim tak membuat rugi, karena AI menjadi mesin uang baru bagi mereka.
Adopsi AI memang terus meningkat, mulai dari pencarian, iklan, dan komputasi. Microsoft, Alphabet hingga Amazon memastikan tak akan kekurangan kapasitas dengan mengeluarkan uang yang lebih besar untuk mengembangkan teknologi AI mereka.
Para analis mencatat hasil pengeluaran para raksasa teknologi itu berbuah manis. Pasalnya, AI menjadi mesin pertumbuhan utama, meski mereka juga mencatat monetisasi dari teknologi tersebut masih dalam tahap awal.
Pengeluaran yang lebih besar untuk AI nampaknya juga tak akan berhenti dalam waktu dekat, ungkap pendiri dan kepala analis Sonata Insight, Debra Aho Williamson.
"Seiring perusahaan seperti Alphabet dan Meta berlomba mewujudkan AI, belanja modal sangat tinggi dan tetap tinggi di masa depan," jelasnya dikutip dari Reuters, Jumat (1/8/2025).
Saat bisnis tetap kuat, maka akan meningkatkan keyakinan jika pengeluaran para perusahaan sepadan dengan apa yang akan didapatkannya nanti.
"Jika bisnis inti tetap kuat akan memberikan lebih banyak waktu untuk investor dan memberikan keyakinan bahwa miliaran yang dihabiskan infrastruktur, bakat dan biaya teknologi lain akan sepadan," jelasnya.
Microsoft, misalnya, mengeluarkan US$30 miliar (Rp 494,6 triliun) pada kuartal ini. Pengeluaran ini sepadan dengan hasil baik dari bisnis komputasi awan Azure yang membawa peningkatan laba.
Di sisi lain, Alphabet juga menaikkan proyeksi pengeluarannya tahun ini. Dari US$10 miliar (rp 165 triliun) menjadi US$85 miliar (Rp 1.402 triliun)
Namun perusahaan tak perlu khawatir karena AI membawa berkah tersendiri. Salah satunya AI Gemini yang berhasil menarik lebih dari 450 juta pengguna aktif bulanan.
Meta menaikkan proyeksi belanja modal menjadi US$66 miliar (Rp 1.088 triliun) hingga US$72 miliar (Rp 1.187 triliun).
Semua perusahaan telah menghadapi pengawasan ketat dari investor atas belanja modal mereka yang membengkak, yang diperkirakan berjumlah US$330 miliar (Rp 5.439 triliun) tahun ini sebelum pendapatan terbaru.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kejayaan Nvidia Runtuh Seketika Gara-gara Trump
