Alasan Raksasa Teknologi PHK Massal padahal Untung Gede

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
25 July 2025 13:10
Ilustrasi PHK. (Dok. Freepik)
Foto: Ilustrasi PHK. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Microsoft jadi salah satu raksasa teknologi yang banyak memangkas karyawannya sepanjang tahun ini. CEO Satya Nadella memberikan alasan di balik kebijakan PHK, meski perusahaan mencatat keuntungan besar dan menggelontorkan belanja besar-besaran di sektor AI.

Dalam pengumumannya, Microsoft menyebut akan melakukan PHK yang berdampak ke sekitar 15 ribu karyawan dan memangkas hampir 2.000 staf tambahan yang berkinerja buruk.

Di sisi lain, Microsoft mencatatkan laba bersih mencapai US$75 miliar dalam tiga kuartal fiskal terakhir. Di bidang AI, perusahaan berinvestasi US$80 miliar.

Saham Microsoft juga mengalami kenaikan hingga 21% pada tahun ini. Business Insider mencatat saham mencapai rekor tertinggi pada awal Juli ini.

Dalam tulisannya kepada karyawan Microsoft, kondisi sekarang tengah mengalami ketidakpastian dan ketidaksesuaian. Meski mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, sayangnya juga melakukan PHK pada ribuan karyawannya.

"Kami berinvestasi lebih banyak pada belanja modal daripada sebelumnya. Jumlah karyawan kami secara keseluruhan relatif tidak berubah dan sejumlah talenta dan keahlian di industri kami dan Microsoft diakui dan dihargai pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun saat bersamaan, kami mengalami PHK," jelasnya dikutip dari Business Insider, Jumat (25/7/2025).

Kondisi ini, dia mengatakan menjadi teka-teki dalam industri. Menurutnya kemajuan dinamis, jadi terkadang tidak selaras dan selalu menuntut.

"Ini juga merupakan peluang baru untuk membentuk, memimpin dan memberikan dampak yang lebih besar dari sebelumnya," kata Nadella.

Kesuksesan yang bisa dicapai dapat diukur dengan kemampuan menjalani proses melupakan dan belajar yang dilalui sekarang, dia melanjutkan. Proses tersebut juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus mengalami perubahan, namun tetap mempertahankan dan meningkatkan skala bisnis yang ada serta menciptakan kategori dan fungsi produksi baru.

"Hal ini pada dasarnya sulit dan hanya sedikit perusahaan mampu melakukan keduanya," ucapnya.

"Namun saya yakin kita bisa dan sekali lagi menemukan tekad, keberanian, dan kejelasan melaksanakan misi kita pada paradigma baru," pungkas Nadella.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Modus Terbaru Perusahaan PHK Massal Tanpa Pesangon

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular