
Pesawat Alien Serang Bumi Tahun Ini, Ilmuwan Ungkap Jadwalnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Objek misterius intergalaksi diduga sebagai pesawat alien yang hendak menyerang Bumi. Bahkan, jadwalnya sudah diperkirakan pada November 2025 mendatang, menurut studi baru dari sekelompok kecil ilmuwan yang memicu kontroversi.
"Konsekuensinya, jika hipotesis ini terbukti benar, berpotensi mengerikan bagi umat manusia," tulis para peneliti dalam makalah yang kontroversial tersebut, yang diterbitkan pada 16 Juli 2025 di server pracetak arXiv, dilaporkan oleh South West News Service.
Dijuluki 3I/ATLAS, objek misterius ini ditemukan pada 1 Juli 2025. Objek itu melesat menuju Matahari dengan kecepatan lebih dari 130.000 mph, menurut laporan Live Science.
Kurang dari 24 jam kemudian, objek tersebut dipastikan sebagai objek antarbintang. Pengamatan awal menunjukkan bahwa objek tersebut kemungkinan adalah sebuah komet dengan diameter hingga 15 mil. Kira-kira lebih besar dari Manhattan.
Namun, dalam makalah terbaru, ketiga peneliti tersebut menduga bahwa objek tersebut mungkin merupakan teknologi mata-mata luar angkasa yang disamarkan, diukutip dari New York Post, Senin (28/7/2025).
Salah satu peneliti, Avi Loeb, yang juga merupakan astrofisikawan Harvard terkemuka, sebelumnya membuat gebrakan setelah menyebarkan teori bahwa objek antarbintang 2017 ʻOumuamua bisa jadi merupakan wahana pengintaian buatan yang dikirim oleh peradaban alien, berdasarkan bentuk dan percepatannya yang aneh.
Dalam studi ini, yang ia kerjakan bersama Adam Hibberd dan Adam Crowl dari Initiative for Interstellar Studies di London, Loeb berhipotesis bahwa lintasan 3I/ATLAS menunjukkan asal usul alien yang serupa. Ketiganya merasa kecepatan objek tersebut yang jauh lebih cepat daripada ʻOumuamua dan objek lainnya.
"Fakta bahwa objek tersebut memasuki tata surya kita dari sudut yang berbeda dari pendahulunya menawarkan berbagai manfaat bagi kecerdasan ekstraterestrial," tulis Loeb dalam sebuah postingan blog.
Salah satu manfaatnya adalah 3I/ATLAS akan mendekati Jupiter, Mars, dan Venus, yang dapat memungkinkan alien untuk diam-diam menanam gadget mata-mata di sana, tulis Loeb.
Ketika UFO yang disebut menyamar itu mencapai titik terdekatnya dengan Matahari (perihelion) pada akhir November, ia akan tersembunyi dari pandangan Bumi.
"Ini mungkin disengaja untuk menghindari pengamatan detail dari teleskop berbasis Bumi saat objek tersebut paling terang atau ketika gadget dikirim ke Bumi dari titik pandang tersembunyi itu," tegas Loeb.
Jika anomali ini merupakan "artefak teknologi", hal ini dapat mendukung hipotesis hutan gelap, yang berpendapat bahwa kita belum menemukan tanda-tanda entitas luar angkasa karena mereka tetap menyamar untuk melindungi diri dari predator atau mangsa.
Loeb memperingatkan bahwa hal ini dapat menunjukkan bahwa sebuah serangan mungkin terjadi dan mungkin memerlukan tindakan defensif.
Masalahnya, 3I/ATLAS melaju terlalu cepat sehingga tidak mungkin dicegat oleh wahana antariksa berbasis Bumi sebelum meninggalkan tata surya.
"Oleh karena itu, tidak praktis bagi penduduk Bumi untuk mendarat di 3I/ATLAS pada jarak terdekat dengan menaiki roket kimia, karena roket terbaik kita hanya mencapai sepertiga kecepatan tersebut," tulis Loeb.
Namun, ilmuwan lain telah membantah apa yang disebut sebagai asal usul alien dari objek tersebut, yang mereka yakini sebagai sebuah komet.
"Semua bukti menunjukkan bahwa ini adalah komet biasa yang terlontar dari tata surya lain, sama seperti miliaran komet yang tak terhitung jumlahnya telah terlontar dari tata surya kita sendiri," kata Samantha Lawler, astronom di Universitas Regina di Kanada yang mempelajari dinamika tata surya, dilaporkan Live Science.
Faktanya, Loeb pun mengakui di blognya bahwa teori wahana mata-mata aliennya agak mengada-ada. Ia mengatakan sejauh ini hasil yang paling mungkin adalah bahwa 3I/ATLAS adalah objek antarbintang yang sepenuhnya alami, kemungkinan sebuah komet.
Para peneliti juga memperingatkan publik untuk tidak terlalu mempercayai makalah ini, yang belum melalui proses peer-review.
"Makalah ini bergantung pada hipotesis yang luar biasa tetapi, seperti yang akan kami tunjukkan, dapat diuji, yang belum tentu dianut oleh para penulis, namun tentu layak untuk dianalisis dan dilaporkan," tulis mereka.
"Hipotesis ini merupakan latihan yang menarik, dan menyenangkan untuk diteliti, terlepas dari kemungkinan validitasnya," ia menambahkan.
Namun, para kritikus menyebut proyek mereka sebagai ejekan terhadap karya ilmuwan lain.
"Para astronom di seluruh dunia sangat gembira dengan kedatangan 3I/ATLAS, dan mereka berkolaborasi menggunakan teleskop canggih untuk mempelajari pengunjung ini," ujar Chris Lintott, astronom di Universitas Oxford yang membantu simulasi asal usul galaksi 3I/ATLAS, kepada Live Science.
"Anggapan bahwa itu buatan adalah omong kosong belaka, dan merupakan penghinaan terhadap upaya menarik yang sedang dilakukan untuk memahami objek ini," ia menuturkan.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cincin Saturnus Hilang Mulai Minggu Depan, Ini Alasannya
